Hyuuga Hinata || 03

10.4K 942 14
                                    

Sasuke menatap genangan air di bawah kakinya, menatap bayangan yang berasal dari dirinya sendiri. Hutan sudah dibasahi oleh hujan yang telah usai lima belas menitan lalu, menciptakan rumput basah dan lembab juga genangan kecil di beberapa bagian tempat.

Isakan tangis Sakura terdengar olehnya, Sakura, si gadis satu timnya di Konoha sana. Satu dari gadis lainnya yang begitu menyukai sosoknya. Sasuke memilih tidak peduli, sampai kapan pun Sasuke tak akan pernah peduli, akan perasaan menggebu yang dimiliki Sakura.

Gadis berambut sewarna musim semi itu menarik napas kuat-kuat, air matanya berkali-kali jatuh membasahi pipi porselennya. Naruto mengepalkan kedua tangan, menatap tajam iris hitam Sasuke yang terlihat semakin menggelap.

"Tak ... tak bisakah kau kembali ... Sasuke-kun?" tanya Sakura kini sudah ke dua kalinya.

"Aku mohon ...," bisik Sakura sembari menghapus air matanya yang masih mengalir deras bagai sungai. Dadanya terasa sesak begitu saja, memandang pemuda yang begitu dirindukannya. Namun, tak sekali pun bisa di jangkau oleh kedua tangannya. "Seperti dulu. Kita bisa ... memulainya dari awal lagi, Sasuke-kun, seperti dulu," lanjutnya sesegukan.

Seperti dulu, seolah sebuah mantera dan doa yang diam-diam dipanjatkan oleh si Haruno.

Gadis itu menginginkan Sasukenya seperti dulu, Sasuke idolanya yang begitu ia kagum-kagumkan.

Hanya sebuah kebetulan kecil hingga dapat membuat mereka bertiga bertemu di tengah lebatnya hutan. Awalnya Sakura bersama Naruto berniat untuk menjalankan misi. Namun, ketika mereka tepat bertemu dengan 'teman lama yang sudah dicari-cari sekian tahun lamanya'. Mereka memilih melupakan niatan awal mereka sendiri.

Seperti dulu, ya?

Dalam kamus seorang Uchiha Sasuke, tidak ada lagi kata yang seperti dulu. Mata kelamnya menerawang jauh juga sedikit kosong.

Sasuke bergerak cepat, melangkah mendekat, membuat pergerakan kilat, menghunus kusanaginya tepat di depan mata Sakura. Tepat saat itu, Naruto ikut menyerangnya, langkahnya memundur balas melirik Naruto yang seolah dipenuhi amarah.

"Jaga sikapmu, brengsek."

Wow, bahkan sahabat pirangnya mengatainya brengsek.

Sasuke menyorot remeh, bibirnya merekah membentuk senyuman sinis.

"Baiklah," katanya berbisik, hening menyelimuti suasana, Naruto maupun Sakura menanti pembicaraan yang keluar dari bibir sang Uchiha terakhir. "Aku akan kembali pada Konoha," sahut Sasuke melanjutkan dengan nada main-main. "Seperti dulu,"

Sakura terbelalak, selanjutnya senyumnya mengembang begitu lebar dan bahagia.

"Su ... sungguh? Oh Kami-Sama, kau membuatku senang Sasuke!"

Tangis Sakura semakin kecil dan mereda, kakinya melangkah mendekat, berlari menghampiri Sasuke dan memeluknya erat. Sasuke, Sasukenya.

Jiwanya, napasnya, hidupnya.

"Aku bersyukur Sasuke, aku begitu bersyukur Sasuke-kun ...."

Lelaki berambut kuning itu mematung, memandang nanar sosok angkuh yang berada di hadapannya. Kepalanya berdengung, firasat buruk menghantui pikirannya.

Rencana apalagi yang akan kau lakukan, Sasuke?

○○○

"Nee sudah cukup, ini sudah larut." Suara cempreng itu berasal dari adik kecil perempuan Hinata yang manis.

Yang dipanggil mengangguk pelan, bibirnya tersenyum kecil. "Ano ... tu-tunggu sebentar lagi, Hana-chan."

Hanabi memajukan bibirnya cemberut, "Terakhir kali kau mengatakan itu, adalah Nee-san berakhir tetap latihan sepanjang malam, ck."

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang