"Yuri-ah."
Suara lembut itu memanggil perempuan yang kini berusia dua puluh delapan tahun itu begitu sosok itu tiba di kediamannya. Yuri tersenyum tipis lalu membungkuk sopan sebelum dipeluk oleh wanita paruh baya itu.
"Eommeonim, bagaimana kabarmu?" tanya Yuri pelan. Mrs. Cho tersenyum. "Aku baik-baik saja, Yuri-ah. Kemarilah. Kyuhyun belum pulang. Kata ibu tirimu, kau bisa membuat mandu yang enak." kata wanita itu bersemangat. Yuri mengangguk kecil. "Aku tidak yakin rasanya seenak yang dijelaskan ibuku, eommeonim. Aku akan berusaha sebaik mungkin." jawabnya lembut sambil menyodorkan sebuah kotak makan besar berisi pangsit yang dibuatnya. Masih panas.
Mrs. Cho membawa Yuri ke ruang keluarga dan duduk di sofa bersama. Ia meletakkan terlebih dahulu kotak makan itu di atas meja dan membukanya, tersenyum senang melihat mandu yang dibuat oleh calon menantunya. "Terlihat menggairahkan sekali, Yuri sayang. Eommeonim akan coba." katanya pelan sambil menjepit mandu itu dengan sumpit dan memasukkannya ke dalam mulut. Ia menganggukkan kepalanya setelah mengunyahnya beberapa kali.
"Lezat sekali. Kau memang pandai memasak." puji Mrs. Cho sebelum meletakkan kembali sumpit itu dan menatap Yuri dengan tatapan penuh kagum dan kasih sayang. "Eommeonim memintamu datang untuk membicarakan sesuatu penting mengenai Kyuhyun." katanya.
Yuri otomatis terfokus ke pembicaraan mereka. Bertanya-tanya apa yang sebenarnya ingin dibicarakan mengenai calon direktur eksekutif stasiun televisi tersebut.
"Ingatkah ketika eommeonim berkata bahwa Kyuhyun menjauhi perempuan? Eommeonim ingin membicarakan rahasia ini kepadamu, sebagai calon istrinya. Kau harus paham dengan situasi ini." kata Mrs. Cho sambil menggenggam erat kedua tangan Yuri. Keduanya saling bertatapan serius. "Sewaktu Kyuhyun duduk di bangku SMA, ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia cintai sejak SMP. Na Jihyun namanya. Cantik dan manis sepertimu. Ia berhasil mengubah hidup Kyuhyun secara drastis." ujar Mrs. Cho.
"Semuanya baik-baik saja hingga suatu hari Jihyun memutuskan untuk mengajak Kyuhyun ke salah satu tebing. Anakku yang malang itu ingin memberikannya kalung sebagai janji bahwa mereka akan menikah di kemudian hari. Namun, Jihyun membawa Kyuhyun untuk melihat di depan matanya..." Mrs. Cho terhenti, menghapus air mata yang jatuh akibat rada sedihnya terhadap apa yang dirasakan Kyuhyun selama ini sejak kejadian itu.
"Jihyun bunuh diri di depan Kyuhyun, meloncat dari tebing itu setelah berlari kecil. Melambaikan tangannya saat tubuhnya akan membentur bebatuan dan terbawa ombak, tak ditemukan hingga detik ini. Itu sebabnya Kyuhyun menjauhi perempuan, Yuri-ah. Eommeonim harap kau mengerti bahwa mungkin Kyuhyun tidak seperti pasangan lainnya." kata wanita itu.
Air mata Yuri yang tak pernah muncul kini terlihat membasahi pipinya dengan deras. 'Jadi, semua alasan mengapa Kyuhyun terkesan canggung dengan perempuan, tak pernah terdengar memiliki kekasih, dan sangat protektif kepadanya, karena hal buruk itu?' batinnya sambil memeluk calon ibu mertuanya.
"Eommeonim, aku akan melakukan sebisa mungkin. Aku akan berusaha memahami Kyuhyun sebaik mungkin." kata Yuri pelan, menangkan wanita itu.
Tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana bahagianya Mrs. Cho mendengar ucapan itu dari seorang Kwon Yuri. "Terima kasih banyak, Yuri. Aku tahu hanya kau yang bisa menjaga Kyuhyun dan mengurusnya sebaik ini. Tidak ada kata yang bisa menjelaskan betapa beruntungnya aku memilikimu sebagai calon menantuku." ungkap Mrs. Cho jujur.
###
Senyum di wajah Kyuhyun mengembang ketika sosok Kwon Yuri muncul di depan matanya bersama sang ibu, sedang tertidur pulas di sofa ruang keluarga yang lebar dan panjang, sehingga bisa digunakan sebagai tempat tidur juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday Love
FanficApa jadinya jika seorang Cho Kyuhyun, seorang pembawa berita dan calon direktur eksekutif sebuah stasiun televisi yang diberi julukan menantu laki-laki ideal bertemu dengan... Kwon Yuri, pembawa berita dari stasiun sebelah yang baru saja pindah ke...