Cerita Yang Disembunyikan

8 3 0
                                    

Suara ketukan sepatu di lantai yang terdengar mendekat mengalihkan eksistensi Vano dari handphone di genggamannya. Memiringkan sedikit kepalanya memberi kode untuk duduk.


Orang itu duduk di hadapan Vano, memberikan senyum tipis sembari menyenderkan punggung ke sandaran kursi cafe. Tak berniat memanggil pelayan untuk memesan makanan maupun minuman.

"Gimana? Dapat infonya?" Marvel tersenyum miring dan memiringkan sedikit kepalanya seperti Vano tadi, ciri khas keduanya saat sedang berbicara.

"Seperti dugaan kita. Lo harus segera urusin cewek pembuat onar itu" Vano membuang napas kasar mengalihkan pandangannya ke jendela.

"Dia dan squad nya?"

"Nggak cuma mereka, tapi juga semua orang yang suka sama lo"

"Dan lo tahu? Nara pernah di bully dan di kunci di kamar mandi perempuan. Untungnya Joyi kesana karena kamar mandi lantai 2 penuh sama anak olahraga"

"Bantu gue"

★★★

"Are you okay?" Nara mengangguk pelan. Kevin mengelus kepalanya dan menatap Nara dengan mata teduhnya. Tatapan itu membuat Nara teringat akan Reza, baik Kevin maupun Reza mereka memiliki beberapa persamaan. Ah sudahlah.

"Seharusnya lo bilang aja ke Vano kalo di jahatin. Atau biarin Joyi yang bilang supaya mereka dapat pelajaran. Nggak terima banget gue lo jadi luka-luka gini" Kevin menatap lengan, leher, dan paha Nara yang membiru.

"Maaf gue terlambat, maaf banget Ra" Nara mengelus tangan Kevin yang menggenggam tangannya. Tersenyum dan menatap Kevin seakan mengajak cowok itu berbicara lewat tatapan mata.

"Tetap aja gue nggak becus jagain lo. I'll tell your grandpa" Nara menahan lengan Kevin sebelum cowok itu menghilang.

"And I'll hate you for the rest of my life if you really do it" Ucap Nara datar. Kevin mengendalikan pikirannya, maju salah mundur salah. Setelah lama berdiri ia kembali duduk di kursinya tadi.

"Kalo gitu biarin gue handle cewek-cewek nggak tau aturan itu"

"Don't do it, gue malas berurusan sama mereka" Kevin kehabisan kata-kata, Nara benar-benar kepala batu kalau A tetap A.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita dengan jas putih dan seorang suster di sampingnya. Kevin beranjak dari duduknya dan memilih untuk berdiri di sudut ruangan.

"Bagaimana keadaannya, sudah lebih membaik?" Tanya dokter itu ramah. Nara mengangguk mengiyakan. Dokter yang Nara ketahui bernama Rena itu memperhatikan area memar di tubuh Nara.

"Suster nanti tolong kompres dengan air dingin ya" Suster itu mengangguk.

"Istirahat yang cukup, tubuh mu itu kelelahan, jadwal makan yang tidak teratur, kandungan gizi yang tidak di perhatikan dan jarang olahraga membuat imun tubuh mu perlahan melemah. Apalagi saat ini kamu sedang masa haid kan? Perhatikan apa yang masuk ke tubuhmu, perbanyak minum air putih dan kurangi begadang. Dan juga jangan terlalu stress ya, kalau begitu saya permisi dulu"

Setelah nasihat panjang dari dokter, Kevin kembali mendekati brangkar Nara.

"Dengarin kata dokter tadi jangan masuk telinga kanan keluar telinga kiri"

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang