7

5.1K 261 1
                                    

Yeonwoo terbangun karena mendengar ada suara orang dibawah. "Ia sudah pulang" pikirnya.

"Yeonwoo-ah!"
"Ne?"
"Beri aku air minum, aku sangat lelah!"

Taehyung terbaring diatas sofa dengan koper disebelahnya, kerah bajunya sudah terbuka dengan bulir keringat di dahinya.

Yeonwoo memberikan segelas air kepada Taehyung.

"Kau kelihatan sangat lelah, berbaring dan beristirahat lah di kamarmu" Yeonwoo berkata dengan sangat hati hati.

"Sabarlah.. memangnya kau ingin menggendongku ke kamarku? Sebentar lagi aku masuk. Sudahlah sana tinggalkan aku dan jangan ajak aku bicara!" ketus Taehyung.

Yeonwoo kembali ke kamarnya dengan perasaan bingung. Bagaimana aku bisa mengambil hatinya?

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

"Aku berangkat"
"Berhati-hatilah dijalan"

Mobil hitam itu melaju kencang di jalanan. Meninggalkan Yeonwoo dengan batin sepinya.

〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

Yeonwoo keluar untuk membeli bahan makanan. Mengambil bahan bahan yang sekiranya bisa ia masak.

"Menjadi seorang istri penuh tanggung jawab bukan?"

Yeonwoo mencari sumber suara berat itu. Sosok pria tinggi dengan mantel kulit hitamnya tersenyum simpul sembari memasukkan beberapa barang kedalam keranjang belanjanya.

"Seokjin!"

Yeonwoo memeluk erat teman lamanya itu, sahabat dari kecil yang terpisah karena berbeda kota.

"Kenapa kau ada disini? Seoul sekarang membosankan?" gurau Yeonwoo

Seokjin terkekeh pelan dan mengelus puncak kepala Yeonwoo

"Kau masih sama Yeonwoo.. Ah aku sudah menyelesaikan studi ku disana. Daegu memang benar benar sebuah rumah. Aku selalu saja ingin pulang kesini setiap berada disana."

"Ya kau benar, bahkan aku sendiri tak ingin pindah kemana-mana lagi. Disini nyaman.."

Yeonwoo melihat kearah jendela kaca besar, salju mulai turun, awal musim dingin dimulai.

"Kau tahu darimana aku sudah menikah?" Yeonwoo baru teringat pertanyaannya.

"Aku bertanya kabarmu lewat telepon rumahmu, Eomma mu yang mengangkat dan ia bercerita bahwa kau sudah pindah rumah bersama suami mu"
Seokjin mengangkat bahu lebarnya.
"Ya ku kira itu cukup dini bagi mu, jadi kau tidak melanjutkan studi mu?"

Yeonwoo menggelengkan kepalanya perlahan sambil memandang kebawah.

"Oh ya, boleh aku berkunjung kerumah mu? aku bawa kendaraan, diluar sudah turun salju."
Seokjin menawarkan diri untuk mengantar Yeonwoo pulang.

Awalnya Yeonwoo ragu, tapi memang benar ia tak mungkin berjalan kaki dibawah salju tanpa memakai baju hangat, akhirnya
Yeonwoo mengiyakan.

"Pakai syal-ku, kau mulai kedinginan" Seokjin memberi syalnya yang semula melingkar di lehernya kepada Yeonwoo.

"Gomawo Seokjin-Oppa"

"Ne.."

Seokjin menggandeng Yeonwoo berjalan ke tempat parkir.

"Ia sosok yang perhatian dan penyayang" gumam Yeonwoo dalam hati.

Wedlock. -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang