Keputusan || 14

7.2K 785 83
                                    

"Waktu itu ... kau mengatakan cintamu terhadap Sasuke sama seperti cintaku terhadap Hinata, ya?"

Naruto bertanya, kakinya ikut berjongkok menyamai posisi Sakura yang terduduk.

Naruto masih mengingat ucapannya, juga ajakan Sakura untuk menjauhkan Hinata dari Sasuke.

Ada perasaan mengganjal dalam diri laki-laki Uzumaki itu, perasaan yang mengatakan jika ia menjauhkan Hinata terhadap Sasuke, entah akan sehancur apa seorang Hinata tanpa laki-laki Uchiha itu.

Naruto sudah melihat betapa Hinata begitu mencintai Sasuke hingga bertekuk lutut sambil menangis.

Lalu, Naruto akan membiarkannya?

Saat itu, untuk pertama kalinya dalam hidup Naruto, Hinata menangis.

Naruto tidak bisa, ia tak akan pernah bisa melihat Hinatanya yang rapuh seperti kaca yang pecah.

Selama Hinata bahagia, Naruto rasa ia akan selalu baik-baik saja.

Itulah rasa cinta bagi seorang Uzumaki Naruto. Sesederhana itu.

"Tidak, ku rasa cinta kita berbeda. Kau memaksa perasaan Sasuke untuk balas mencintaimu. Tapi aku tidak."

Sakura tidak mengerti, iris hijaunya balas menatap iris biru Naruto yang penuh kesungguhan.

Memangnya cinta seperti apa yang Naruto maksudkan?

Bagaimana seseorang bahagia, jika cintanya saja tak terbalas?

"Kau menyakiti semua orang dan dirimu sendiri agar Sasuke balas mencintaimu, tapi aku tidak."

Naruto tersenyum kecil.

"Kau membohongi semua orang dan dirimu sendiri karena tidak mau menerima kenyataan yang sebenarnya, tapi aku tidak seperti itu, Sakura-chan."

Dulu Naruto menyukai Sakura yang cantik, berbakat juga kuat dari pandangannya yang pertama.

Seiring Naruto mengejar Sakura terus menerus, Hinata hadir memberinya sebuah rasa yang baru. Bersemu manis saat berbicara padanya, bertingkah gugup saat berdekatan padanya, tersenyum malu-malu saat tanpa sengaja mereka melakukan misi berdua.

Ah saat itu Naruto masih menyangkalnya.

Mengabaikan jantungnya yang berdetak tidak karuan jika sudah menyangkut Hinata, mengabaikan otaknya yang nyaris selalu memikirkan Hinata, juga mengabaikan tingkahnya yang aneh ketika berdekatan dengan Hinata. Naruto masih keras kepala menyangkalnya -- tidak mau mengakuinya. Menutupi semuanya dengan baik, bertingkah konyol agar tidak ada yang tahu betapa frustasinya perasaan yang Naruto miliki terhadap Hinata.

Dan semua itu ada batasannya kan?

Semua itu ada masa-nya.

Sasuke datang.

Sahabat brengsek yang mengambil gadisnya.

Sama seperti perempuan lainnya, Hinata adalah manusia biasa, yang akan tetap merasa lelah terhadap perasaan yang dimilikinya, lalu tanpa sengaja Sasuke merebut hatinya yang kosong.

Saat itu, Naruto benar-benar merasa sakit akan patah hati.

Menyesal karena bersikap pengecut. Dan baru menyadari semuannya ketika Hinata sudah menetapkan hatinya pada si Uchiha.

Naruto membuang napas.

"Aku mencintainya dengan cara membiarkannya memilih. Aku membiarkan Hinata memilih siapa yang paling membuatnya bahagia."

"Benar-benar terlihat idiot, kan?"

Naruto tertawa, mencoba mencairkan suasana yang mulai mendingin.

You Are EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang