4 - Antara Untung dan Sial

55 8 0
                                    

*media : Ardi
* gambar bukan milik saya*
.
.
.

......
"...."
BUKKK-
"KAGET ANJING SIAPA SIH GANGGU MAU TIDUR INI AHHH" Teriak Putra.

"KAKAK ADA TEMENNYA TUH DIBAWAH NUNGGUIN!!!" Jawab Andini, adiknya, dengan teriakan juga.

"NGOMONG DIDEPAN ORANGNYA ENGGA USAH TERIAK JUGA ANDINI!"

"LAGIAN SI KAKAK DULUAN TERIAK."

"Mana temenku?"

"Tuh dibawah nungguin."

"Siapa?"

"Engga tau tuh."

"Ardi?"

"Bukan kak Ardi aja sih, ada satu lagi ganteeeeng banget deh kak, kaya oppa oppa korea gituuu."

Baru dijelaskan segitu saja Putra sudah paham siapa yang adiknya maksud.

.
"Hi Tra!" Sapa Ardi.

"Ada urusan apa kesini Di?"

"Aku mau pinjam buku Agama, kan satu ber dua. Kamu sudah selesai tugasnya kan?"

"Oh itu, udah. Sebentar aku ambilkan bukunya."

Putra langsung menuju kamarnya lalu mengambilkan buku yang Ardi minta. Kembali Putra turun dengan sangat cepat dan memberikan buku tersebut kepada Ardi.

"Nih."

"Terimakasih Tra. Eh, btw, kalian engga kenalan?"

"Ga, aku sibuk." Tolak Putra mentah-mentah.

"SIBUK KOK TADI MAU TIDUR LOH." Suara Andini yang terdengar hingga ke bawah membuat Putra emosi seketika.

Oka langsung mengulurkan tangannya.

"Oka.."

Putra tidak langsung mengulurkan tangannya. Tangannya ditarik oleh Ardi, membuat Putra dan Oka berjabat tangan.

"Tcih."

"Iss, apa susahnya kenalan doang sih Tra."

"Putra."

"Sekali lagi. Kali ini yang ikhlas tanpa paksaan." Pinta Ardi membuat Putra semakin emosi.

"Halo namaku Putra Dinatra, kamu bisa panggil aku Putra." Sambil menunjukkan wajah yang tidak dapat didefinisikan. Ardi pun heran dengan ekspresi milik Putra.

"Halo Putra, aku Oka. Senang berkenalan denganmu." -Senyum-

Tak tahu kenapa wajah Putra memanas melihat senyuman milik Oka. Tak dapat dia definisikan apa yang ia rasakan saat melihat senyuman itu.

.
"Aku pamit ya Tra."

"Iya Di, hati-hati."

.
"Aku pamit ya Tra."

"Iya Oka, hati-hati bawa Ardi."

"Haha, tenang."

Sekali lagi, dia senyum. Putra PANAS KEMBALI.

.
"ITU MUKA ABIS DIPANESIN YA KAK." Teriak Andini sehabis Putra menghantarkan kepergian temannya.

"Diem."

"CIE KAKAK SUKA YA."

"Diem."

"KAK!"

"Apasih ribut ni anak."

"Itu siapa sih kak ganteng banget, omaygad omaygad ganteng banget kak."

"Gantengan aku."

"IDIH." Teriak Andini sambil meninggalkan kakaknya.

Glad.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang