Nine

402 45 3
                                    

  Penerbangan menuju Jeju memakan waktu yang cukup singkat. Namun, delay yang mereka alami tadi pagi cukup membuat energi keduanya cukup terkuras. Mereka seharusnya berangkat pukul delapan, namun penerbangan mundur ke pukul sepuluh pagi.

  Pendaratan mulus di bandara menjadi langkah baru bagi Kyuhyun dan Yuri. Bak artis ternama, beberapa fans dari fancafe masing-masing berseru kencang ketika keduanya keluar dari tempat pengambilan bagasi, membawa spanduk dan banner lucu. Kyuhyun dan Yuri menyempatkan diri menghampiri fans mereka, berfoto bersama, dan bahkan membubuhkan tanda tangan mereka.

  "Unnie, oppa! Kutunggu undangan pernikahannya!"

  Teriakan itu membuat satu fancafe bersorak semangat. Yuri menanggapi dengan senyum canggung sedangkan Kyuhyun tertawa kecil mendengarnya. Keduanya lalu masuk ke dalam mobil yang sudah siap mengantar mereka menuju resor yang dimaksud oleh sang ayah kemarin saat makan malam. Perjalanan mendadak yang Yuri harus mulai biasakan.

  "Jwisonghamnida, adakah taman terdekat yang bisa kita kunjungi? Sepertinya kita perlu berjalan-jalan sejenak." tanya Kyuhyun kepada sang supir. Pria di kursi depan itu mengangguk dan segera mengarahkan mobil ke sebuah taman yang letaknya tak jauh dari mereka saat ini. Yuri lalu menyodorkan Kyuhyun sebotol air mineral dari dalam tasnya.

  "Suaramu serak. Minumlah terlebih dahulu, Kyuhyun-ssi." ucap Yuri sambil membuka tutup botol tersebut. Kyuhyun menerima botol tersebut lalu meminum air mineral itu perlahan. Tatapan khawatir Yuri dapat dilihat jelas oleh Kyuhyun. Yuri jarang sekali menunjukkan ekspresi wajahnya secara gamblang, sekalinya terjadi, maka hal itu terlihat jelas di wajah sang puan.

  Kyuhyun menutup botol itu, meletakkannya di samping kursinya sebelum bertanya. "Ada apa, Yuri-ssi?" tanya Kyuhyun bingung. "Wajahmu terlihat khawatir. Ada sesuatu mengenaiku?" sambungnya, masih dengan pertanyaan. Yuri merapikan kerah kemeja Kyuhyun yang berantakan lalu menepuk pelan bahunya, membersihkan kotoran yang menempel.

  "Suaramu agak serak. Apakah tenggorokanmu terasa tidak enak?" tanya Yuri. Kyuhyun menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu jangan pergi ke taman dan istirahatlah di kamar resor. Jangan membuat dirimu sendiri sakit hanya karena merawat wanita yang tidak tahu diuntung ini." kata Yuri pelan.

  Kalimat khawatir yang diucapkan Yuri membuat Kyuhyun tersenyum. Ini pertama kalinya ia mendengar Yuri mengkhawatirkan seseorang melebihi pekerjaannya sendiri. "Aku akan menjaga kesehatanku sendiri, Yuri-ssi. Jangan khawatir." Kyuhyun berusaha meredam kekhawatiran Yuri.

  Mobil berhenti di sebuah taman. Jeju Love Land.

  Dari dalam mobil, Yuri mengernyit. "Kau benar-benar akan membawaku ke tempat mesum seperti ini, Kyuhyun-ssi?" tanya wanita itu, membuat Kyuhyun tertawa melihat tingkahnya. Tanpa basa-basi, Kyuhyun menarik tangan Yuri keluar mobil. Taman tersebut dikhususkan untuk pengunjung usia dewasa, karena kontennya yang mengandung unsur seksualitas di mana-mana. Patung-patung bercinta yang terlihat di sepenjuru taman tidak cocok untuk konsumsi anak di bawah umur.

  Setelah membayar uang masuk, Kyuhyun menggandeng tangan Yuri untuk pertama kalinya menyusuri taman. Rasanya canggung bagi Yuri yang belum pernah melihat adegan mesum secara 'frontal' yang digambarkan dalam patung-patung yang ada. Berbeda dengan Kyuhyun, yang bukan rahasia umum lagi bagi laki-laki.

  Kehadiran mereka di sana tentu memancing perhatian beberapa pengunjung lain yang mengenal mereka. Awalnya, terlihat kecanggungan yang luar biasa di antara Yuri dan Kyuhyun, namun begitu pria itu membuat lelucon mengenai salah satu posisi patung dan berhasil membuat Yuri tertawa malu-malu, banyak foto diambil dan diunggah ke sosial media.

  "Kau lihat posisi itu. Aku bertanya-tanya apa jadinya jika laki-laki itu terpeleset dan sang perempuan terjatuh."

  Tawa kecil keluar dari Yuri, membuat Kyuhyun tersenyum lebar melihat sang kekasih terlihat sangat ceria dan bahagia. "Kyuhyun-ssi, berfotolah di patung itu!" pinta Yuri. Kyuhyun berlari kecil ke salah satu patung lalu berpose. Yuri dari kejauhan mengambil foto sang tunangan dan berlari ke arahnya, menunjukkan hasil foto tadi.

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang