⚠️❌Tinggalkan Jejak❌⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Sedangkan di dalam acara pesta, Damien baru saja menemukan Wilson yang sedang berbincang dengan seseorang. Ia menunggu Wilson selesai berbicara. Wilson yang menyadari keberadaan Damien akhirnya mempercepat percakapan dirinya lalu pergi ke Damien.
"Bentar Boss, saya ingin peringatin kalau kita bukan di tempat kerja. Jadi status kita sama disini, saya mewakili perusahaan ayah dan Boss mewakili perusahaan sendiri. Tidak ada berantem atau apapun, okay?" Damien memutar kedua matanya dan kalian tau apa kelanjutannya?
Damien memukul kepala Wilson. "Apaan sih, gak jelas."
"Astaga Boss! Tau gak?! Buat model rambut ini butuh waktu yang lama, jangan asal rusak aja!" Selanjutnya Damien menarik rambut Wilson hingga berantakan. Wilson menggeram kesal. "Boss! Jangan buat malu astaga! Pengen minggat rasanya!" Kesal Wilson.
"Minggat aja sono, minggat! Kayak berani aja!"
"Capek ngomong sama boss kayak gini, siapapun tolong tukeran posisi!! Argggg!!"
•••
Saat ini Caroline berada di tengah-tengah lantai dansa. Semua tamu membentuk lingkaran sehingga hanya ada Caroline dan Darren di tengah lingkaran tersebut. Darren tersenyum menatap Caroline hangat, mengayunkan kedua tangan untuk melingkar ke pinggang Caroline. Caroline menatap Darren dan melingkarkan kedua tangan di leher Darren, seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Lantunan musik yang elegan diikuti oleh setiap gerakan pasangan sejoli yang masih belum mengenal. Rayn tersenyum melihat keduanya menari di tengah keramaian bersama dengan Nero yang sedang menggendong Dylan. "Kau yakin kalau ini hal yang benar?" Tanya Nero. "Bukankah mereka saling mencintai?" Tambahnya.
"Kalau mereka saling menyukai pasti Millen akan mengejar, buktinya tidak." Imbuh Rayn. "Kalau kau lihat, Millen sedari tadi melihat Caroline terus-menerus." Balas Nero.
"Biarkan, apa peduliku? Ingat Nero, keluarga mereka tidak pantas untuk kita. Kesalahan adalah sebuah kesalahan."
Nero menghela nafas. "Yang terpenting, Caroline sudah kembali." Ujar Rayn sembari menepuk bahu Nero lalu pergi meninggalkannya. Nero tersenyum kecil bersamaan dengan rasa kasihan dengan Millen. Well, Nero tau kalau sebenarnya Millen dan Caroline saling mencintai. Meskipun mereka tidak saling menunjukkan.
Nero sudah memperhatikan Millen dan Caroline semenjak Nero mengenal Caroline untuk pertama kalinya. Sebenarnya Nero melakukannya untuk bermain-main karena tidak ada kerjaan saat itu. Namun kesengajaan itu menjadi hal yang menarik untuk di telusuri lebih jauh.
Entahlah, jika takdir mengatakan tidak, siapa yang bisa merubahnya? Hanya jika diperbolehkan, maka semua bisa berakhir indah. Nero menyusul istrinya yang sedang berbincang dengan teman sewaktu kuliah di Oxford University. Bersamaan dengan suara tepukan, Caroline dan Darren mengakhiri dansa romantis mereka. Pasangan sejoli itu tersenyum sembari bergandengan tangan. Millen semakin panas melihat perempuan miliknya disentuh lelaki lain, tidak ada yang bisa menyentuhnya selain dirinya.
Namun waktu berkata lain, bukan waktu yang tepat bagi Millen untuk bertindak sekarang. Ya, bukan. Ada hal yang lebih penting untuk diselesaikan. Masalah keluarganya yang juga membuat kepala Millen hampir pecah. Beberapa waktu yang lalu, setelah Caroline meninggalkan dirinya di Taman, ia mendapat telpon dari saudarinya bila keadaan dirumah sedang bermasalah. Sean seketika masuk rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh. Millen baru mengetahuinya sekarang padahal Papanya sudah berada di rumah sakit milik keluarganya selama seminggu dan masalah perusahaan sedang buruk.
Victoria adalah masalah baginya karena melawan dirinya susah, namun masalah perusahaan lebih susah dibandingkan Victoria. Tidak tau kenapa hal ini terjadi tiba-tiba seakan Tuhan tidak menginginkan dirinya bersama dengan Caroline. Millen mengepalkan tangan keras dan mengehela nafas kasar. Tidak ingin berlama diacara yang membuat hati dan pikiran terkuras habis, ia memilih pergi meskipun Caroline masih setia didepan panggung bersama dengan Darren.
Caroline melihat kepergian Millen, ia tidak memusingkan apa yang terjadi dengan lelaki itu. No more Millen sudah tercetak tebal di dahinya, meskipun lelaki itu mengharapkan dirinya. Caroline memang kalau sudah bertekad susah untuk diruntuhkan, jika saja ada alasan logis yang mampu merubahnya.
Caroline berharap Millen bisa menemukan perempuan yang tepat. Ia tersenyum melihat punggung Millen yang mulai menghilang dari pandangan ketika pintu besar kembali menutup. Darren menarik lembut Caroline menuruni tangga panggung.
Selesai acara, Keluarga besar Darren serta Caroline berkumpul. Mereka berbicara tentang negara yang cocok untuk pernikahan keduanya. Pertunangan akan dilakukan di esok hari di Kamboja. Hari ini hanya dilakukan perkenalan dan pemberitahuan pertunangan keduanya. "Kau harus terbiasa dengan ini semua, Caroline." Ucap Rayn melihat Caroline yang mulai kelelahan.
"Darren, kau bisa membawa Caroline sekarang." Kata Rayn kembali. Darren mengangguk paham. Ia akan membawa Caroline ke bandara milik keluarganya. Keluarga Lee memiliki jet pribadi tersendiri. Ia memesan pesawat jet ini dari keluarga Mateo yang terkenal dengan maskapai terbaik. "Memangnya kita akan kemana?" Tanya Caroline.
"Airport."
"Kenapa sekarang? Kenapa tidak bersama yang lain?"
Rayn berdecak. "Kau harus menikmati waktu berdua bersama terlebih dahulu."
TO BE CONTINUE •Nowadays;end•
======================
Hai hai, terakhir update bulan kemaren, semoga kalian masih inget alur ceritanya. Hehehe. Aku udah kelas 12 sekarang jadi bakal bener-bener jarang update, tapi tenang aja bulan desember aku bakal cobain sering update. Semoga kalian mengerti kesibukkanku :) thankyouKarena aku lama banget update, sering banget muncul pertanyaan, "kak ceritanya udah gak lanjut? Atau masih? Kak apa udah selesai?"
Tenang aja kok masih lanjut, untuk cerita HWM ini bakal selesai beberapa part lagi. Jangan sedih ya kalau Millen-Caramel bakal berpisah sama kalian. Aku udah memutuskan akhir cerita ini, entah itu happy atau sad, semoga kalian tetap suka. Aku pengen kasih tau kalau cerita ini ada sequel nya tapi gk tau kapan aku bakal publish.
"Kak, kalau udah selesai ceritanya bakal di buat buku gak?"
Okay, aku belum kepikiran untuk ke tahap itu, karena kesibukkanku yang bener-bener tinggi hehe
Udah itu aja yang pengen aku kasih tau, thankyou.
-Yustine234
2019.11.15
KAMU SEDANG MEMBACA
He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔
Romance#50 Romance (2020/04/09) Ia terkekeh pelan saat melihat penampilan gadis yang memakai baju tidur di club miliknya. Sangat jarang ia melihat gadis dengan penampilan cukup berantakan yang seperti orang habis putus cinta, biasanya ia melihat perempuan...