12 - Bond

32 7 12
                                    

Multimedia hanya pemanis.
Disclaimer : Semua Foto pada cerita ini bukan merupakan milik saya.
Foto telah berisi wm pemilik.
...

..

.

.

.

.

Kali ini Putra cukup terkejut dengan apa yang Dina katakan. Entah darimana permintaan yang Dina lontarkan ia dapatkan. Namun Putra lebih terkejut kembali saat Dina membisikkan sesuatu kepada Putra.

"Lakukan yang aku katakan. Jika tidak, kau akan menyesal nantinya. Ini demi kebaikan kita semua."

"Lakukan apa?"

"Lihat saja nanti."


.

Putra melanjutkan kegiatannya, melepas ikat pinggang yang melilit di badannya. Ikat pinggangnya itu ia lemparkan kebelakang. Tak ia pedulikan apakah ikat pinggang itu mengenai kepala seseorang atau mengenai sesuatu, yang ia lakukan hanya menuruti perkataan Dina.

Putra tahu, Putra juga yakin bahwa ini semua merupakan ulah Ayu. Putra yakin Ayu cukup dendam kepada dirinya.

.
"Ayu. Aku suka sama kamu. Kamu mau jadi pacar aku?"

"Hah?! What?! Kamu mau jadi pacar aku? Tampang culun kaya babu gitu mau jadi pacar aku?"

Menerima jawaban dengan kata-kata yang tidak pantas, sudah pasti membuat hati Putra sakit. Hanya saja ia benar-benar menyukai Ayu.

"Tapi Yu-"

"Apa hah?!"

"Aku bisa mengerjakan semua tugasmu Yu."

"Aku bisa mengerjakannya sendiri. Kau kira aku bodoh?!"

"Bu-bukan begitu...."

"Lalu? Ah sudahlah. Sangat membuang waktu sekali. Kenapa juga aku mau bertemu dengan kau di sini. Lebih baik aku pulang sekarang."

.
Putra ingat betul setiap perlakuan yang Ayu pernah berikan untuknya. Mulai sejak Putra menyatakan perasaannya, hingga saat-saat Ayu ingin berpisah dengan Putra.

Mungkin ini merupakan pembalasan akibat perbuatan Putra yang tidak dipikirkan matang-matang. Perbuatan Putra yang membuat Ayu kehilangan harga dirinya. Membuat Ayu menanggung malu hingga kini walau mereka telah berpisah sekalipun.

.
"Putra. Aku mau jadi pacarmu."

"Serius?!" Jawab Putra kegirangan. Tentu saja dengan teriakan tambahan sesudahnya.

"Sttttt." Sambil menutup mulut Putra dengan kedua tangannya. "Kau bisa diam? Atau aku batalkan saja hubungan ini." Tambah Ayu.

"I-i-iya."

"Tapi,"

"Tapi?"

"Tidak ada satupun yang boleh mengetahui hubungan kita."

"Ibuku tidak boleh tahu?"

"Pengecualian."

"Terimakasih."

"Sekarang buatkan tugasku untuk besok. Untuk tugasnya akan aku beritahu nanti. Aku akan pergi kerumahmu. Pastikan kau tidak kemana-mana nanti."

"Jadi kita benar-benar pacaran?"

"Seperti itulah."

Ayu tak tahu saat itu Putra benar-benar sangat bahagia mengetahui Ayu yang telah menjadi kekasihnya. Hanya saja hal itu tidak bertahan lama. Hubungan mereka semakin merenggang. Ayu mulai malas dengan Putra dan semakin membenci Putra karena Putra telah membocorkan hubungan mereka. Entah setan apa yang tengah memasuki diri Putra, saat itu Putra sedang emosi. Ia lupa bahwa Ayu tidak ingin ada yang mengetahui tentang hubungan mereka.

Glad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang