Ten

454 48 7
                                    

**Rated. Diharapkan untuk skip bagi yang masih di bawah umur.

  Berpindah ke kamar dengan dinding kaca dan menghadap lautan luas, Yuri duduk di tepi kasur, menikmati lumatan yang diberikan Kyuhyun. Tangan Kyuhyun perlahan turun dari leher Yuri ke depan dada Yuri, membuka kancing piyama dress-nya satu persatu. Ketika sudah enam kancing terbuka, Kyuhyun menjatuhkan dress itu ke sisi kanan, melepaskan piyama yang dikenakan Yuri.

  Tangan Yuri di sisi lain membuka kancing piyama bagian atas Kyuhyun, melepaskan bagian kemeja sang tunangan dan membiarkannya jatuh di lantai berserakan. Dengan tubuh Yuri hanya tertutup pakaian dalamnya, Kyuhyun dan Yuri semakin merasa panas. Kyuhyun membaringkan Yuri ke tengah kasur yang besar itu, mulai turun ke leher jenjang Yuri.

  Tangannya meremas salah satu buah dada Yuri yang masih tertutup bra berwarna hitam. Disitu letak kelemahan Yuri; leher dan paha bagian dalam. Dengan bibir Kyuhyun di leher dan tangan kanan Kyuhyun di bagian paha dalamnya, Yuri merasakan suatu urgensi 'keharusan' dalam dirinya.

  "Kyuhyun...ssi..."

  Jika kasus di masa lalu tak dihitung, maka ini pertama kalinya Yuri menghadapi situasi seperti ini. Tangan Kyuhyun perlahan menurunkan celana dalam Yuri yang senada dengan branya dan Kyuhyun melepaskan celananya. Tentu saja, Kyuhyun tidak mau membuat Yuri gugup. Tangannya bergerak di bagian bawah Yuri yang sensitif, membuat wanita berusia dua puluh sembilan tahun itu mendesah di luar kemauannya.

  Rasa nikmat yang menjalar di tubuh Yuri membuat wanita itu seperti sedang mabuk saat ini. Matanya tak dapat beralih dari mata Kyuhyun yang berada di atasnya. 

  "Sebentar saja, Yuri. Aku tidak tahu ini akan sakit atau tidak.."

  Suara serak Kyuhyun sampai di telinga Yuri. Tanpa embel-embel semi formal. Pria itu menurunkan tubuhnya, membiarkan wajahnya dan Yuri sejajar, bersebelahan. Tangan Yuri melingkar di punggung Kyuhyun. Pria itu perlahan memasukkan tubuhnya ke Yuri, membuat Yuri mengeratkan tangannya pada tubuh Kyuhyun. Rintihan keluar. Isakan keluar.

  Memori itu kembali muncul di kepala Yuri. Namun, Yuri menahannya sebaik mungkin. Ia tidak ingin merusak segalanya hanya karena masa lalunya yang buruk. Kyuhyun menatap Yuri lembut setelah itu, khawatir, mencari tahu apa yang membuatnya terisak, namun tidak terlihat sama sekali di kedua matanya. Yuri jelas-jelas menyembunyikannya.

  Bagian tubuh Kyuhyun bagian bawah bergerak, membuat rasa sakit berubah menjadi nikmat. Rasa sempit di bawah sana dirasakan Kyuhyun dan Yuri, membuat keduanya mendesah. Melihat Yuri menggigit bibir bawahnya menahan desahan keluar, Kyuhyun semakin tertantang. Semakin cepat gerakannya, tubuh Yuri seakan di bawah ke langit ke tujuh. Ia tidak tahan dengan kenikmatan itu.

###

  Pukul lima pagi, Kyuhyun terbangun setelah percintaan panasnya semalam.

  Suara isakan terdengar, jeritan ketakutan, dan pergerakan yang tidak normal. Ia segera menoleh ke sebelah kanannya, melihat Yuri tak berhenti bergerak gelisah dalam mimpinya. Raut wajahnya menunjukkan rasa sakit tak tertahankan. Kedua kakinya bergerak-gerak, seakan memberontak di bawah kasur.

  "Sakit! Biarkan aku pergi.. Kumohon. Aku takut! Pergi dari sini! Lepaskan!"

  Kyuhyun langsung menepuk Yuri, memintanya untuk bangun dengan cepat. "Yuri, bangunlah! Yuri!" panggilan sedikit keras dari Kyuhyun berhasil membangunkan Yuri. Lebih pucat dari sebelumnya, begitulah wajah Yuri saat ini. Air mata membanjiri wajahnya. "Kyuhyun, aku takut." ucap Yuri cepat. Dadanya bergerak naik turun, napasnya tidak teratur.

  Pria itu segera memeluk Yuri erat. Tangisan itu, yang biasanya membuat Kyuhyun ketakutan, kini tak lagi mengguncangnya. Ia justru sangat cemas dan khawatir terhadap Yuri saat ini yang setiap malam selalu dihantui dengan mimpi buruk mengenai masa lalunya. "Tidak ada yang perlu kau takutkan. Aku ada di sampingmu, Yuri. Aku yang akan melindungimu." bisik Kyuhyun, berusaha menenangkan sang kekasih.

  Yuri membenamkan wajahnya di dada bidang Kyuhyun yang tak tertutup sehelai benang sama sekali, berbeda dengan Yuri yang sudah memakai piyamanya kembali. Kyuhyun mencium pucuk kepala Yuri lalu membelai rambutnya yang panjang sepunggung itu lembut. "Tidak apa-apa. Aku tidak akan membiarkan mimpi itu muncul lagi setiap malamnya." kata Kyuhyun dengan sangat lembut, ingin menenangkan Yuri yang terguncang.

  Kyuhyun lalu menatap kedua mata Yuri dengan tatapan lembut dan menenangkan. Ia lalu mencium bibir Yuri penuh perasaan sebelum menarik diri dan menghapus air mata di pipi Yuri dengan kedua ibu jarinya. "Jika kau takut, ingat saja aku akan selalu menghangatkan dan menenangkanmu. Itulah tugasku selama berada di sampingmu, selagi aku mampu. Saranghae, Kwon Yuri. Aku benar-benar mencintaimu." ucap Kyuhyun.

  Yuri, dengan ciuman di bibir dan pelukan barusan, sudah merasa sedikit tenang dibandingkan sebelumnya. Namun, ia tetap masih merasa ketakutan di dalam hati kecilnya. "Saranghae. Saranghae, Cho Kyuhyun." bisik Yuri pelan. Untuk pertama kalinya mengungkapkan rasa cinta yang baru disadarinya kepada pria itu. Kyuhyun kemudian membiarkan Yuri tertidur dengan kepalanya di pundak kanannya hingga matahari menunjukkan diri sepenuhnya di langit.

  Wanita itu terbangun di pagi hari dengan pemandangan yang indah juga dengan Kyuhyun sudah berenang di kolam renang. Ia segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi dan melangkahkan kakinya keluar kamar, duduk di kursi yang terletak di samping kolam renang. Tadi malam memang panas, tadi pagi memang mengerikan. Itu yang diingat Yuri terus menerus.

  "Yuri, kau sudah cantik dan rapi."

  Tidak ada lagi panggilan formal maupun semi formal di antaranya karena tadi malam. Yuri menganggukkan kepalanya menjawab pernyataan Kyuhyun. "Kau sudah merasa baikkan?" tanya Kyuhyun sambil melangkah di dalam kolam ke sisi yang dekat dengan posisi Yuri saat ini. Yuri menganggukkan kepalanya.

  "Sudah berapa lama kau ada berada di dalam kolam renang? Segeralah mandi. Akan aku panggil room service untuk menyiapkan sarapan pagi." 

   Kyuhyun hanya tersenyum mendengar pertanyaan Yuri sebelum keluar dari kolam dan mencium Yuri sebelum ke kamar mandi. Yuri menggerutu karena Kyuhyun membuat pipinya basah kuyup dengan air kolam renang. Situasi pagi seperti biasanya menghampiri Yuri dan Kyuhyun —yang nyatanya masih bertunangan—. Keributan kecil layaknya pasangan yang sudah menikah dan kejahilan satu sama lain mewarnai pagi hingga makanan datang ke kamar.

  "Kau ada rencana nanti siang?" tanya Yuri. Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Sejauh ini, aku belum memiliki acara atau rencana destinasi nanti siang. Kau mau pergi ke mana, Yuri?" tanya Kyuhyun sambil merapikan rambut Yuri yang menutupi wajahnya. Yuri menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berencana untuk pergi ke suatu tempat sama sekali. Sepertinya aku hanya ingin menghabiskan waktu di sini, apakah tidak masalah?" tanya Yuri.

  Tentu saja Kyuhyun tidak pernah menolak apapun yang diinginkan Yuri. "Tidak, aku tidak memiliki masalah dengan keinginanmu itu. Bukankah itu artinya akan ada lebih banyak waktu bagi kita berdua?" tanya Kyuhyun. Yuri meneguk jus apelnya. "Bukankah kita di sini saja sudah berdua terus? Banyak media yang sudah tahu kita bepergian ke Jeju sejak kau mengajakku ke tempat mesum itu." balas Yuri.

  "Banyak waktu untuk berdua di atas kasur, Kwon Yuri."

  Begitu Yuri sadar apa yang dimaksud, ia langsung mengancam Kyuhyun dengan menunjukkan pisaunya ke arah pria itu. "Tidak ada. Tidak!" balas Yuri cepat, gugup mendapat pertanyaan seperti itu dari Kyuhyun. "Lagipula, sepertinya kau juga menikmati perjalanan kita ke tempat yang kau maksud taman mesum itu."

  Pipi Yuri merah merona. Malu tentu saja. 'Bisa-bisanya ia mengucapkan hal seperti itu, Kyuhyun sialan,' batin Yuri kesal.

to be continued.

Everyday LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang