5 - Kepo yang Mendarah Daging

68 9 4
                                    

*mulmed : Dina
Foto bukan milik saya, sumber Pinterest*
.
.
.

...
"Iya siapa?"

"Mamaaaaa tadi kemana?!" Tanya Putra dengan nada sedikit emosi.

"Mama dari pagi dirumah, memang kenapa? Belanjaan kamu mana?"

"Ku titipin di sebelah, tadi pintunya kekunci, gimana cara aku masuk ma."

"Loh, Mama engga ada kunci pintu rumah kok, Papamu dari pagi kan engga dirumah. Adikmu kan masih sekolah."

"Terus siapa yang kunci pintunya?" Tanya Putra.

"Ah, Mama engga ada kunciin kamu kok, kamunya aja yang masih ngantuk. Masih loyo, buka gagang pintu engga kuat."

Putra sedang tidak ingin melawan, dia lelah, sangat lelah.

"Aku ambil belanjaan aku dulu Ma. Oka, bantu aku."

"Baik."
.
Mereka memasukkan belanjaan ke dalam rumah.

"Ini siapa?" Tanya Mamanya Putra.

"Temanku, tapi beda kelas."

"Iya tante"

"Kamu engga pernah bilang sama Mama kalau kamu punya teman kaya artis korea gini."

Putra mengabaikan perkataan Mamanya.

"Putra! Kamu-"

"Udah hayu, ke kamarku, kamu pasti kelelahan."

"Ah, iya. Saya permisi dulu tante."

"Kamu perlu minum?" Tanya Putra.

"Engga usah repot-repot."

"Yaudah."

20 menit sudah, mereka hanya berdiam diri, tentunya sambil terfokuskan ke layar gadget masing-masing.

"Traa! Ambilin temannya jajan sama air dulu." Teriak Mamanya Putra dari arah dapur.

"Bentar Ma."

Putra lalu turun dan mengambilkan seserahan, bukan, cemilan dan minuman yang sudah disiapkan Mamanya untuk dipersembahkan untuk Oka.

Tertumben Mamanya menyiapkan hal seperti ini, dulu ketika Ayu datang saja Mamanya sangat cemberut dan tampak tak senang dengan kedatangan pacarnya saat itu.

"Ini, Mama buatin cookies sama susu coklat, dimakan gih."

"Iya, terimakasih." Jawab Oka sambil tersenyum.

"SIALAN SENYUM INI LAGI!!" Gumam Putra dalam hati.

Lama-lama bisa jantungan melihat senyum manis milik Oka, begitu kira-kira pikir Putra saat itu.

"Kamu sakit? Mukamu merah?"

"Aaa— Engga kok." Ternyata terlihat memerah, Putra sungguh malu.

"Lucu deh."

"Apa? Tolong ulangi sekali lagi." Tanya Putra untuk memastikan perkataan Oka sebelumnya.

"Ah tidak apa."

"Aku tak yakin."

"Oh, ini, kuenya enak hehe."

"Oh." Putra yakin dengan pendengarannya, dia tidak punya masalah pendengaran. Conge, budeg, tak ada. Putra jadi tahu sifat lain dari Oka, pintar sekali ngeles.

.
.
Oka sudah pamit sejak setengah jam yang lalu, katanya kasian meninggalkan Ardi sendirian terlalu lama.

"Ardi mulu." Gumam Putra secara tak sadar.

Glad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang