JANGAN FORGET VOTE DAN KOMEN!
Pukul 08.00 pagi,pelajaran pertama SMA NUSANTARA sudah dimulai.
🧸🧸🧸
Ibu Sukma memasuki kelas XII A IPA, mengucapkan salam dan memberikan perintah agar selalu memperhatikan apa yang dia jelaskan. Jika tidak,dia akan mengusir mereka dari pelajarannya.
"Woi si pede!"
Adine tidak menoleh karena dia tak merasa sama sekali. Ia masih fokus menulis.
"WOI!!!"
Kali ini Adit membentak,namun masih tidak dihiraukan.
"Gitu ya lo, oke awas aja lo minjem catatan gue lagi, awas aja lo minta tolong. Kagak bakalan gue tolong!!!"
Seketika Adine terdiam, lalu menoleh dengan tatapan datar.
"Tadi lo jahat sama gue, untung aja mas Ojek nya ngebut, kalau nggak? Gue mungkin udah loncat pagar dan masih sembunyi."
"Gue gak mau lo ikut gue, karena lo itu banyak virus, kuman, dan bakteri yang bisa aja menular ke tubuh gue."
" lebay."
"Balik ke topik. Oi Adine!"
"Apaan?"
"Pinjem pulpen!"
Adine terdiam dan mencerna perkataan Adit. Dan tanpa bisa dicegah, dia tertawa tetapi dengan volume suara yang hanya bisa mereka berdua dengar,
mungkin.
"HAHAHA, aduh orang kaya kok minjem pulpen."
"Pinjem sehari doang, besok gue beliin dah sekotak."
"Halah bullshit, bayar dulu." kata Adine sambil menyodorkan tangannya, dengan tanda meminta Adit memberikan dirinya uang.
Adit yang mengerti maksud Adine, berniat merogoh kantongnya lalu matanya terbelalak lebar.
"Uang gue mana astaga."
"Ralat, astagfirullah."
Adine tertawa lagi, namun tawanya kali ini lebih besar tapi masih dalam volume yang aman.
"Mending lo diem deh ustadzah, ceramah mulu."
"Karena gue baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, gue pinjemin deh. Kasihan gue liat lo, berlagak kayak orang kaya tapi pulpen masih minjem."
Adine menyodorkan pulpen berwarna hitam ke Adit lalu, Adit mengambilnya dan mulai menulis.
"Kagak mau bilang makasih nih?"
"Gak, pulpen murah ngapain makasih. Paling harga nya lima rebu dapet dua."
"Udah minjem malah sewot, gue ambil tu pulpen, kelar hidup lo."
Adit menghentikan acara menulisnya dan menghela nafas lelah.
Gue bisa cepet tua masih sebelahan sama si ustadzah abal-abalan yang satu ini.
"Makasih idiot." kata Adit sambil tersenyum terpaksa.
Sementara Adine?
Dia tertawa puas, ingin sekali dia merekam kondisi muka si Sombong disamping nya ini.
🧸🧸🧸
Bel istirahat berbunyi, gerombolan murid dari berbagai penjuru kelas menjadi satu dan mulai berdatangan ke kantin.
Sementara Adit, dia dikelas, karena uangnya hilang.
"Kok gue gini-gini banget sih? Karma the Series nih jangan-jangan."
Adit berbicara sendiri sampai Adit menemukan ide yang cemerlang sambil tersenyum licik.
Dia mengedarkan pandangannya kearah kelasnya dan untunglah masih ada orang dikelasnya.
Dia melihat kearah dua perempuan yang lagi makan gorengan.
Adit berniat memanggil mereka,
"WOY YANG DISANA, IYA LO SINI!!!" yang dipanggil menoleh kearah Adit.
"Nama lo pada siapa?" tanya Adit.
"Lo ngomong sama kita?" ucap dari salah satu perempuan yang membawa pop ice.
"Ya iya lah, siapa lagi kalau bukan lo berdua."
"Oh nama gue Safira, Sa-fi-ra bukan sapi, yang disamping gue Bella." ucap perempuan yang berada di samping Bella yang sedang membawa gorengan ditangannya.
"Pinjem uang dong, uang gue ilang." ucap Adit.
Mereka yang ingin memakan dan meminum makanan mereka masing-masing terhenti.
"Kagak ada."
"Ah elah, sepuluh ribu doang lah."
"Kepala lo sepuluh ribu, bisa buat Ojek kerumah gue nih." ucap Safira.
"Kepala gue satu bego, kalau lo gak mau, gue tabok nih." kata Adit sambil bersiap-siap mengarahkan tangannya kearah Safira.
"Lo pikir gue takut? Lagian kok maksa banget."
Adit berekspresi datar. Lalu Adit menemukan jarum pentul. Seketika,Adit tersenyum licik.
Tiba-tiba...
"KOK LO NUSUK GUE PAKE JARUM ?!AWWW JARUMNYA TAJEM KAMPRED"
Safira berteriak karna Adit menusuknya dengan jarum pentul.
Adit juga melakukan hal yang sama dengan Bella.
"WOY SAKIT LENGAN GUE TAYI, GUE ADUIN YA LO KE PACAR GUE SI AHMAD KELAS SEBELAH!"
"BODOAMAT, GAK ADA URUSAN SAMA PACAR LO. DIA PAKE KACAMATA KAN? GUE RETAKIN TUH KACAMATANYA, EH GUE PATAHIN AJA TU KACAMATA NYA SEKALIAN."
"MAU LO APA SIH?!" Tanya mereka serempak.
Adit tersenyum puas dan berkata,
"BAYARIN GUE JUBAIDAH!"
"KITA GAK MAU, MAKSA BENER! ETDAH."
"Gue tusuk lagi, mau?"
"Demi si spongebob yang belum punya bini, kok lo hobi merintah?!"
Safira dan Bella, mereka sama-sama merasakan hal yang sama. Dan akhirnya, mereka menyerah.
Safira mendorong Bella kearah Adit.
"Lo bayar gih!"
"Lah kok gue?! Patungan dong!"
"Gue lagi missQueen Jamilah."
"Daripada kita ditusuk lagi, mending bayar. Ah elah, lama amat.."
"Gece lah. Banyak abcd lo, a-ba-co-d!!!"
Safira dengan tidak rela memberikan uangnya kepada Adit dan Bella juga melakukan hal yang sama,
"Gitu dong. Besok gue ganti sama yang warnanya biru."
"Halah, kagak usah sok deh. Lelaki kardus kayak lo tu, manis di mulut aja."
"Curhat mbak?"
"Nggak, gue lagi pidato."
"IYA IYA PIDATO. PIDATO BUAT YAYANG HOLLAND!"
🧸🧸🧸
|793 kata|
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITADINE [END]
Teen Fiction[True Story × Teenfiction] Kisah ini menceritakan tentang mereka.Si lelaki sombong yang dipertemukan dengan seorang Perempuan Jutek. Pertemuan mereka memang buruk, tetapi pada akhirnya mereka akan merajut kisah yang sama tetapi dengan akhir yang tid...