24

3.7K 161 19
                                    

"Aku berangkat, sayang."

"Hati-hati, jangan pulang larut malam."

"Baiklah. Sini.."

Taehyung mencium dahi Yeonwoo dengan penuh sayang.

"Cepatlah nanti kau telat."

"Kau ini, bawel sekali.."

Yeonwoo memukul pelan dada Taehyung.

Ah rasanya ia tak ingin pergi dan ingin menghabiskan waktunya bersama Yeonwoo seharian ini.

💎💎💎

Taehyung baru saja sampai di depan pintu masuk gedung kantornya ketika sekretarisnya berlari menuju dirinya dan memasang muka ketakutan.

"P-pak Direktur.. ah ini sangat mengherankan sekali tapi malam tadi kantor kita seperti habis diobrak-abrik."

"Apa maksudmu?"

"A-ada orang yang memasuki kantor kita dan mengambil berkas-berkas penting. M-maaf tapi kita semua tidak tahu itu siapa.."

"Apa kau bilang?!"

Taehyung langsung menerobos masuk ke dalam kantor, terutama ruangannya karena berkas berkas penting itu ada di ruangannya.

Dan benar saja, laci meja Taehyung sudah terbuka dan benda apapun yang ada di sekitarnya berhamburan kemana-mana. Ruangannya seperti habis diamuk binatang buas.

"Siapa bajingan itu?"

Taehyung menggeram marah.

💎💎💎

Ting!

Mendengar bel rumahnya berbunyi, Yeonwoo langsung menghentikan kegiatan cuci piringnya dan mengelap kedua tangannya ke apron yang ia pakai.

Siapa ya?

Yeonwoo membuka pintu dan terkejut dengan siapa yang berdiri di depan ambang pintu rumahnya.

"K-kau?"

Hyerin. Wanita itu.

"Iya ini aku, Hyerin. Kalau kau sudah lupa. Boleh aku masuk?"

Sejenak Yeonwoo ragu apa maksud kedatangan wanita ini. Tapi dia tak mungkin membiarkan wanita ini di luar.

"Ah iya silahkan masuk.."

Hyerin hanya tersenyum kecil.

"Yeonwoo aku minta maaf telah mengganggu waktumu, tapi ini hal yang sangat penting."

"Ada apa?"

"Dengar. Mungkin sekarang Taehyung sedang kebingungan dan kesal setengah mati. Kau tahu? Semalam, aku menyuruh anak buahku agar mengobrak-abrik ruang kantor Taehyung."

Yeonwoo terkesiap dan menutup mulut dengan kedua tangannya.

"A-apa maksudmu? Kenapa kau melakukan itu?!"

"Aku belum selesai bicara, Yeonwoo. Dan saat ini tujuanku datang kesini adalah memberitahumu kalau aku membawa ini."

Hyerin membuka tas tangannya dan mengeluarkan beberapa lembar berkas.

"Kau lihat? Ini adalah berkas dan surat penting perusahaan suamimu. Benda ini sekarang berada di tanganku. Dan pasti kau tahu apa yang ia takutkan saat ini, kan?"

"K-kau!"

Yeonwoo membentak wanita sialan itu sambil memegang tangannya kencang.

"Aduh! lepaskan! Kau ini apa-apaan sih?"

"Harusnya aku yang bertanya kepadamu kenapa kau tega melakukan hal itu? apa tujuanmu?!"

"Kau ingin berkas ini kembali ke tangan Taehyung?"

Yeonwoo mengangguk.

"Okay, berarti kau akan menuruti segala permintaanku.".

Yeonwoo mengernyitkan dahi.
Tentu saja wanita ini punya tujuan dan saat ini ia tengah mengancam. Tetapi Yeonwoo belum bisa melihat dengan jelas apa rencana jahatnya.

"Apa permintaanmu?"

"Simple saja, ikut aku pergi ke Amerika."

"Mwo?! Kau gila? Untuk apa?"

"Ikut saja, disana kita bisa berlibur. Aku akan mengurus segalanya. Tak usah khawatir."

"Kau benar-benar sudah gila ya.."

"Aku muak mendengarnya, jadi kau mau menurutiku atau tidak? Kalau tidak ya... kau tahu sendiri akibatnya. Taehyung dan perusahaan besarnya bisa bangkrut sampai tidak ada sisa. Berkas ini penting sekali, karena ini projek perusahaan terbesar dan Taehyung sudah menginvestasikan seluruh aset perusahaanya untuk projek ini. "

Yeonwoo menggertakkan rahangnya, kesal. Dia tahu, saat ini keputusan ada di tangannya. Dan negosiasi ini sungguh sangat menyiksa dirinya. Tapi ia memikirkan nasib hidup Taehyung ke depannya, suaminya itu bisa depresi karena hal itu.

Yeonwoo mengalah, ia setuju dengan kesepakatan wanita jalang itu, dan bergegas membereskan baju-bajunya untuk pergi ke negara asing itu tanpa tahu apa yang akan dilakukannya saat berada disana.

Wedlock. -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang