3| bagian 3

2.4K 92 6
                                    

JANGAN FORGET VOTE DAN KOMEN!

Seperti biasa,pukul 06:30 adine sudah nangkring di sekolah.Suasana kelas sungguh sepi dan senyap.

Adine meletakkan tasnya di kursi lalu pergi keluar kelasnya.

"EH,ADINE!". Seorang perempuan datang dengan berlari ke arah Adine.

"Ehh Meylani. Tumben lo dateng pagi,kan biasanya telat."

"Gue itu lagi rajin. Lagian ya, gue dateng pagi tuh harus disyukuri, karna gue dateng pagi tu momen langkah banget yang terjadi setiap 1 tahun sekali." kata Meylani sambil menyombongkan dirinya.

"Aduhhh alay nya kumat. By the way, lo sama si Mr.Pahlevi itu gimana?"

"gimana apanya? Kok gue masih agak cengo ya."

"Masih pacaran? Udah berapa bulan?" tanya Adine sambil berjalan kearah bangkunya, sedangkan Meylani duduk disampingnya, yang notebene nya kursi Adit.

"Masih lah, udah 8 bulan. Aduh gue terharu."

"Wahh bentar lagi lahiran dong ya?"

Meylani mengerutkan keningnya, bingung maksud dari perkataan adine yang agak weird.

"Maksudnya?"

"Gapapa,lupain."

"Ekhemm ekhemm"

Adine dan Meylani menoleh kearah sumber suara,

"Mending lo minggir gih! Ini kursi gue,sana!" kata laki-laki itu.

Yahh siapa lagi kalo bukan Adit,orang sombong satu planet.

"Dih,santuy napa! Gue aduin lo ke Gian." kata Meylani.

"Dasar perempuan,main nya ngadu."

Meylani bangkit dari duduknya sambil mencak-cak.

Sedangkan Adit, manusia satu ini menaruh tasnya dengan santai lalu duduk dikursinya.

"Ngapain lo masih disini? Fans gue ya?! Maaf tanda tangan gue itu mahal."

"Nungguin lo pergi lah. Lagian, gue masih mau ngomong sama Adine."

"G-U-E gak mau dih,kalau mau duduk disini, bayar lima ribu 10 menit."

Meylani dan Adine sama-sama terkejut dengan perkataan adit barusan.

"Lo serius?! Demi si Upin-Ipin yang belum masuk SD, heh?! Emang ini kursi milik nenek moyang lo apa?!". Meylani mulai mengeluarkan kata blak-blakan andalannya.

"Ya-iyalah gue sekolah bayar,emang kea lo?!"

"Gue juga bayar anjir."

"Kan kursi lo disana,ini kursi gue."
kata Adit sambil menunjuk kursi Meylani yang ada di pojokkan.

Meylani hanya menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan,

sabarrr,emang gini kalau ngomong sama orang gila.

"Ada ya orang kayak lo di dunia? Untung cuman satu, kalo sepuluh?!Masyaallah gak sanggup gue."

"Ya adalah buktinya lo lagi ngomong sama orangnya. Lo itu harusnya bersyukur, bisa ngomong sama gue. Secara ya, gue itu limited edition yang hanya ada satu di dunia ini."

Meylani menghembuskan nafas berat,

"Adine sabar yaa. Kasian gue liat lo harus sebangku sama si Ijo ini. Nanti pas lo pulang, lo do'a banyak-banyak biar lo bisa dipindahin duduknya."

"Siappp." balas Adine sambil mengacungkan jempolnya.

🧸🧸🧸

Kringg kringg kringg

Bel pelajaran pertama dimulai, semua Siswa-Siswi masuk ke kelasnya masing masing.

Begitu juga dengan Meylani yang duduk di bangkunya.

Bu Ningrum, guru IPA masuk ke kelas. Lalu menjelaskan materi yang harus dia jelaskan kepada murid di kelas itu dan menuliskan apa saja untuk dicatatkan ke masing-masing buku.

"Aditt gue ketinggalan!! Bu Ningrum neranginnya kecepetan. Liat catatan lo dong."

"Bayar."

Adine berdecak kesal lalu menatap sinis Adit.

"Pelit juga lo ya. Kalau lo pelit kayak gini, emang ada yang mau temenan sama lo?". 

"enak aja temen gue banyak kali"

"ya banyak karna lo punya duit lah jelas"

Adit tersenyum miring,

"Nihh kalau udah selesai nyatet, balikin." kata Adit sambil memberikan buku catatannya kepada Adine.

"Oke, makasih."

Saat Adine membuka halaman buku Adit, betapa tercengangnya Adine karena catatan Adit sangat lengkap dan detail, Adine dibuat takjub olehnya.

Saat dia ingin lanjut menulis,

Adit berkata,

"dasar cewek"

_________________________________

"cewek itu yang peramal bukannya cowok"

-adine Belva-

ADITADINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang