Lokal name. Yang gak suka silahkan close
.
.
.Rara menelungkupkan kepalanya disekitar lengannya. Ia bosan sangat tapi pria didepannya masih sibuk dengan buku pelajaran ditangannya.
"Jun"
Tak ada jawaban.
"Renjun"
Dia masih sabar
"RENJUN FAHREZA"
Oke nadanya sedikit meninggi akibatnya banyak yang berdecak karena merasa terganggu.
Pria itu Malik Renjun Fahreza mendelik kesal pada gadisnya "Kecilkan suaramu kita sedang berada diperpustakaan kota"
Rara mempoutkan bibirnya kesal. Renjun ini kalau sudah berurusan dengan buku pasti tidak bisa diganggu gugat.
"Jika tau aku akan dicuekin gini. Mending gak usah ikut kamu" Renjun mengangkat sebelah alisnya.
"Yasudah pulang saja sana"ucapnya datar.
Rara melongo, prianya itu benar-benar "Baik aku akan pulang, terimakasih untuk hari ini"
Renjun menghela nafas, dia yakin gadisnya sedang badmood karena dianggurin selama satu jam. Menutup bukunya kemudian mengerajar gadisnya itu.
Rara berdecak kesal. Sedari tadi dia terua menyumpah-serapahin Renjun.
Renjun menyebalkan
Mati saja sana
Kerjaannya selingkuh terus sama buku
Nyebelin
Semoga nilainya makin jelek
Ihhh
Ya begitu lah kira-kira gumamamnya. Karena terlalu sibuk mengoceh tidak jelas, dirinya tidak sadar kalau masuk gang sempit dan sepi.
Dia berhenti karena kebingungan. Oh astaga aku nyasar. Baru akan balik arah namun lengannya segera ditahan oleh pria berbadan besar.
"Hei nona mau kemana kau"
Rara panik. Ia takut setengah mati.
"Kalau dilihat dia cantik juga ya" ucap temannya yang tidak kalah besar.
Dia mau nangis rasanya. Menyesali dirinya yang kekanakan dan berakhir seperti ini.
"Lepaskan aku"
Dua pria itu tertawa kencang " hei nona jangan terburu-buru, kita bahkan belum bersenang-senang"
"Lepas, atau aku akan teriak"
Dia masih mencoba melepaskan peganggannya tapi percuma badannya terlalu kecil untuk itu.
"Tolong..tolong..tol hmpp" mulutnya langsung dibekap dan didorong ketembok "hiks..hiks.."
"Jangan menangis kami tidak akan menyakitimu,nona cantik"..
'Hiks..hiks..renjun tolong aku'
Rara memejamkan matanya ketika wajah pria itu mendekat.
Dugh..dugh.. buagh
Ia terkejut ketika mendengar suara jatuh.
'Renjun' ia merosot karena lemas dan terus menangis. Prianya itu masih memukuli dua preman berbadan besar padahal jika dilihat tubuh Renjun tidak sebanding.
"Hei, tidak apa aku disini" merasa sudah puas Renjun langsung menghampiri gadisnya dan memeluknya memberi ketenangan.
"Renjun hiks..hiks..hiks"
Renjun mengelus rambut Rara sayang. Jika boleh jujur dirinya merasa tidak berguna " sst sayang jangan menangis. Maaf"
Rara melepaskan pelukannya. Ia menatap Renjun dengan mata penuh air "Aku takut" lirihnya
"Jangan takut, aku disini" sambil mengusap lembut air matanya dan mengecup kening Rara sayang.
Sejenaka Rara merasa aman dan nyaman. "Renjun aku minta maaf" ia sadar ini bukan sepenuhnya salah Renjun.
Tapi si pria itu menggeleng "Tidak sayang, ini salahku" langsung memeluk gadisnya. Dan berjanji kejadian ini tidak akan terulang. Ia akan berada disamping gadisnya. Diamanapun Rara berada.
"Renjun kita pulang aja ya" meskipun sudah berhenti tapi isakannya masih terdengar.
"Iya sayang" melepas jaketnya dan memakaikan ke si gadis. "Aku janji kejadian ini tidak akan terulang lagi. Aku mencintaimu"
♧♧♧♧