"Oka, bangun." Panggil seseorang diujung sana.
"Ah, em iya. Sekarang jam berapa?"
"Jam 5.30 pagi."
Sebentar, bukankah Oka sedang berada di kamar tidurnya? Siapa yang membangunkannya?
"Kamu bingung? Ah iya, aku kan menginap semalam."
Sepertinya Oka mengingat sesuatu....
"Aaa iya, Ardi. Terimakasih sudah membangunkanku."
"Iya, agar kamu tidak telat seperti kemarin hehe."
Jangan kalian pikirkan jika mereka tidur di satu ranjang. Tidak, Oka tentu saja tidur di ranjangnya. Sedangkan Ardi, dia memilih tidur di sofa, demi keamanan jiwa dan raganya, tentu saja juga demi ketetapan hati milik Ardi. Ardi belum siap, Ardi tidak siap, belum dan tidak siap dengan kenyataan yang dia alami.
.
"Nanti kamu pulang bareng aku atau gimana?""Kayanya iya deh, soalnya Ayah bilangnya gitu. Tapi engga usah deh, aku bisa pesen ojek online."
"Engga apa-apa kok, setiap hari aja bareng sama aku." Tawar Oka.
"Se-se-serius?! Nanti kamu ga kerepotan?"
"Ga, kebetulan rumahmu cukup dekat. Jika rumahmu jauh aku tidak akan mau, haha."
"Haha, iya. Aku masuk kelas dulu."
"Baik."
.
Mereka lalu pergi menuju kelas mereka masing-masing. Saat hampir masuk kedalam ruang kelasnya, Ardi sudah dijaga oleh teman sebangkunya, ya si anjing galak..
"Tumben agak siang?" Kata Putra."Tumben kamu perhatian sama aku Tra?"
"Heh, ketika seseorang memberimu pertanyaan, tolong jawab dengan memberikan jawaban yang jelas serta terperinci. Bukannya malah balik bertanya, dasar si tolol kebiasaan." Putra sedikit mengeraskan suaranya.
"Hehe, maaf. Iya aku berangkatnya sama Oka kelas sebelah."
"Oh." Putra hanya menjawabnya dengan oh saja.
.
Namanya Putra, Putra Dinatra. Anjing galak nomer 1 di sekolah itu. Jarang, bahkan tidak ada yang mau berdebat dengannya. 99,99% tidak ada yang bisa memenangkan perdebatan apabila lawannya adalah Putra ini. Putra suka mengomentari setiap orang, sepertinya dia cocok menjadi kritikus. Prinsip andalannya ialah 'senggol bacok', tak ada yang berani barang menyentuhnya saja.Hampir semua orang takut dengannya, bukan dengan kemampuan fisik yang ia punya, melainkan kemampuan bacotannya yang sangat unfaedah. Walau begitu, dia cukup mahir dalam bela diri karate. Dari sanalah Putra dan Ardi berteman.
.
Kali ini mereka harus latihan wajib untuk kegiatan karate. Otomatis Oka juga harus menunggu hingga latihan tersebut selesai. Oka menunggu pada bangku di sisi aula. Tak lupa Oka membawa air mineral untuk diberikan kepada Ardi..
"Oka, maaf kamu jadi menunggu aku. Aku lupa jika hari ini aku ada latihan karate." Kata Ardi yang mulai mendekati Oka."Iya tidak apa, ini kubelikan Air."
"Terimakasih."
"Woy, pipimu merah kaya jambu." Celetuk Putra.
"Apaansih Tra." Sambil memukul-mukul Putra.
Oka hanya tertawa kecil melihat kejadian itu. Ia tahu jika Ardi sedang merasa malu dari warna pipinya yang seperti kata Putra, terlihat seperti warna jambu. Pengaruh warna kulit Ardi yang putih membuat pipi kemerahannya sangat jelas terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Glad.
Romance[Ongoing] Tidak ada yang tidak mengenal laki-laki berwajah sempurna itu. Laki-laki itu langsung menjadi primadona setiap kali saat pertama kali menginjakkan kaki di suatu tempat. . "Kita putus..." Masih terngiang jelas perkataan yang dilontarkan per...