02 - Because of that

141K 6.5K 64
                                    


⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️

Seorang pelayan datang dengan dua botol alkohol dan juga dua gelas kosong. Pak tua mengambil alkohol tersebut dan menuangkan ke kedua gelas kosong itu. Caramel melihat ke lantai dansa yang di penuhi oleh puluhan orang yang sedang menari dan asik dengan dunia mereka sendiri. Dalam hatinya tidak ada rasa untuk ikut berdansa di tengah puluhan orang yang sedang asik dengan dunia mereka.

"Minumlah, aku akan membayarnya," Caramel kaget mendengarnya, seakan ia tidak percaya dengan ucapan Pak Tua itu. Padahal kesan pertama kali ia bertemu tidak membuat kesan yang baik.

"Hais, aku tidak percaya." kata Caramel dan Pak Tua itu langsung tertawa mendengarnya. Ia memberikan gelas yang berisikan alkohol ke Caramel dan perempuan itu mengambilnya.

"Mungkin kita akan jadi teman minum,"

"Memangnya aku mau, Pak Tua?" Caramel mengatakannya dan mendesis sebelum ia meminum gelas berisikan alkohol di tangannya. Pak Tua terkekeh pelan.

"Bocah, siapa namamu?" Tanya si Pak Tua itu dan Caramel berpikir untuk apa Pak Tua ini menanyakan namanya. Sebuah bohlam muncul di atas kepalanya dan ia menyunggingkan bibirnya ke atas.

"Benetta, kau bisa memanggilku Etta, Pak Tua," Jawab Caramel bohong. Dalam seumur hidupnya, ia tidak akan mengungkan identitas aslinya jika bukan untuk orang terdekatnya.

"Kau masih sekolah?"

"Apa wajahku terlihat seperti anak sekolah, Pak Tua?"

Pak itu mengangguk dan Caramel menghela nafas sabar. Memang ini bukan pertama kalinya ia menerima pertanyaan tersebut. Apa ini karena ia memiliki wajah yang seperti babyface?

Mungkin karena namaku Caramel, berarti wajahku juga manis. Namun hidupku tidak semanis namaku, Caramel membatin.

•••

Ia mengeluarkan koin di saku jasnya dan memainkannya. Sedari tadi ia mendengar percakapan kedua orang itu-Caramel dan Si Pak Tua-dan ia mengulas senyuman di wajahnya.

"Sebenarnya iya. Kau kerja dimana?" Millen terus menguping percapakan mereka sembari ibu jarinya selalu melempar dan menangkap koin yang melambung keatas dan kebawah.

"Aku pengangguran, aku di pecat 2 minggu yang lalu," Millen mengubah posisi duduknya namun ia masih fokus mendengarnya.

Ia tertarik untuk mendengar ucapan mereka, apalagi bukan karena si perempuan berpakaian tidur yang datang ke Club miliknya. Tidak disangka kedatangannya untuk mendengar percapakan mereka, mengundang beberapa perempuan cantik dengan pakaian terbuka yang tujuannya adalah menggoda Millen.

Memang Millen tidak pernah bergabung untuk duduk bersama dengan banyak orang yang merupakan pengunjung Club-nya. Ia sebenarnya tidak suka dengan keramaian namun karena ia tetarik dengan perempuan berpakaian baju tidur dan bermotif babi, dia mengabaikannya.

"Pergi atau saya akan menendangmu keluar!" Millen mengusirnya dengan nada keras dan jangan lupakan bagaimana mimik wajahnya.

Para wanita pergi dan tidak berani untuk mendekat bahkan menyentuhnya. Millen tersenyum kecil karena ia tidak perlu memerlukan banyak tenaga untuk mengusir para jalang itu.

Disgusting!, Millen membatin.

Millen menoleh ke tempat lelaki tua dengan perempuan berbaju tidur bermotif babi namun ia hanya melihat perempuan itu yang sekarang sedang tertidur. Lelaki itu itu tidak ada di sampingnya dan ia yakin kalau dia kabur.

Tapi ia mengurungkan niatnya, ia akan menunggu setengah jam lagi, jika lelaki tua itu tidak datang maka ia akan mendekatinya. Sembari menunggu, ia tersenyum melihatnya karena ia melihat ini sangat aneh, kebanyakan orang akan memakai pakaian terbuka untuk datang ke club namun perempuan itu datang dengan baju tidur babinya itu.

"Shit!" Millen mengumpat saat melihat perempuan baju tidur babi itu di dekati oleh lelaki yang bukan lelaki tua itu. Ia mendekat dan mendorong lelaki yang mendekati perempuan baju tidur babi itu.

"Pergi, sebelum kau aku habisi disini," peringat Millen dan lelaki itu berdiri tegap dan memperhatikan Millen.

"Maafkan saya, tuan Millen. Saya kira dia bukan milik anda, maafkan saya. Saya pergi," kata lelaki itu dan ia lari terburu-buru.

Millen berdesis dan matanya kembali ke sosok perempuan berbaju tidur babi yang tengah tidur di tengah bisingnya club ini. Ia melihat dari ujung kepala hingga ujung kaki Caramel dan ia kembali memeperhatikan wajah Caramel.

"Ah dia cantik juga, sepertinya aku bisa mencobanya. Sebenarnya aku tertarik karena cara berpakaiannya yang berbeda dengan wanita lain saat ke club," Millen bermonolog dan di saat itu ia berpikir untuk membawa gadis ini ikut bersamanya, namun...

TO BE CONTINUE •Because of that; End•
===================
Gimana chapter kali ini??
Semoga kalian gak bosen sama ceritanya :)

2019.01.08

Rev : 2020.06.04

He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang