6 - Rasa yang Aneh

59 8 7
                                    

*mulmed : Putra Dinatra
Foto bukan milik saya,
sumber : Pinterest*
.
.
.
.

.
.
.

"Ardi!" Teriak Putra dari kejauhan.

"Iya?"

"Kemarin aku kerumahmu, sepi, kau kemana?"
Tanya Putra saat sudah menghampiri Ardi.

"Itu, aku, eh." Ardi gugup, Putra tahu temannya ini sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Yasudah, Bye." Putra lelah, sejak saat itu, sejak dia tahu bahwa Ardi lebih memilih bersama dengan Oka. Putra merasa terkhianati, bukan karena perasaan aneh yang dia rasakan terhadap Oka, tapi karena Ardi terlihat berbeda sejak dia lebih dekat dengan Oka.

Kata orang, suatu saat nanti temanmu akan mendapatkan seseorang yang lebih baik darimu, seseorang yang lebih seru darimu. Dan kata-kata itu Putra rasakan sekarang.

.
Bagi Ardi, Putra terlihat sangat aneh semenjak diantar pulang oleh Oka. Ardi mencurigai ada suatu hal yang terjadi saat itu. Tidak, Ardi tidak boleh berfikiran buruk terhadap sahabatnya sendiri. Beruntung saat itu Ardi bertemu teman lamanya, jadi dia tidak kesepian saat menjaga kedai milik Oka.

Tadi Ardi tidak bermaksud seperti itu, dia hanya memikirkan perasaan Putra jika ia menjawab salah. Ia ingin mengatakan jika tengah menginap di kediaman Oka, hanya saja Ardi tahu jika Putra akan samgat sensitif jika membicarakan Oka. Karena itulah Ardi sangat panik saat ditanya oleh Putra tadi.

.
Didalam kelas Putra dan Ardi tidak berbicara sepatah katapun satu sama lain, seperti sedang berlangsung perang dingin antara mereka.

.
Saat istirahatpun Putra pergi kekantin terlebih dahulu. Biasanya ia akan berjalan bersama Ardi, namun kali ini berbeda. Ardi tidak mengerti dengan apa yang sedang Putra rasakan. Ardi harus mengklarifikasi ini, namun Putra bukanlah orang yang mudah diajak berkomunikasi disaat seperti ini, jadi Ardi harus menunggu di waktu yang tepat.

.
.
.
.
.
.
"Putra!"

"Eh, Oka. Ada apa?"

"Ardi mana? Tumben engga bareng."

"Ardi lagi, Ardi terus, Ardi mulu" Gumamnya dalam hati.

"Hey, Ardi mana?"

"Dikelas, sorry aku buru-buru takut nasinya habis."

"Yuk." Sambil menepuk bahu Putra.

"Eh?"

"Iya, ayo belanja. Kamu beli apa?"

"Ah?" Putra masih bingung mencerna perkataan Oka.

"Ah?" Putra masih bingung mencerna perkataan Oka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Glad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang