Rubik

27 5 1
                                    

Ceramah bu Doni di depan kelas seakan menjadi melodi pengantar tidur bagi Nara. Yeah, gadis itu begadang lagi demi menuntaskan drama W yang selalu dirinya lupakan.


Ferrel menendang-nendang kaki Nara dari samping, awalnya pelan tapi lama kelamaan semakin brutal. Nara bisa saja mengabaikannya tapi saat Minho yang mengelus kepalanya dan memanggil namanya dengan nada lembut cewek itu langsung bangun, membuat Ferrel mencibir.

"Jangan tidur dulu, besok kita ulangan se enggaknya dengerin aja ceramah di depan supaya pas ulagan besok nggak bego banget" Nara mengangguk lemah kemudian menyenderkan kepalanya ke tembok di samping.

Tiba-tiba ada panggilan masuk ke handphone bu Doni yang mengharuskan beliau keluar kelas untuk menerimanya, telpon penting sepertinya. Nara dengan gontai berjalan menuju bangku di samping Lina, mendudukkan dirinya disana lalu menelungkupkan kepalanya kembali.

"Kenapa lo?" tanya Chanyeol, yang ditanya hanya menggeleng

"Lina sakit deh kayaknya" Nara langsung mengecheck suhu badannya dan benar, suhunya tinggi.

Mereka membujuk Lina agar mau dibawa ke UKS agar beristirahat tapi dirinya tetap tidak mau, bau obat-obatan katanya.

"Ya iyalah bau obat, ya kali UKS bau ikan" oceh Nara.

"Kau kenapa duduk disitu?" tanya bu Doni saat baru saja melangkahkan kakinya di pintu kelas saat menatap Nara yang sudah duduk di depan barisan nomor 2.

"Lina sakit bu, saya nemenin dia doang soalnya disuruh ke UKS nggak mau" dering telpon berbunyi lagi, guru mapel IPS itu pun keluar lagi dari kelas.

"Pusing nggak? Atau mual gitu? Pake minyak kayu putih mau?" tanya Nara, Lina pun mengangguk. Nara mengoleskan minyak kayu putih ke leher putih Lina sembari mengurutnya perlahan, berharap temannya itu segera sembuh.

Selagi terjadi jasa tukang urut dadakan bu Doni asik keluar masuk kelas karena deringan telpon yang tiada henti masuk hingga akhirnya beliau tak kembali ke dalam kelas.

Lina tertidur sejak di urut Nara tadi, sudah mendingan sepertinya.

"Nyenyak banget, lo ada bakat jadi tukang urut deh kayaknya" ucap Joshua

"Kalo nggak jadi guru jadi tukang urut aja Ra, banyak pelanggan pasti gue jamin deh" tambah Chanyeol lalu keduanya tertawa. Nara mendelik kesal.

"Yeu anjir, cita-cita gue udah tinggi dan mulia jadi guru malah disuruh jadi tukang urut. Lo berdua aja sana"

"Jadi tukang urut mulia juga, bantu nyembuhin orang"

"Nggak mau ish"

"Terus maunya apa? Jadi ibu dari anak-anak gue nanti"? Joshua tertawa keras hingga Lina sedikit terusik namun kembali tertidur pulas. Nara memukul kepala Chanyeol kencang dengan buku catatan Lina yang sudah ia gulung.

"Masih SMP Yeol!"

"Berarti kalo udah SMA mau dong?" Selagi Nara memukul Chanyeol semakin brutal, Joshua tertawa hingga terpingkal. Nara dan yang lain bingung, padahal perkataan Chanyeol tadi tidak lucu sama sekali. Sepertinya ada yang salah dengan saraf Joshua.

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang