⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Paradise Apartment, New York-USA
Suara dari pintu apartement berbunyi menandakan jika pintu itu berhasil dibuka, dan memunculkan seorang perempuan dengan wajah kesal. Ia membuka sepatu heels-nya dan melemparnya dengan tanpa arah.
"Oh my god! Aku sudah berjalan seharian dan tidak ada yang menerimaku sebagai pekerja dimanapun!" Ia selalu mengumpat sembari melepas semua barang serta pakaian sehingga menyisakan pakaian dalam, lalu menggantinya dengan kaus tanpa lengan serta celana pendek.
"Jika terus seperti ini aku harus makan apa?! Uang tabunganku tidak akan cukup menghidupiku sampai 10 tahun kedepan, kau harus cari pekerjaan, Caramel!" Ia terus mengomel karena ia pusing sudah seminggu ia menganggur, sementara uangnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Suara bel apartementnya berbunyi dan membuat perhatiannya tertuju pada pintu apartment-nya yang tertutup di sana. Ia langkahkan kakinya mendekat lalu membukanya.
"Sore, Ms. Rose, ini beberapa surat tentang bayaran apartement ini. Anda harus melunasinya paling tidak 2 minggu dari hari ini, saya mohon pengertiannya," ujar orang itu dan pergi dari hadapannya.
Caramel langsung menutup pintu apartment-nya dengan kasar dan ia melempar surat yang baru ia terima ke meja. Ia mengacak rambutnya dan menangis untuk meluapkan emosinya.
•••
Malam hari pun tiba dan ia memutuskan untuk keluar dari Apartment dengan baju tidur bermotif babi untuk menenangkan dirinya. Ia terus melangkahkan kakinya dan tanpa ia sadari jika ia berdiri di depan club yang seminggu lalu ia datangi dan bertengkar dengan pak tua yang membuat ia kesal.
Pendengarannya menangkap suara musik yang keras dan entah kenapa sekarang pikirannya meminta dirinya untuk masuk ke dalam, padahal seumur hidup ia tidak ingin menginjakkan kakinya ke dalam.
"Ah tidak-tidak, bagaimana jika aku bertemu dengan si Pak tua itu lagi?" Caramel melangkahkan kakinya menjauh dari club bernama Phoenix itu namun kata hatinya berbeda dengan pikirannya. Hatinya berkata untuk pergi ke dalam dan meluapkan semuanya lalu melupakannya.
SRET
"Hais! Kau lagi!" Caramel mendengus kesal karena bertemu dengan pak tua itu lagi. Padahal baru saja ia memikirkannya dan pak tua ini ada di hadapannya tanpa ia minta.
"Kau lagi, Pak Tua, ternyata kau masih mengingatku," Pak tua itu mendesis dan ia melihat penampilan Caramel dari atas sampai bawah.
Baju tidur lagi?!, Pak Tua membatin.
"Tumben kau datang tanpa dewi-dewi di sampingmu, kemana mereka?"
"Kenapa kau menanyakan mereka? Ah...karena aku sedang tidak ada dewiku di sampingku, bagaimana jika kau yang menggantikannya?" Caramel langsung tertawa mendengar tawaran pak tua di hadapannya ini.
"Sudah-sudah, aku tau kau sedang ada masalah. Lebih baik kau temani aku minum-minum di dalam," Caramel mengerutkan dahinya bingung, entah ada angin apa, pak tua ini mengajaknya minum.
"Apa kau sakit, Pak Tua?" Tanya Caramel dan Pak Tua itu langsung tertawa dan merangkul bahu Caramel tiba-tiba.
Caramel pun tidak menolak dan ia memasuki tempat yang seumur hidup tidak ingin ia masuki namun ia melangkahkan kakinya dan menginjak lantai tempat itu.
Namun selangkah lagi ia bisa memasuki club tersebut, ada 2 penjaga berbadan besar yang melarang dirinya untuk masuk. Pak tua pun mulai mengeluarkan suara, membantu Caramel untuk bisa memasuki club ini.
"Kau berani melarangku membawa wanitaku?!"
"Bukan itu maksud saya Tuan Martin, silakan Tuan dan Nona lewat sini." Penjaga itu berkata dengan nada bergetar.
Apa hubungan pak tua ini dengan club ini, sehingga penjaga pun seakan takut mendengarnya. Caramel membatin.
Mereka memasuki club tersebut dan di dalam sorotan lampu warna warni menyambut kedatangan mereka serta lagu yang terputar dengan keras yang memenuhi club ini. Banyak manusia yang berdansa di lantai dansa bersama dengan pasangan dan mungkin bagi yang jomblo alias tidak ada pasangan akan berdansa sendiri bersama dengan imajinasi pasangan mereka.
Caramel tidak tau kenapa semua orang menyukai club padahal jika berlama-lama disini, bisa-bisa kuping mereka akan sakit karena dentuman musik yang sangat keras. "AYO KITA DUDUK DISANA!" Teriak Pak Tua di dekat kuping Caramel.
"Astaga Pak Tua, jangan membuat kupingku tambah tidak berfungsi dengan baik karena teriakanmu yang seperti seorang gadis cerewet!"
"Dasar nanti kuwalat kau!" Teriak pak tua itu lagi dan Caramel menutup kedua telinganya.
•••
Koin itu kembali terbang dan jatuh sesuai dengan ibu jari lelaki itu melemparnya. Satu tangannya merangkul seorang wanita di sampingnya dan ia menghentikan permainan kesukaannya yaitu melempar koin itu lalu memasukkan koin ke saku jasnya.
"Sudah kau bisa pergi, aku rasa sudah cukup hari ini," wanita itu pergi setelah Millen menyuruhnya pergi. Hari ini ia butuh hiburan setelah perusahaannya mengalami masalah.
"See you, honey. Jika kau butuh sesuatu telpon aku, aku senangtiasa akan melayanimu lagi," ucap wanita itu sambil mengedipkan satu matanya dengan mulut yang menggoda Millen. Namun lelaki itu sedang tidak dalam mood yang baik sehingga ia hanya menatap gadis itu dengan datar dan dingin.
Millen menghela nafas kasar dan ia beranjak dari duduknya lalu menuju ke lantai atas. Dimana ia dapat melihat semua aktivitas karyawan dan pengunjung yang datang.
Ia mengulas senyum saat matanya mendapati seorang perempuan sedang tertawa lepas dengan seorang lelaki yang sepertinya sudah berumur. Mereka meminum bersama dan ada hal yang menarik untuk Millen.
Perempuan itu memakai baju tidur dan sangat jarang, bukan sangat jarang, bahkan tidak pernah ia melihat orang datang ke club dengan pakaian seperti itu, kecuali ini sama seperti orang yang ia temui minggu lalu yang mengumpat tidak jelas di depan club miliknya.
TO BE CONTINUE •That Pijamas; End•
=================
Gimana part pertama ini?
Semoga suka ya ;)2019.01.07
Rev : 2020.04.18
KAMU SEDANG MEMBACA
He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔
Romance#50 Romance (2020/04/09) Ia terkekeh pelan saat melihat penampilan gadis yang memakai baju tidur di club miliknya. Sangat jarang ia melihat gadis dengan penampilan cukup berantakan yang seperti orang habis putus cinta, biasanya ia melihat perempuan...