"Lo siap?" tanya seorang pria pada gadis yang kini tengah berdiri dihadapannya dengan gugup. Gadis itu menarik nafas dalam dan kemudian mengangguk mantap.
"Jangan lupa berdoa ya Chi."
Ya, gadis itu adalah Rose. Jun mengelus pelan surai hitam Rose dan kemudian beranjak menuju ruangannya karena ruang ujian nya dan Rose terpisah.
"Jun!" panggil Rose setengah berteriak.
"Fighting," ucap Rose lagi sambil mengangkat kedua tangannya yang di balas anggukan dan senyuman oleh Jun.
Rose tersenyum masih setia berdiri ditempatnya, ketika punggung tegap Jun yang tak lagi terlihat, ia kembali menarik nafas dan meyakinkan dirinya jika ia dapat melewati ini semua. Ujian hidup saja ia dapat melewatinya, bagaima hanya dengan ujian kelulusan seperti ini?
Setelah semangatnya terkumpul, Rose tersenyum kemudian berbalik masuk ke dalam ruang ujiannya.
***
Rose mengangkat kedua tangan untuk meregangkan otot-ototnya sambil berdiri di depan pintu ruang ujiannya. Sesekali ia celingukan mencari ketiga sahabatnya, baru akan mengeluarkan ponselnya, Rose mendengar pekikan cempreng memanggil dirinya."Mana yang lain?" tanya Rose pada Lisa yang tengah tersenyum lebar.
"Gak tau, belom keluar kali," sahut gadis itu sambil merangkul bahu Rose.
"Tumben lo udah keluar?"
"Bahasa Inggris mah kecil," sahut Lisa sambil menjentikan jarinya.
"Sok lo upil anoa."
"Hehe," cengir Lisa kemudian menunjuk ke arah seseorang yang tengah berjalan menghampiri mereka.
"Jennie," ucap Lisa yang membuat Rose menoleh.
"Hai, girls, gimana ujian terakhirnya?" tanya Jennie pada kedua sahabatnya.
"Lancar," sahut mereka serempak.
"Wehh, udah keluar aja lo pada," celetuk Jisoo tiba-tiba yang entah sejak kapan berdiri di belakang mereka.
"Buset dah, kek setan ae lo Jis, nongol tiba-tiba," ucap Lisa heran.
"Setan gigi lo maju, lo bertiga aja yang asik ngobrol makanya gak tau bidadari turun dari khayangan."
"Semerdeka lo ae dah Jis," ucap mereka bertiga sambil memutar mata malas.
"Kantin yok, perut gue minta diisi," ajak Lisa.
"Yookk," sahut Jisoo antusias sambil melengos mendahului mereka.
Jennie dan Lisa menggelengkan kepala heran. "Mabok soal tu bocah," celetuk Rose kemudian berjalan menyusul gadis itu.
***
"Akhirnya ujian udah kelar, gue udah gak perlu belajar lagi," ucap Jungkook menyenderkan tubuhnya di bangku cafe dekat sekolah mereka."Heh--" celetuk Lisa sambil memukul pelan kepala Jungkook. "Lo gak belajar mau lulus ujian masuk universitas dari mana syetan?"
"Tenang yang, gue masuk lewat jalur undangan."
"Undangan mata lo kotak, iya juga kalo nilai lo nyangkut," sahut Jun yang sontak mengundang gelak tawa satu grup mereka.
"Btw, akhirnya setelah sekian lama kita ngumpul bersebelas lagi ya," ucap Jin menatap teman-temannya satu persatu.
"Dan bentar lagi belum tentu kita bisa ngumpul kek gini lagi," sahut Hanbin yang sontak membuat mereka menatap sedih satu sama lain.
"Bener, udah mencar satu-satu, bahkan ada yang keluar negeri," timpal Jimin.
"LDR," lirih Jennie menatap sang kekasih. Suga tersenyum tipis dan mengelus pelan surai Jennie untuk menenangkan gadis itu.
"Lo Rose, gimana?" tanya Jisoo.
"Gue bakal balik ke Australi."
"Mampus bang Junedi ditinggal--" Lisa memelankan suaranya."Cari cowok bule disana Rose."
"Eh kadal Thailand, kata siapa gue ditinggal, orang gue ngikut Rose," sahut Jun menepuk pelan kepala Lisa dengan sendok.
"Hah? lo ngikut?"
"Iya, gue, Rose, Taehyung," jelas Jun yang sontak membuat Rose menoleh ke arah pria yang sedari tadi menyimak.
"Lo ke Australi?"
Taehyung mengangguk. "Papa nyuruh gue lanjut disana, sekalian bantuin ngurus perusahaan."
Rose mengangguk pelan, dan terdiam terhanyut dalam pikirannya.
"Intinya, walaupun kita mencar-mencar, kita harus ingat satu hal, kalo kita pernah berjuang bersama, dan entah kapan, suatu saat nanti kita harus janji buat ngumpul bareng-bareng lagi," ucap Hanbin yang diangguki mereka semua.
"Gue bakal kangen kalian, bukan cuman bakal pisah sama anak-anak cowok, bahkan kita berempat juga bakal pisah," ucap Lisa dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Jennie mengangguk, "Kalo aja kita bisa satu universitas."
"Sayangnya kita punya mimpi masing-masing sayang," sahut Suga dengan Jennie yang ada di dalam rangkulannya.
"Inget ya, dimana pun kita berada, kita semua bakal tetap jadi temen, ralat, sahabat, kita bakal selalu ada buat sesama dan kalo ada apa-apa jangan sungkan buat saling minta tolong," ucap Jun yang diangguki mereka semua.
"Yah, walaupun gue baru dan gak sampe tiga tahun sama kalian, tapi gue bahagia bisa kenal kalian semua, Jin, Jungkook, Suga, Hanbin, Jimin makasih udah mau jadi temen gue dan selalu ada buat gue sama sahabat-sahabat gue, dan kalian Jisoo, Lisa, Jennie, walau sekali lagi kita bakal pisah, gue yakin kita bakal bisa kumpul lagi, gue sayang banget sama kalian, kalian selalu ada buat gue, makasih, dan --"
"Taehyung, entah nanti kita masih sering ketemu atau enggak, gue juga mau bilang makasih, lo selalu ada buat gue, dan gue bahagia udah kenal sama lo, kak," ucap Rose yang sontak membuat mereka semua terharu akan kata-kata yang terlontar dari mulut gadis itu.
Lisa tersenyum dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Jisoo memeluk Rose sambil sesekali menghapus air matanya, dan jennie yang menyembunyikan wajahnya karena sudah banjir air mata di pelukan Suga.
Banyak waktu yang telah mereka habiskan bersama, banyak kenangan yang telah mereka buat bersama-sama. Itulah yang membuat mereka enggan untuk berpisah, mereka bersahabat, mereka sudah seperti layaknya keluarga.
"Mata gue kelilipan," celetuk Jimin menundukan kepalanya yang sontak membuat mereka semua tertawa pelan.
"Bilang aja lo nangis bogel," celetuk Jungkook.
"Kok jadi mellow gini ya," ucap Hanbin.
"Udah-udah acara sedih-sedihannya, mending kita ngabisin waktu yang masih ada buat sama-sama ngerayain selesai ujian daripada meratapi perpisahan kita," usul Jisoo.
"Bener kata ayang gue," sahut Jin.
"Oke kalo gitu kita mau kemana? kapan? bagaimana? mengapa? si--"
"Yee, somplak, ngapain lu malah nyebutin unsur-unsur berita?" potong Jungkook sambil memukul kepala Jimin, yang sontak membuat Jimin mendengus kesal.
"Rainbow beach," usul Taehyung yang membuat mereka semua menoleh.
"Kita semua mulai dari sana, dan karena bakal pisah lama, gimana kalo kita akhiri disana?"
"Bagus juga ide lo, yaudah siapa yang sepakat?" tanya Jimin yang disambut persetujuan dari mereka semua.
"Fix, besok pagi kita berangkat."
"Oke," sahut mereka serempak.
'Akhiri ya?' batin Rose dengan senyuman yang masih ia pertahankan.
¤¤¤
Hmm, sepertinya ada bau-bau mau ending 🙄
Yup, satu episode lagi endiiiinggg, akhirnya udah pada gak digantung gantung lagi 😄.
Happy reading 💕
Sorry for typo 💕
![](https://img.wattpad.com/cover/150332633-288-k762544.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not For Long
FanfictionRose seorang gadis yang ceria dan ramah berubah menjadi gadis yang datar bahkan dingin dengan sekitarnya, setelah mendapatkan kehidupan baru nya dan kembali kepada sahabat-sahabatnya dan bertemu dengan seorang pria yang mulai mengisi hatinya, akanka...