Ada yang lain dari biasanya.
Gadis berambut panjang berwarna indigo itu sedang berdiri manis di sana.
Tidak jangan berpikir Hinata berdiri di rumahnya sendiri ataupun Taman Konoha lagi. Kali ini benar-benar berbeda.
Hyuuga satu itu memutuskan untuk menunggu seseorang di depan rumah tepatnya teras Kediaman Uchiha. Menunggu kepulangan Sasuke bungsu dari misinya.
Sudah beberapa hari belakangan ini, Sasuke tak pernah menampakkan diri, hilang begitu saja seperti di telan semesta. Yang Hinata tahu, Sasuke sedang melakukan misi sulit yang diberikan Hokage kelima.
Hinata bersenandung, matanya memandang warna jingga yang dihasilkan oleh senja sore. Dari tempatnya berdiri, matahari terlihat kecil, berkilau, dan ... begitu terang.
Hinata memejamkan mata. "Aku berharap, Sasuke-kun sudah pulang sekarang," gumamnya.
Hanya harapan kecil, Hinata hanya menginginkan hal sederhana saja.
Sinar matahari perlahan terkikis, mulai menghilang perlahan seiring berjalannya waktu.
Ketika Hinata membuka kelopak mata, gadis beriris perak itu terkesima. Hinata memincingkan matanya memfokuskan pandangan saat melihat pemuda berambut hitam dengan gaya rambut khas. Matanya memanas.
Sasuke mulai berjalan ke arahnya.
Jantung Hinata berdetak kencang, menahan diri untuk tidak menerjang dan menjatuhkan diri pada pelukan Sasuke yang hangat.
Hinata merindukannya.
Sudut bibir Hinata mulai terangkat membentuk sebuah senyum dengan kelopak mata yang menjatuhkan cairan bening bernama air mata.
Hinata tersenyum lebar.
Kedua kakinya terasa bergetar.
Aa ... apa boleh Hinata menangis, sekarang?
"Hinata?"
Ah, rasa-rasanya Hinata tak pernah merasa sebahagia ini saat mendengar Sasuke memanggil namanya.
Hinata menubrukkan tubuh mereka, mengeratkan pelukannya pada tubuh Sasuke yang bidang. Tangisannya terdengar. Permintaan maaf kembali terucap oleh bibir Hinata yang mungil. Berulang kali tanpa jeda.
Hingga satu kalimat singkat itu terdengar.
Satu kalimat yang mengubah dunia Sasuke dipenuhi warna indah.
Jantung Sasuke berpacu cepat, tubuhnya tak bergerak.
"A-Aku mencintaimu, Sasuke-kun. Aku mencintaimu. Jangan pergi."
Detik itu, Sasuke merasa waktu seakan berhenti.
○○○
Sasuke melirik jam dinding, pukul enam sore. Berjalan mengambil gelas beserta air minum di lemari pendingin. Matanya memandang intens Hinata yang duduk di ruang tengah, dengan kepala tertunduk memainkan kedua jarinya gugup. Pipi bulat gadis itu memerah pekat, masih merasa malu akan pernyataan yang baru saja diucapkan bibirnya.
"Kau pasti haus."
Sasuke memberi gelas berisi air yang di terima Hinata dengan tangan gemetar. Irisnya bergerak mencari objek lain asalkan tidak menatap iris hitam Sasuke yang gelap. Bisa-bisa Hinata akan terhipnotis dan malu sendiri, jika sampai melihat iris Sasuke yang tajam.
Hinata meneguk air dalam gelas hingga kandas, tenggorokannya memang terasa kering.
Sasuke tersenyum memperhatikan tingkah Hinata yang kikuk namun manis secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Everything
FanfictionNaruto Milik Masashi Kishimoto. SASUHINA CANON! [COMPLETED] Kau segalanya.