One

332 25 4
                                    

Vandella ingin mengurung niatnya untuk kembali ke ruangan tersebut, dia takut dengan tatapan Evano yang terlihat sangat pelik, tatapan kaget seperti melihat sosok hantu. Vandella membasuh mukanya dengan acak kemudian mengelapnya dengan sapu tangan yang berada di kantongnya.

Dia menghela nafas dan mengepal tangannya sebagai bentuk ekspresi percaya dirinya,

"Ayo Dell, lo harus semangat! ngapain lo takut sedangkan lo nggak kenal dia."

Kemudian mengambil langkah untuk kembali ke ruangan Ospec.

Sesampainya di ruangan tersebut Vandella langsung di suruh bergabung dengan kelompok kecil yang sudah dibagi kembali. Ternyata Vandella dan Evano berada di kelompok yang sama, dia sedikit mencuri pandang untuk memastikan bahwa Evano tidak lagi menatapnya namun tidak seperti ekspetasinya justru tatapan Evano tambah lengket. Vandella berusaha menjaga ekspresinya dan membuang muka.

"Teman-teman tadi kita udah bagi menjadi tiga kelompok kecil lagi, dan di kelompok ini saya sebagai pembimbing kalian. Setiap kelompok mendapatkan tugas masing-masing," Anna sedikit mengambil nafas dan menyambung kalimatnya kembali.

"Tugas mulu kak game napa kak," ucap Kenan yang duduk disebelah Evano.

"Saya belum selesai ngomong udah kamu potong." Anna terlihat sedikit kesal.

"Kak jangan gitu dong, lagi PMS ya?" semuanya tertawa dan Anna terlihat tambah emosi setelah Evano berkata seperti itu.

"Evano untung aja lo ganteng kalau nggak, habis kita sama nohh!" celetuk Hany.

Hanya dengan lawakan kecil sudah membuat mereka semua saling mengenal.

"Cukup! Kalau udah jadi mahasiswa itu jangan anggap diri kalian kayak anak SMA lagi. Kalian semua udah dewasa." Timpal Anna. Ternyata hal-hal seperti itu tidak mempan baginya.

Mereka semua diajak berkeliling-keliling Fakultas sebagai ajakan mengenal lingkungan. Evano dengan sengaja mengambil barisan dibelakang Vandella dan diam-diam menyelipkan kertas ke dalam tote bag Vandella.

Selama perjalanan perkenalan kampus Vandella selalu risih dengan Evano yang terlihat ingin menempel dengannya terus.

Selesai dari kegiatan tersebut semua mahasiswa diperbolehkan untuk istirahat. Vandella kesal, karena Evano memang selalu mengikuti dirinya kemanapun dia pergi.

"Lo bisa nggak sih nggak ngikutin gue mulu." bentak Vandella sembari menahan emosinya.

Evano tersenyum,

"Ngapain lo senyum? mulai sekarang jangan ikutin gue lagi,"

"Jangan salahin gue dong, salahin kaki gue yang dari tadi ngikutin lo."

Vandella langsung pergi meninggalkan Evano yang masih terdiam kaku di koridor kampus.
Sebenarnya Evano ingin sekali memeluk Vandella namun sayangnya dia bukan Vandezza hanya saja mereka memiliki wajah yang persis.

"Vandezza." ucap Evano.

Vandella terkesiap dan menghentikan langkahnya. Darimana Evano mengenal nama Vandezza? Siapakah Evano itu sebenarnya?

Vandezza adik kembar Vandella yang sudah meninggalkan dunia ini setahun yang lalu dan kini Evano - laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya  mengungkit kembali nama Vandezza.

Evano mendekat, menggapai tangan Vandella yang masih memunggunginya.

"Aku tau kamu masih hidup dan aku yakin kamu adalah Vandezza. Kamu tau semua orang menganggap kamu sudah meninggal. Tapi sekarang aku menemukan kamu lagi,"

Suara isak tangis kecil itu mengalun ketelinga Vandella, sepertinya Evano adalah masa lalu Vandezza. Genggaman tangan itu terasa semakin kencang, Vandella berusaha melepaskan genggaman itu.

"Gue yakin mata lo dibutakan oleh hal yang bodoh tapi gue bukan Vandezza dan jangan pernah menyentuh gue tanpa izin!" bentak Vandella dan langsung meninggalkan Evano yang masih terdiam lemas mendengar ucapan Vandella.

***

Krek..Vandella diam-diam masuk kekamar Vandezza, mengintip kecil agar tidak ketahuan oleh Mamanya. Dia sedikit mengacak kamar Vandezza dan ketika membuka laci dia menemukan foto Vandezza bersama Evano memakai seragama SMA. Foto itu mendeskripsikan sepasang remaja yang tengah dimabuk asmara.

Dia adalah cinta pertamaku, Evano. Selalu digemari perempuan lain. Sayangnya dia hanya menggemariku

Kutipan manis itu terdapat dibalik foto itu.

Vandella tersadar mengapa Evano selalu memperhatikannya, ternyata Evano adalah pacar adiknya.

Vandezza dan Vandella memiliki wajah yang sangat mirip, yang membedakan mereka hanyalah sifatnya. Vandezza adalah gadis yang periang, angkuh, suka pamer-pamer harta dan tubuh. Namun lain halnya dengan Vandella dia adalah gadis yang biasa-biasa saja walahpun nakal tetapi tidak senakal-nakal adiknya dia masih bisa menjaga diri dan tidak suka pamer-pamer body.

Pasalnya semenjak kepergian Vandezza, gadis itu kini sedikit pemurung dari biasanya. Vandella  dituding oleh Mamanya atas kematian Vandezza - adik kembarnya. Mamanya sedikit gila dan akhir-akhir ini keluarga mereka benar-benar berantakan. Papa Vandella bercerai dengan Mamanya setelah tujuh bulan kepergian Vandezza.

Vandella dengan gercap meninggalkan kamar adiknya dan membawa foto itu tanpa sepengetahuan Mamanya.

______

Terimakasih udah mampir. Jangan pelit vote dan komen ya, nggak ditagih kok.

Vandella [ Completed ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang