10 - Rahasia yang Mulai Menyeruak

45 6 12
                                    

Mulmed : Cahya
Disclaimer :
Foto bukan milik saya, saya mendapatkannya di Pinterest.
....
...
..
.

.
.
.
.

.

.

Dia Finu, seorang laki-laki dengan warna kulit putih itu memiliki tinggi sekitar 175cm. Dengan kepala yang bermahkotakan rambut berwarna hitam kecoklatan, manik biru warisan neneknya, ujung hidung yang sedikit lebih maju dari kebanyakan orang lokal, dan sebuah lesung pipit di pipi sebelah kanan yang melengkapi kesempurnaan wajahnya itu merupakan orang yang terbilang sangat pandai. Dari pengakuan seseorang yang merupakan siswa dari sekolah lamanya, Finu selalu menduduki posisi pertama juara umum. Namun, Finu merupakan orang yang penyendiri dan tidak terlihat memiliki banyak teman. Bahkan di kelasnya saja tidak ada yang tahu jika Finu merupakan anak dari seorang pengusaha kaya raya.

Berbeda dengan disini, disekolah barunya, Finu sudah memiliki seorang teman. Ya, dia Oka. Sangat jarang seorang Finu menganggap seseorang itu adalah temannya, Oka spesial. Oka dapat membantunya untuk memenuhi tujuan yang ia miliki. Finu akan memanfaatkan keadaan ini agar tujuannya tercapai, yaitu mengalahkan kakaknya.

Finu hampir tidak pernah memenangkan suatu hal dari kakaknya, kecuali sifat Finu yang lebih pendiam dan penurut yang menjadi nilai positif dirinya dari sang kakak. Jadi kali ini Finu ingin memiliki Oka agar Finu diakui oleh Dina, walaupun ada seseorang yang menurutnya lebih menarik dari Oka....

"Tuan Finu...."

"Iya Bi?"

"Sudah pukul 5.30 Tuan, seperti yang Tuan perintahkan kemarin untuk membangunkan Tuan."

"Baik, terimakasih Bi."

"Sudah menjadi tugas saya Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu."

Tinggg! Sebuah bunyi notifikasi dari smartphone milik Finu.

"Dari.. Oka?"

"Finu, aku tidak bisa menjemputmu kali ini. Maaf, aku ada urusan yang harus aku selesaikan pagi ini."

Finu lantas membalas pesan tersebut sambil menggumam "Oh, baiklah."

Menjuarai ajang Olimpiade Fisika paling bergengsi tidak membuat dirinya lantas ingin melanjutkan ke SMA IPA, melainkan ia lebih memilih untuk bersekolah di SMK Teknik. Awalnya, orang tua Finu sedikit terkejut dengan keputusan yang Finu ambil. Namun, karena Finu merupakan anak yang sangat rajin di mata orang tuanya, mereka jadi memberikan Finu kebebasan untuk memilih sekolah yang akan dituju.

Keputusan inipun disambut baik oleh Dina, bukan karena ia mendukung dan berharap yang terbaik untuk adiknya. Bagi Dina, Finu merupakan adik terbodoh, tolol, dan tidak bisa memanfaatkan kemampuannya. Manusia bodoh mana yang menyianyiakan  freepass di salah satu universitas bergengsi di dunia? Tololnya lagi, Finu memilih melanjutkan di SMK Teknik. Sekolah yang sama sekali Dina tidak inginkan, penuh manusia barbar disana. Dengan pilihan Finu ini, Dina jadi tidak tersingkirkan posisinya. Dina tetap menjadi anak kesayangan orang tuanya karena menjadi lulusan di salah satu universitas di luar negeri.

Tentu saja Finu mengetahui tentang apa yang kakak tercintanya pikirkan. Hanya saja, Finu ingin membuktikan bahwa bersekolah di SMK tidaklah seburuk yang Dina pikirkan. Salah satunya adalah dapat berteman dengan Oka. Tentu saja itu akan membuat sifat iri dan dengki milik Dina meluap dan ingin segera melampiaskannya. Finu sangat menunggu hal itu.

Sepertinya Finu dapat melanjutkan aktivitasnya hari ini tanpa gangguan yang berarti dari Dina.

Kamarnya kosong... sepertinya ada hubungannya dengan teriakan Dina semalam.

Glad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang