16 - Problem Pt.1

51K 2.7K 22
                                    


⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️

13 June
Orlando's Company, New York
02.00 P.M

Wilson menggelengkan kepala seraya berjalan melewati orang-orang yang berlalu lalang. Damien memintanya untuk membeli kopi kesukaannya di toko dekat perusahaan. Sebenarnya Wilson malas untuk pergi karena ia harus bertemu dengan debu bahkan diluar sedang sangat panas.

Sesampainya di Tourel's Cafe , ia membeli kopi pesanan untuk Damien dan dirinya. Butuh waktu sekitar lima sampai delapan menit untuk kopinya selesai di buat. Kopi disini memang sangat enak walaupun tidak begitu ramai. "Terima kasih." Ucap Wilson sembari mengambil pesanan minuman lalu ia pergi keluar cafe dan kembali ke Perusahaan Orlando.

Sementara Damien sedang duduk santai sembari bermain ps4 di ruang kerja. Ia jarang bermain karena kesibukan yang dimiliki, sehingga ketika semua tugas kerja sudah ia kerjakan, baru ia bisa menyentuh benda kesayangannya itu.

"Yes! Akhirnya menang!" Bersamaan dengan teriakan kemenangan dalam pertandingan game futsal tersebut, ponsel miliknya bergetar di saku celana. Ia mengatur mode pause dalam permainan futsal dan melihat siapa yang menelpon.

'Millen'

Damien menggeser tombol hijau dan disana terdengar suara temannya, Millen.

"Kau tau, Ibuku tadi memanggilku dengan Caramel. Dan sekarang aku sedang di kamar mandi, jadi kau harus menjawabnya dengan cepat." Damien berdeham sebagai balasan jika ia mengiakan.

"Kau yakin jika datanya sudah kau palsukan? Karena sepertinya Ibuku sedang melakukan pekerjaannya."

"Aku yakin Ibumu tidak bisa melacak data aslinya." Balas Damien dengan kekehan serta seringaian jika ia percaya diri. Tidak mungkin seorang Damien gagal melakukan pekerjaannya. "Kau yakin? Tandinganmu jauh beda dengan milik Ibuku."

"Kau meragukan kemampuanku? Aku tau siapa detektif milik Ibumu. Aku mengenalnya dan dia berada di tingkat dibawahku." Terdengar tawaan dari Millen. Damien ikut tertawa juga. "Jadi sekarang kau sedang menyombongkan diri, heh?" Seringaian Millen dan tawaan dari Millen masih terdengar.

"Membanggakan diri karena usaha sendiri memangnya tidak boleh? Lagi pula, kalau aku tidak tau tandinganku, mana berani aku membantumu."

"Sepertinya aku beruntung memiliki teman sepertimu."

"Ya, tentu. Apa yang tidak bisa ku lakukan? Aku detektif handal, jadi untuk masalah menyelidiki atau apapun, kau bilang saja padaku maka aku akan membantumu."

"Hahaha, yasudah kalau begitu aku tutup. Thanks." Damien mengiakan dan setelahnya terdengar suara sambungan terputus. Bersamaan dengan itu, pintu ruangan terbuka dan menampilkan Wilson dengan dua cup kopi yang masih hangat.

•••

Millenov's Mansion, Los Angeles
11.00 A.M

Caramel ingin sekali pergi ke kamar mandi karena rasa kegugupan yang ia rasakan sekarang. Beberapa waktu lalu, ia masih bisa menahan kegugupan ini untuk waktu yang lama karena Millen berada bersamanya. Namun sekarang Millen meninggalkannya! Dasar!

"Benetta, ada yang ingin kau katakan duluan?"

"Hah? Eh...tidak ada, Mrs. Millenov. Anda yang memanggil saya duluan, jadi saya kira ada hal yang perlu disini." Caramel tersenyum gugup. Ia ingin menutupinya namun jantungnya begitu berdetak cepat, rasanya ingin keluar dari tempatnya.

"Kenapa kamu begitu terlihat gugup? Kita sudah pernah berbicara seperti ini."

"Eh...haha, aku tidak gugup." Caramel memilit jemari menjadi satu dan Victoria melihatnya dengan jelas. Perempuan itu tersenyum kecil dan terlihat tenang. "Kalau begitu aku yang memulai." Caramel mengiakan dengan gugup yang menusuk ke jantungnya.

He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang