Lima.
_________
Jam perkuliahan dengan jam pelajaran SMA tentu sangat berbeda. Untuk di perkuliahan jam belajar menjadi keunggulannya. Dalam satu hari bisa saja mereka belajar hanya dua mata kuliah dan durasi belajar tergantung dosen yang mengajar.
Senin, dan hari ini merupakan hari dimana seluruh Fakultas di Universitas Nusantara memulai aktivitas baru di kampus. Evano dan Vandella berada di kelas B, jadi selama satu semester mereka akan selalu bertemu.
10. a.m, jam pertama mereka merasakan jadi mahasiswa. Suasana baru, bertemu teman baru walaupun sudah pernah melihatnya ketika Ospec dan akan menghadapi berbagai rintangan nantinya dengan dosen.
Pengantar Hukum Indonesia, mata kuliah pertama yang diajar oleh Pak Aji. Dengan gagahnya Pak Aji memasuki kelas hanya dengan membawa spidol ditangan kanannya dan selembar kertas yang digulung di tangan kirinya.
Pak Aji mengawali pembicaraannya. "Pagi semua. Saya tidak perlu menanyakan kabar kalian lagi, karena pacar kalian pasti sudah nanya duluan dari saya."
"Pagi Pak,"
Semua orang tampak tertawa dan ada yang hanya tersenyum miring karena kalau dilihat dari wajahnya mereka terlihat jomblo. Pak Aji kemudian mulai mengabsen mahasiswa satu persatu.
"Kalian tau kan mata kuliah yang saya ajar ini?" Pak Aji memastikan bahwa muridnya tidak amnesia.
"Pengantar Hukum Indonesia." teriak mereka bersamaan.
Pak Aji tersenyum. "Kalian kalau belajar dengan saya tidak perlu senam jantung cukup persiapkan jantung kalian nantinya yang bakalan kehabisan oksigen."
"Pak jangan ngegombal dong pak, nanti saya benar-benar kehabisan oksigen loh Pak," balas Vira.
"Aku kelebihan oksigen nih Vir, mau nggak?" celetuk Azam.
Kelas kembali diguncang tawa, ternyata Pak Aji tidak se-killer yang dikatakan Senior mereka.
"Kamu yang dipojok, alasan kamu masuk jurusan hukum apa?" tunjuk Pak Aji ke Evano.
"Bantu saudara kalau nantinya ketilang polisi Pak."
"Boleh lah ya.. kamu yang disebelahnya alasan masuk jurusan ini apa?"
Kenan yang tadinya asik merayu Bunga langsung menoleh kearah Pak Aji, "Biar bisa ketemu Bapak."
"Kamu dapet A dari saya."
Kenan langsung sujud syukur, Evano tak mau kalah dia angkat bicara. "Saya dapet apa dong Pak?" tagih Evano.
"Kamu dapat surat tilang sari saya."
Pak Aji berhasio mengundang tawa di kelas, Evano hanya terdiam. Sekilas ia menyisir pandangannya dan tidak sengaja melihat Vandella yang juga ikut tertawa. Tawa Vandella mengingatkannya kepada Vandezza, benar-benar mirip.
Pak Aji kemudian melanjutkan pembelajarannya selama 25 menit kemudian mengakhiri kelas tersebut. Kelas terakhir di hari senin ini akan dimulai nantinya jam 1 siang. Kebanyakan mahasiswa menunggu dikampus sekalian cari WiFi-an gratis. Vandella lebih memilih untuk menunggu dikampus bersama Shania, mereka pergi ke kantin untuk makan siang.
Mereka salah masuk kantin. Tebak saja, kantin yang mereka masuki dipenuhi oleh laki-laki walaupun ada sedikit perempuan, tetapi bukan perempuan yang biasa-biasa mereka adalah perempuan yang memiliki geng dan suka centil ke laki-laki. Di gerombolan sana ada sekumpulan cewek yang lagi rayu-rayuan dengan cowok-cowok disana begitu pula di gerombolan lainnya.
Vandella juga melihat Evano, Kenan, Azam dan Hanan tengah di kelilingi kakak-kakak tingkat. Mereka tampak sedang merayu Evano.
"Shan balik yuk, gak sanggup gue kalau disini mana kursi penuh semua lagi." pinta Vandella menarik-narik lengan baju Shania.
"Lo aja yang gak pede, gue malas balik lagi. Perut gue udah laper banget." Shania meninggalkan Vandella yang masih mematung dan duluan berjalan kearah tempat memesan makanan.
Vandella kemudian mengekori Shania dan terpaksa ikut memesan makanan. Selesai memesan makanan mereka mencari tempat duduk.
"Neng, sini duduk masih kosong 2 kursi," ajak Kenan.
Tidak ada pilihan yang tersisa, mereka harus pergi kesana. Hanya satu hal yang membuat mereka malas kesana, banyak perempuan ganjen.
"Kita satu kelas kan?" tanya Hanan.
Vandella dan Shania hanya mengangguk. Evano yang tadinya sedang asik merokok langsung mematikan rokoknya. Vandella dan Shania mengambil tempat duduk.
"Dek jangan duduk disini dong, sempit," ucap Reni kepada Vandella kemudian melebarkan kakinya.
"Masih muat satu orang lagi kok, pantat kakak mungkin yang kegedean." Vandella tidak mau kalah, perutnya sangat keroncongan.
"Mulutnya dijaga dong dek, kamu nggak tau siapa saya?"
"Manusia kan?"
Evano bertepuk tangan, "Hahaha.. enak juga lihat cewek perang mulut gini,"
Mata Vandella langsung tertuju kepada Evano yang terlihat sangat menyukai situasi seperti ini.
"Cewek kayak dia aja gue bantai, apalagi cowok kayak lo badan-badan lo udah patah sama gue."
Ternyata adu verbal tidak mempan bagi mereka, ternyata adu fisik lebih memiliki daya tarik tersendiri bagi perempuan. Mendengar ucapan Vandella, tangan Reni langsung menjambak rambut Vandella begitu juga dengan Vandella yang langsung mengembangkan jari-jemarinya dan menarik rambut Reni. Seisi kantin langsung mengalihkan pandangannya dan memilih jagoan mereka masing-masing.
Evano langsung menghentikan pertengkaran mereka dan menarik lengan Vandella menjauhi kerumunan yang ramai.
Setelah menjauhi tempat itu, Vandella menghentikan langkahnya. "Apaan sih lo ikut campur urusan gue."
"Gue yakin lo bakalan kalah makanya gue narik lo kesini."
Vandella mendengus kesal, nafasnya menderu-deru dan masih tidak menerima kejadian yang barusan terjadi. Evano mengambil sesuatu di dalam tasnya dan mengeluarkan makanan yang masih terbungkus kresek hitam.
Evano menyodorkan bungkusan tersebut, "Ini roti sama susu buat lo aja, gue takut lo pingsan karena kalah berentem tadi."
Tanpa berfikir panjang Vandella langsung mengambil roti dan susu karena efek lapar dan memakannya dengan lahap. Suasana menjadi hening dan hanya terdengar suara kunyahan roti dan seruputan susu dari Vandella.
"Makasih ya." ucapan Vandella, kemudian berdiri meninggalkan Evano.
Evano hanya tertegun, gadis itu tidak seburuk yang ia pikirkan. Kemudian mengikutinya Vandella dari belakang menuju kelas berikutnya.
_________
Happy reading guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Vandella [ Completed ] ✓
Novela Juvenil(Terima kasih karena sudah tidak menjadi silent reader) Menjadi mahasiswa baru di kampus, mempertemukan Evano dan Vandella yang ternyata memiliki keterkaitan dengan kisah mereka. Evano merupakan pacar adiknya Vandella, yaitu Vandezza yang sudah meni...