Ini adalah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Seoul, Korea Selatan. Tempat kelahiran mereka. Tempat dimana mereka memulai debut dan menciptakan banyak sejarah 20 tahun yang lalu.
Ya, 20 tahun yang lalu. Cukup lama bukan? EXO. Aku mengenal mereka ketika waktu itu aku berada di sebuah warnet yang kebetulan memutar lagu MAMA. Mencari tahu mereka hanya melalui internet, selalu mengikuti setiap informasi tentang mereka, hingga aku sadar bahwa mereka telah masuk terlalu jauh ke dalam hidupku. Mereka menjadi salah satu pengaruh terbesar untukku, hingga aku bisa menjadi seperti sekarang.
Hari ini adalah tepat 20 tahun sejak EXO melakukan debutnya. Aku masih ingat wajah-wajah lugu mereka. Rambut keriting Chanyeol, senyum malu-malu Kai, eyeliner tebal Baekhyun, pipi bakpao Xiumin, aura dingin Kris, tongkat wushu Tao, serta kepolosan Lay, Suho, dan Chen.
Jangan lupakan EXO showtime serta masa kejayaan mereka di era Growl. Sungguh, melihat mereka semua di EXO showtime membuat keputusanku semakin kuat bahwa aku akan menjadi EXO-L dan menemani perjalanan karir mereka.
Aku juga masih ingat ketika Kris mulai meninggalkan EXO, sehingga tak lama kemudian Luhan dan Tao juga memutuskan untuk hengkang. Apakah aku kecewa? Tentu. Itu adalah sesuatu yang paling menyakitkan. Belum lagi skandal Baekhyun, dan..... lupakan. Itu semua hanyalah masa lalu.
Aku berjalan menuju vanue fanmeeting. Fanmeeting pertama yang digelar sejak 7 tahun yang lalu. Aku tidak sendiri, ada banyak EXO-L disekitarku. Kami berada di usia yang sama. Usia yang seharusnya tidak lagi digunakan untuk menikmati masa-masa menjadi fans. Ya, karena kami dan juga EXO-L seusia kami banyak yang sudah berkeluarga saat ini.
Tapi apa kalian tahu? Hari ini sangat spesial! Aku tidak sabar untuk bertemu dengan para pria idamanku setelah bertahun-tahun lamanya tidak mendengar nama mereka lagi.
Kami semua mengantri dan masuk ke dalam vanue satu persatu. Belum ada siapa-siapa di atas panggung. Hanya ada kami, EXO-L yang jumlahnya tidak bisa dihitung dengan jari. Melihat mereka berdiri disini bersamaku sungguh membuatku bangga. Meski EXO tidak lagi aktif di industri musik, masih banyak EXO-L yang menyayangi mereka. Fandomku memang terbaik.
Setelah menunggu cukup lama, MC menyuruh kami untuk diam karena para member akan masuk ke dalam venue. Aku deg-deg-an sungguh. Rasanya seperti mimpi, apa mereka benar-benar EXO?
Lampu vanue dimatikan. Hanya ada lampu-lampu yang menyoroti satu persatu pria yang masuk ke dalam venue. Semua orang disini berteriak, begitu juga denganku. Aku bahkan meneteskan airmata. Ini mengingatkanku pada masa lalu. Aku sangat merindukan mereka.“Hana dul set, WE ARE ONE annyeong haseyo EXO imnida”
Tubuhku gemetar dan entah kenapa aku terus meneteskan airmata. Lihatlah mereka semua tumbuh dengan baik. Beberapa dari mereka memakai kacamata. Mereka tersenyum manis dan terus mengucapkan terimakasih kepada kami karena telah datang hari ini.
Mereka memperkenalkan diri satu persatu, dan saat itulah air mataku tak dapat dibendung lagi. Suho mengatakan bahwa mereka tidak bisa lagi menari dengan baik sehingga mereka memutuskan untuk menyanyikan lagu-lagu sambil duduk.
Ketika musik memainkan intro lagi promise, semua EXO-L mulai berteriak, namun suasana kembali menjadi tenang ketika Baekhyun dan Chen memulai nyanyian mereka. Luar biasa, suara mereka masih sama. Aku melihat sekeliling, ternyata tidak hanya aku yang menangis. Kami semua larut dalam nyanyian mereka bersama dengan memori kebersamaan kami beberapa tahun yang lalu.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mereka bercerita tentang kehidupan mereka. Ah ya aku lupa mengatakan ini, mereka semua sudah menikah dan bahagia dengan pilihan mereka masing-masing.
Suho: “Kami sangat berterima kasih karena kalian masih berada disini. Meskipun kami tidak bisa menari dan memberikan fanservice seperti dulu, tidak ada yang bisa mengurangi rasa cinta kami kepada kalian semua. Ahhh AERI kami memang sangat hebat. Apakah kalian hidup dengan baik? Makan dengan baik? Tidur dengan baik?”
Baekhyun: “Aku ingat sekali ketika kontrak EXO dan SM berakhir beberapa tahun lalu. Rasanya hidupuku juga akan berakhir, tapi hari ini kurasa aku sudah kembali hidup dan bahagia. Aku bersyukur kalian masih berada disini, menemani masa muda hingga masa tua kami. Lihatlah lightstick cantik itu. ternyata kalian masih menyimpannya? Aku benar-benar terharu”
Chanyeol: “Waaaahhhh..... Ini seperti mimpi”
Dia berhenti berbicara, memandang kami dari ujung ke ujung sembari melambaikan tangannya. Aku melihat setetes air menetes lewat ujung matanya. Dia menangis.
“Uljima! Uljima!” kami semua berteriak, memintanya untuk berhenti menangis. Chanyeol mulai mengetes micnya dan kembali berbicara. Ah, suara bassnya masih seindah dulu.
Chanyeol: “Aku iri pada suami kalian. Mereka pasti sangat bangga memiliki pasangan hidup yang setia seperti kalian. Aku juga iri pada anak-anak kalian. Mereka bisa mendapatkan kasih sayang setiap hari dari ibu sehebat kalian. Aku hidup dengan baik, dan aku senang karena kalian juga begitu. Aku sempat merasa kehilangan jati diriku, tanpa musik, tanpa EXO, tanpa EXO-L, rasanya hampa. Tapi hari ini aku kembali mendapatkan semangat yang luar biasa. Aku bahagia. Aku ingin melakukan fanmeeting setiap hari!”
Chanyeol tertawa, tapi aku tahu sebenarnya ia hanya mencoba menahan tangisannya. Satu persatu dari mereka memberikan ment, kami tertawa bersama, dan menangis bahagia bersama. Hingga tiba saatnya penutupan.
Suho: “Kalian tidak perlu lagi membeli album kami, gunakanlah uang kalian untuk berlibur dan bersenang-senang. Kalian tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk melakukan streaming dan memberikan vote, gunakanlah waktu itu untuk beristirahat setelah lelah bekerja . kalian tidak perlu lagi menyaksikan konser kami, saksikanlah persembahan dari anak-anak kalian di acara sekolah mereka.”
“Waktu berjalan begitu cepat. Kami bukan lagi EXO yang bisa menari dengan baik untuk kalian, kami bukan lagi EXO yang bisa memberikan fanservice dan melakukan siaran vlive di setiap waktu luang kami. Kamu bukan EXO yang menggenggam piala daesang di acara penghargaan setiap tahunnya. Kami bukan lagi EXO yang selalu berusaha membuat kalian tertawa di variety show. Tapi kami tetaplah EXO yang selalu menyayangi EXO-L lebih dari siapapun. Kami masih menjadi EXO yang siap menyediakan bahu ketika kalia bersedih. Tidak ada lagi EXO, namun sejarah yang kita tulis bersama masih tersusun rapi di dalam ingatan kita semua. WE ARE ONE, EXO SARANGHAJA!”
Ya, beginilah akhirnya. Perjalanan rumit yang kami hadapi bersama EXO berakhir bahagia. Aku percaya bahwa ini bukanlah mimpi. Ini nyata. Pada akhirnya kami semua memiliki tujuan hidup masing-masing.
Aku menatap punggung mereka yang satu persatu mulai menghilang ketika meninggalkan venue. Aku sadar betapa lelahnya mereka selama ini. Aku sadar mereka tidak bisa hidup dengan bebas. Tapi aku lega melihat senyum bahagia mereka saat ini. Senyum yang akan kusimpan di dalam ingatanku, selamanya
★Rainsnowflakes
KAMU SEDANG MEMBACA
What If
Jugendliteratur7 Feb 2019 Jangan berharap pada manusia, menyakitkan. Berharaplah pada Tuhan. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk dirimu - Nara Verskey #3 in schoollife #45 in teenfiction #67 in reallife