.
.
.
.
.
...
Setelah terdengar pip aku langsung masuk ke apartement yang lumayan luas ini. Menghela nafas kasar saat melihat kekacauan didalam ruangan ini.
Ini baru ruang tv bagaimana dengan ruangan yang lainnya. Sebelum memulai membereskan kekacauan ini aku berjalan kesalah satu kamar.
Dan coba kalian tebak? Ini sih tidak bisa disebut kamar. Berjalan untuk membuka gorden sosok yang masih terlelap itu tampaktak terusik.
"Seongwoo"
Aku mengguncangkan tubuhnya
"Ong Seongwoo"
"Eunghh" ia terusik sedikit. Namun tak kunjung membuka mata. Keringatpun nampak deras mengalir dipelipisnya
"Panas" gumam ku saat merasakan suhu tubunya. Hahh sepertinya ia demam.
Aku turun untuk mengambil alat kopres agar menurunkan panas tubuhnya.
"Hera?" Lirihnya.
Tapi aku hanya bergumam sebagai jawaban. "Sejak kapan kau disini?"
"Sejak tadi" aku masih sibuk membersihkan tubuhnya " kau demam,setelah ini tidurlah lagi"
Seongwoo langsung tertidur begitu aku menempelkan plester penurun demam. "Semoga cepat sembuh"
..
..
Baiklah saatnya membersihkan apartement ini. Kim Hera semangat.Aku memulai membereskan sampah-sampah dan menaru cucian piring kotor ketempat cucian piring.
Jika kalian mau tau. Aku adalah asistennya selama dua minggu ini. Kenapa hanya dua minggu? Ya karena aku dengan bodohnya menyetujui taruhan tak penting dan berakhirlah aku yang kalah. Karena kesepakatan pria bertahi lalat itu dengan seenaknya menyuruhku menjadi asistennya. Arh menyebalkan sekali.
Ong Seongwoo ini ternyata pria yang jorok ya tapi kenapa fansnya banyak sekali.
Cucian piring sudah selesai kini aku sedang menyapu lantai dengan alat penyedot debu. Kira-kira sudah berapa lama lantai ini tidak disapu?
¤¤¤
Aku menarik nafas kemudian menghembuskan secara perlahan, jujur saja aku sangat lelah baru sehari bekerja tapi tulangku berasa rontok semua.
Nyapu lantai?
Udah
Ngepel lantai?
Udah
Cuci pirin?
Udah
Cuci baju
Udah
Ngelap debu-debu?
Udah juga
Masak buat Seongwoo?
Udah.
Aku tersenyum puas ketika semua pekerjaan sudah beres semua. Membaringkan tubuh disofa senyaman mungkin.
Tinggal menunggu si pangeran kampus bangun dan memberinya obat. Aku berbaring sebentar dan ketiduran.
..
Selang beberapa menit sicowok berasi bintang itu bangun,Seongwoo memegangi kepalanya ketika dirasa pusing kembali melanda.
Dirinya terbengong-bengong mendapati kamarnya yang sudah rapi. Kertas-kertas skripsi yang ditolak dosen sudah rapi tertata,buku serta komik nya pun sudah berada ditempatnya semula. Kamarnya benar-benar jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ah iya dia lupa,bukankah dirinya memperkerjakan gadis cantik itu selama dua minggu?. Hera bagus juga pekerjaanmu.
Keluar dari kamarnya, Apartementnya benar-benar sangat rapih dan bersih. Tersenyum puas ia melangkahkan kakinya ke sofa. Ia menekuk dahinya.
Hei, malah tertidur disini memangnya dia fikir badannya tak sakit?
"Hera bangun,Kim Hera"
"Iya,kembaliannya ambil saja untukmu" he? Dia mengigau?
"Hera bangun, badanmu bisa sakit nantinya" kali ini dengan mengguncangkan sigadis.
"Seongwoo?" Tanyanya ketika sudah membuka mata "Kau sudah bangun?"
Seongwoo memandang sigadis datar "menurutmu?"Hera bangun dan langsung mengecek suhu badan Seongwoo.
"Panas sudah lumayan turun, ayo kedapur makan dan minum obatmu" Hera langsung saja menyeret lengan Seongwoo tanpa persetujuan sipria.
...
"Ini obatmu"Seongwoo menerimanya dengan senang hati "Terimakasih"
Aku mengangguk "kenapa bisa sakit gini sih?"
"Entahlah, mungkin hanya terlalu lelah dan lupa makan kau taukan anak kuliah kalau sudah semester akhir gimana?" Ah iya aku mengangguk. Karena aku juga merasakan apa yang Seongwoo rasakan.
"Tapi istirahat barang sebentar emangnya gak bisa?"
"Tidak, dateline tinggal beberapa hari lagi dan aku tidak mau sibotak itu memarahiku karena proyeknya belum selesai"
Aku memandangnya malas "yayaya, aku tidak peduli setelah ini pastikan kau istirahat yang cukup"
Seongwoo tersenyum menyeringai "hei,kau manis juga jika sedang kesal"
Heh? Apa-apaan perkataannya itu.
"Jadilah pacarku"
Aku hampir tersedak ludahku sendiri mendengar ucapannya barusan. Terkekeh "Jangan bercanda Ong Seongwoo"
"Aku tidak bercanda" Seongwoo merubah raut mukanya, kali ini lebih serius "Aku menyukaimu maka dari itu aku ingin kau jadi kekasihku" ulangnya.
Aku mengedipkan mataku, merasakan pipiku menghangat. Astaga apa kah sekarang wajahku berubah merah?
"Bagaimana? Apa jawabanmu?"
Aku linglung " Oh iya, aku lupa mengangkat pakaian" dan langsung berlali ke lantai dua dimana jemuran berada.
"Hei, aku menganggap itu sebagai 'IYA'." Teriak Seongwoo.
..
..
Hehehe