Kekuatan yang kami dapat berasal dari Stone of Fantasy, dimana orang biasa akan mendapatkan kekuatan baru. Jika kalian menyentuhnya, kalian akan memperoleh kekuatan "Potential" berdasarkan dunia mana yang kalian tinggali.
Namun aku masih bingung, tentang kekuatan potensial yang ku dapatkan. Alat itu hanyalah sebuah pedang kayu, dengan dua lubang di ganggang pedang. Aku bingung fungsi ini untuk apa?
Waktunya kami belajar, karena sensei tak bisa mengajari semua dengan kekuatan yang berbeda secara sekaligus, kali ini ia membagi kelas yang sesuai dengan jenis senjata mereka.
Sensei telah menyiapkan 2 guru untuk kami, namun untuk Aku dan Cocoa kami akan belajar langsung oleh beliau.
Kami pun pergi ke ruang latihan masing-masing.
__________________Katagiri : Oke, pertama-tama kalian berdua akan belajar dari bawah dulu. Tapi, karena Agato sudah mempelajari dasarnya, tolong ajari dia.
Agato : Eh? Aku? Kenapa tidak Sensei saja?
Katagiri : *Pura-pura sakit* Aduh!! Punggungku... sakit!
Agato : Sensei, jangan pura-pura encok. Lagian ini hanya latihan basis saja 'kan?
Katagiri : Itulah sebabnya aku menyuruhmu melakukannya. *Mengedipkan satu mata*
Agato : *paham* O-Oh...
Cocoa : Aku ga keberatan kalau di ajari sama Agato.
Katagiri : Baiklah, aku akan duduk disini dan melihat kalian berdua berlatih.
.
.
.
.
Agato : baiklah, aku akan mengajarimu cara untuk bertarung.Agato : Pertama tekan Tombol X untuk loncat terus tombol Kotak untuk Pukul...
Katagiri : Hoi! Bukan Basic cara bertarung di Game! Ajari dia dengan serius!
Agato : Sori sensei, saya khilaf!
Akupun mengajarinya beberapa Basic yang kuingat. Kuda-kuda, Cara memegang senjata, Mengalahkan musuh Samsak dan lain-lain. Kami berdua terus belajar selama beberapa hari, sampai pada akhirnya Hari itu dimulai...
Katagiri : Pertarungan Praktek akan segera dimulai. Aku akui kau cukup hebat membiasakan diri dengan Senjatamu dengan cepat, Cocoa.
Agato : Itu karena aku yang mengajarinya, sih.
Katagiri : Hahaha! Sudah kubilang kalau kau pasti bisa!
Cocoa : Itulah, pacarku!
Agato : *Memerah* Hentikan, kalian membuatku malu saja.
Katagiri : Oke! Kalian berdua, segera pasang pengaman kalian.
Agato dan Cocoa : Siap!
Kami segera memasang pengaman yang di siapkan sensei agar kami tidak terluka. Aku memegang Kayu Twin Sword dan Cocoa memegang Kayu Broadsword, meskipun dia merasa berat membawa senjata ini, dengan pelatihan, akhirnya dia mampu mengayunkan pedang ke segala arah.
Kami bersiap untuk berduel siapakah yang menang dalam duel kami.
Katagiri : baiklah siapa yang mampu bertahan dalam sepuluh menit dia yang akan menang.
Agato : Sepuluh menit? Aku bisa mengalahkannya dalam lima menit dengan 1 pedang saja. *Melempar salah satu pedangnya*
Cocoa : Tapi, pedang miliku ini berat, lho! Semoga kamu tidak terluka, karena aku akan bertarung dengan serius!
Katagiri : Ayo bertarung dengan adil!
Kami berdua mulai menyerang satu-sama lain. Dimulai dengan serangan Cocoa yang menjadi pembukaan pertarungan ini, dia mengayunkan pedangnya dari samping. Aku berhasil menghindari serangannya karena aku tahu pedangku tidak akan mampu menangkisnya karena ukurannya panjang tapi kecil.
Sebelum aku mendarat, dia menyerang lagi. Kali ini dia menyerang lewat bawah. Karena aku belum siap untuk menghindar lagi aku terpaksa memakai pedang kecilku untuk menangkisnya.
Karena terlalu kecil aku terlempar dan ini menjadi kesempatan emas baginya.... atau itulah yang dia pikirkan. Dengan tubuh elastisku, aku berhasil menghindar dengan cepat. Sekarang giliranku yang akan menyerang.
Pertarungan terus berlangsung. Beberapa kalipun aku menyerangnya atau sebaliknya, kami berhasil bertahan hingga waktunya habis.
Katagiri : Oke! Waktunya habis!
Agato : Lumayan juga. Ternyata kau bisa sekuat ini dalam waktu singkat.
Cocoa : Agato juga.
Katagiri : *Bergumam* ternyata rumor yang di bicarakan Takahiro itu benar.
Agato : Hm? Apa sensei mengatakan sesuatu?
Katagiri : ...... ikuti aku. Ada sesuatu yang ingin ku katakan pada kalian berdua.
Kami mengikuti sensei ke ruang tamu. Ruang tamunya sangat tidak biasa. Banyak buku-buku diseluruh ruangan yang kami tempati saat ini.
Katagiri : Silahkan. Kalian pasti capek, minumlah. *Memberikan Teh*
Agato : Terimakasih.
Cocoa : jadi, kenapa sensei mengajak kami kesini?
Katagiri : Kalian, sudah mendapatkan kekuatan itu bukan? Orb of Universe?
Agato : Iya, aku sedikit terlambat. Tidak kusangka kalau Aniki-- bukan Machi-san akan bergerak secepat itu, Maaf.
Katagiri : Hm... aku penasaran dengan cincin di jari manis kalian. Apa kalian sudah menikah.
Agato : mana mungkinlah. Ini hanya Cincin dari simulasi pernikahan, kok.
Cocoa : Tapi, beberapa kalipun aku ingin melapasnya, cincin ini susah sekali dilepas.
Katagiri : Mungkin, kekuatan Orb of Universe ada di Cincin itu.
Agato : bagaimana cara melepaskannya?
Katagiri mengelengkan kepalanya seolah-olah kalau dia berkata tidak ada cara untuk melepas orb itu. Itulah yang kupikirkan, tapi...
Katagiri : Hanya 1 cara untuk melepaskan kekuatan Orb of Universe. Yaitu... Putuskan hubungan cinta kalian.
Agato : A-Apa?!
Cocoa : Memutuskan hubungan kami?!
Katagiri : Orb of Universe akan terus berfungsi selama ikatan cinta antara kalian masih ada.
Cocoa : Tidak mungkin! Apa ada cara lain tanpa harus memutuskan hubungan kami?
Katagiri : Sayang sekali tidak ada cara lain.
Benar, memang tidak ada pilihan lain selain mengakhiri hubunganku dengan Cocoa. Di buku juga berkata seperti itu...
Agato : Cocoa, Mulai sekarang hubungan kita berakhir sampai disini saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Unilord Beginning] Rise Up, Fall Down
FanfictionCerita ini belumlah berakhir, setelah Agato Dan Cocoa mulai berpacaran. Sebuah cerita baru terbuka, kali ini karakter dengan Nama "Perisai" datang ke Kota yang Agato tinggal saat ini dengan tujuan tertentu. . . Author Note : mohon maaf jika ada kes...