Setelah berpamitan dengan bunda, Nara langsung berlari keluar rumah. Tidak peduli dengan tatapan tetangga dan orang-orang yang hendak bermain futsal, ya rumahnya berada dekat dengan sebuah lapangan futsal indoor.
Dengan nafas yang terengah-engah dan hampir saja oleng jika Eunwoo tidak menahan tubuhnya.
"Giselle gimana?" Seorang gadis menghampiri dan memberikan segelas air untuk Nara minum.
"Giselle gimana?" Tanya Nara lagi.
"Minum dulu" Nara menurut dan langsung menghabiskan air itu.
"Giselle gimana?"
"Ditahan sama Chugs" Jawab perempuan yang tadi memberikan air minum kepada Nara.
"Gimana bisa sedangkan kita bener-bener ngejagain dia?"
"Chugs nyulik dia pas pulang sekolah. Dia minta beliin ice cream tadi, jadi gue suruh tunggu di dekat pos satpam. Pas gue balik nggak ada dan anak Chugs ngirim pesan tadi katanya Giselle ditahan sama mereka"
Nara menghela napasnya.
"Terus? Nggak ada yang mau gerak?" Eunwoo mengelus bahu Nara, ia tahu betapa Nara mengkhawatirkan gadis kecil itu sekarang.
"Mereka ngajak taruhan, kalo kita menang Giselle balik. Kalo nggak, kita harus ngelakuin apapun yang mereka mau"
"Kita turun sekarang"
"It's a race Nara" Kata Eunwoo.
"So?"
"Lo tahu sendiri mereka licik. Dan trauma lo nggak bisa diabaikan"
"Iya Ra, mending kita pikirin matang-matang. Kita semua nggak mau kejadian yang dulu terulang lagi" Nara menatap 5 perempuan dan 9 laki-laki di hadapannya kemudian mendudukkan dirinya di sofa yang ada.
"Gue nggak mau Giselle kenapa-napa" Nara menundukkan badannya sambil memegang kepala dengan kedua tangan.
"Kita juga nggak mau"
Baru saja Eunwoo akan membuka suara menyusun strategi, ada panggilan masuk ke handphone Nara dari nomor tak di kenal.
"Halo"
"Halo Nara, apa kabar? Harus baik lah ya, kalo nggak baik gimana Giselle bisa bebas hahaha" Rahang Nara mengeras, matanya semakin menajam.
"Apa mau lo?" Eunwoo segera merebut ponsel Nara dan me loudspeaker nya.
"Sesuai yang udah temen gue bilang ke kalian. Giselle bebas kalo kalian menang. Tapi kalo kalah, siap-siap menjatuhkan harga diri"
"Kok diam? Takut ya? Hahaha, kita tunggu di tempat biasa, jam 9 ya Ra jangan lupa. Oh iya, gue mau lo langsung yang turun, udah lama banget nggak adu cepat sama lo. See you Nara"
Tut.
Nara segera mengambil jaketnya dan hendak melangkah keluar. Sebelum Eunwoo mencekal tangannya.
"Gue nggak mau lo kenapa-napa"
"Dan lo biarin Giselle yang kenapa-napa bang?"
"Nggak dengan balapan"
"Itu yang mereka mau. Harga diri Amaegedon udah jatuh karena mereka dan gue nggak mau semakin jatuh. Gue nggak mau nunduk di hadapan mereka. Kodratnya Amaegedon itu jalan dengan tegap dan angkuh di depan mereka"
Sebuah wearpack terlempar ke arah Nara. Riko pelakunya.
"Pakai itu"
"Terlalu berat, jaket yang lo pake sekarang udah cukup buat gue" Nara meletakkan wearpack itu di atas sofa dan melepaskan jaket kulit warna hitam yang dikenakan Riko.
KAMU SEDANG MEMBACA
What If
Teen Fiction7 Feb 2019 Jangan berharap pada manusia, menyakitkan. Berharaplah pada Tuhan. Karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk dirimu - Nara Verskey #3 in schoollife #45 in teenfiction #67 in reallife