15

4.6K 224 9
                                    

"Selamat pagi pak."

"Semoga hari anda menyenangkan, pak."

"Selamat beraktifitas pak."

Taehyung berusaha mengabaikan semua sapaan itu, ia tau, itu hanyalah perbuatan cari muka dari para karyawannya yang menginginkan promosi jabatan mereka.

"Hah menyebalkan.."

Taehyung membuka pintu ruang kerjanya dan terkesiap ketika melihat siapa yang telah duduk di sofa kantornya.

"Namjoon hyung.. "

"Apa kabarmu Tae? sudah lama tidak bertemu. Bagaimana rumah tanggamu? menyenangkan? sudah melakukan "itu"? "

Namjoon tertawa melihat Taehyung yang salah tingkah menghadapi pertanyaan darinya.

"H-hyung kau ini apa apaan? baru bertemu langsung membahas yang tidak tidak.. menyebalkan."

"Hahaha, kau ini.. masih terus terlalu serius."

Namjoon menepuk-nepuk punggung Taehyung yang masih kesal kepadanya.

"Apa hal yang membawamu kemari pagi pagi begini?"

"Ehm, begini.. sebenarnya aku tidak mau mengungkit ini, tapi apakah benar Hyerin membawa kabur semua uang dan hartamu?"

Taehyung bergerak gelisah dari tempatnya berdiri.

"Ah, rasanya kesal sekali jika membahas hal itu, tapi itu memang benar. Sudahlah hyung, lupakan, aku sedang tidak mood membahas ini. "

Taehyung segera menduduki kursi kantornya dan mulai membuka folder-folder pekerjaannya.

"Tapi Tae, kau benar tidak apa apa?"

"Namjoon hyung! aku bilang cukup! aku kesal mendengar kau membahas ini! Tidak usah ikut campur urusanku!"

Taehyung menggebrak meja kerjanya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Ya maaf jika itu membuat kau kesal, aku hanya berusaha peduli padamu, aku tahu kau pasti memendam ini sendirian dan tidak ingin mengatakan masalahmu pada siapapun. Itu saja."

"Mianhae hyung... aku tidak bermaksud membentakmu, aku memang sudah muak mendengar nama wanita sialan itu.."

"Tapi kau masih bisa makan kan?"

"Apa maksudmu hyung? apa aku semiskin itu dimatamu? hartaku tidak mungkin habis dikuras oleh si jalang itu! sudahlah kau ini memang menyebalkan hyung.. "

Namjoon tergelak setelah ia berhasil menggoda Taehyung yang sedang marah tersebut.

Lucu pikirnya. Karena ia tahu sifat Taehyung yang keras kepala dan dingin.

"Baiklah bapak CEO, sudah dulu mengobrolnya, aku banyak kerjaan. Bye"

"Justru kau yang mengajakku mengobrol dan membuang waktuku hyung..."

Namjoon tertawa dan segera meninggalkan ruang kerja Taehyung.

"Sangat tidak penting.."

🍃🍃🍃

Yeonwoo memberanikan diri keluar kamar.

"Aku tidak boleh terus begini, jangan bertindak seperti orang lemah Lee Yeonwoo"

Ia memulai aktivitas sehari-harinya didalam rumah besar itu, mencoba melupakan semua kejadian yang lalu, hal hal buruk dalam pernikahannya.
Dan seketika teringat kejadian di cafe kemarin.

"Aku ingin memelukmu saking senangnya"

Kata kata itu.

Terngiang di kepala Yeonwoo.

"Apa-apaan ini, apasih yang kupikirkan"

Yeonwoo menggeleng kepalanya kuat-kuat.

"Tidak, aku tidak boleh mencintainya, cukup bersikap baik sajalah padanya. "

Yeonwoo meneruskan pekerjaannya.

"Ah sudah jam segini, aku lupa memasak makan malam untuknya!"

🌺🌺🌺

Taehyung membuka pintu rumahnya dan melihat Yeonwoo yang sedang tertidur di sofa ruang tengah.

"Gadis ini, kebiasaan sekali.. "

Saat Taehyung hendak membangunkan Yeonwoo, seketika ia teringat kejadian masa lalu disaat ia selalu memarahi dan membentak gadis itu. Ia sungguh merasa bersalah dan menyesal.

"Pria macam apa aku ini.."

Taehyung mengusap wajahnya kesal.

"Ah, Taehyung oppa!"

Yeonwoo buru-buru bangun dan merapihkan bajunya.

"Kau sudah pulang? Apa kau lapar? A-aku sudah memasak makan malam untukmu.. "

Yeonwoo tidak berani melihat mata Taehyung yang menatapnya intens.

"Apa sih yang dia lihat, kenapa seram begitu"

"Oppa... apa a-aku salah bicara, ka-"

Taehyung membungkam Yeonwoo dengan pelukan eratnya.

"Kenapa sih pria ini selalu mengejutkanku dengan pelukan tiba tibanya ini"

Yeonwoo bergumam dalam hati.

"Oppa.. kenapa ka-"

"Maafkan aku sekali lagi Yeonwoo-ah, ku mohon padamu.. "

"Kan aku sudah memaafkanmu, dan aku pun berusaha melupakan itu semua, asal kau berjanji tidak mengulangnya lagi aku tidak masalah. "

Taehyung melepas pelukannya dan memegang kedua bahu Yeonwoo dan menatapnya kedua matanya.

"Kau ini, apa kau malaikat? kenapa kau tidak marah? kenapa kau tidak memukulku?"

Yeonwoo menundukkan pandangannya lurus kebawah.

"Aku sudah lelah, setiap hari, setiap detik rasanya aku merasa kesulitan dan menderita menjalani pernikahan paksa ini. Tapi aku bisa apa? aku hanya wanita yang pastinya akan kalah oleh pria sepertimu, yang punya segalanya, aku merasa kecil dan tidak bisa melawan. Semenjak perkataanmu di cafe itu rasanya aku menemukan secercah harapan untuk keluar dari penderitaan ini, setidaknya. Semoga kau bisa membuktikan perkataanmu saat itu."

Yeonwoo tak sanggup menahan isakannya dan air matanya lolos begitu saja.

"Yeonwoo-ah, Kim Yeonwoo.. "

Yeonwoo menegakkan kepalanya, terkejut. Taehyung menggerakkan jarinya menyusuri wajah Yeonwoo dan menghapus air matanya.

"Pegang janjiku mulai saat ini, lupakan semua kejadian buruk itu, jalani masa depanmu bersamaku, masa depan kita. Tolong jangan merasa terpaksa menjalani pernikahan ini. Aku mohon, mari kita jatuh cinta bersama-sama, dan mulai ini dari awal."

Wedlock. -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang