Tidak Pantas Diperjuangkan

25 4 1
                                    

Koridor kelas IX benar-benar sudah ramai saat Nara melangkahkan kaki jenjangnya di lantai marmer berwarna putih itu. Teman sekelasnya menatap Nara berbinar seakan melihat idola kesayangan berjalan menghampiri. Beberapa langsung mengerubungi Nara yang sedang membuka pintu berwarna hijau dengan kunci silver di genggamannya.


Pintu telah terbuka dan semua sudah masuk, meletakkan barang bawaan di bangku masing-masing. Nara baru saja akan mengambil kembali kunci yang masih tergantung di gembok kelas sebelum tangan Chanyeol sudah mengambilnya dahulu.

“I told you before. Now let me keep this” tak ada bantahan dari Nara, hanya berjalan gontai menuju singgahsana nya di belakang, meletakkan tas coklat yang cukup berat itu.

Jam pertama hari ini adalah PPKN, gadis itu hanya memperhatikan dengan malas guru PPKN yang merangkap menjadi wali kelasnya menjelaskan di depan sana. Minho yang duduk di depan melirik ke arah Nara.

“Punya masalah? Mau cerita?”
Nara menggeleng, mencari handphone serta earphone di laci lalu mengaitkannya di telinga kiri. Dirinya terlihat menikmati musik yang terdengar di telinga namun netranya menatap dalam kearah Minseok di sudut kiri depan. Minho mengikuti arah pandangnya tak lama kemudian pemuda itu mengerti apa yang terjadi pada sahabat kecilnya itu.

★★★

Mapel PPKN baru saja berakhir setelah bunda Yuli meninggalkan kelas. Sekarang jam isirahat dan tak banyak dari mereka yang memilih untuk tinggal di dalam kelas daripada pergi menuju kantin. Termasuk Urfa dan kawan-kawan yang sedang bergosip ria.

“Aneh tuh anak, kemarin senyum-senyum terus hari ini kayak nggak ada semangat hidup” celetuk Indah, menatap Nara yang menelungkupkan wajah di lipatan lengan dengan earphone yang masih setia berada di telinga.

“Mungkin galau ditinggal Minseok pacaran”

“Serius lo?” Gita mengangguk, Disty dan Indah memajukan kursinya agar lebih dekat dengan Gita serta Urfa.

“Gue lihat dia lagi ngobrol sama Minseok di koridor mading kemarin. Setelah Salwa datang Nara pergi”

“Nara nangis nggak?” tanya Disty

“Hooh, bentaran doang soalnya Chanyeol datang”

“Gue nggak suka sama Nara, tapi kadang gue kasihan”

“Deket sama Erick ditinggal jadian sama Urfa, sekarang deket sama Minseok ditinggal jadian sama Salwa” kata Indah lalu menatap Urfa di sebelahnya

“Dan nggak lama putus dia wkwk” tawa Gita

“Lihat Minseok nggak?” tanya Minho tiba-tiba menghampiri 4 siswi itu.

“Ke kantin kayaknya” jawab Disty sekenanya, tanpa ucapan terima kasih Minho berjalan menuju kantin.

“Gue yakin Minho pasti mau ngebahas Nara ke Minseok”

Kita beralih ke Minho, pemuda itu menyusuri kantin dengan matanya mencari Minseok di antara puluhan murid yang sedang makan. Kakinya melangkah ke meja dimana Minseok, Jongdae, serta Salwa yang duduk di dekat basecamp pramuka.

Sebelum duduk, matanya menatap Jongin dan Lay yang duduk mengapit Chanyeol di tengah mereka. Minho bergidik ngeri melihat Chanyeol hari ini, seakan aura hitam menyelimutinya.

“Baru jadian lo?” Minseok tersenyum simpul menatap Salwa yang sedang salting.

“Langsung ke cafe sebelah” Minho mengangguk sekilas dan menegakkan duduknya.

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang