⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Millen harus menggagalkan rencana yang ia persiapkan untuk malam ini. Keluarga Martin mengundang mereka-Millen dan Caramel untuk ikut bersama makan malam di salah satu restoran milik Xian-Xian. Restoran milik Xian-Xian berkembang di bidang Chinese Food untuk bagian wilayah Asia, namun untuk Western Food di wilayah Amerika, tepatnya New York dan wilayah Eropa, Australia serta Selandia Baru.
"Caramel, kau harus mampir ke restaurant ku di New York. Jika kau datang, kau hanya perlu menyebut nama kakakku, Ryan atau namaku." Kata Xian-xian kepada Caramel. Caramel mengangguk paham, tetapi dalam hati ia tidak mungkin pergi kesana.
Restaurant ini bernama A Xian Restaurant, sudah berkembang sekitar belasan tahun, tepatnya ketika Xian-xian melahirkan Carlton. Mungkin karena Xian-xian berasal dari keluarga Martin, sehingga nama restaurant miliknya pun ikut terangkat dan menjadi salah satu restaurant yang paling di minati.
"Iya, Ms. Martin." Jawab Caramel.
"Panggil aku Aunty saja."
"Ah, baiklah, Aunty."
Mereka tidak langsung pulang selesai makan malam, mereka memutuskan untuk karaoke dan berbincang-bincang. Millen mempelajari satu hal dari keluarga ini, mereka terlihat sangat senang dan seperti tidak ada aturan. Mereka juga lebih suka berkumpul dengan keluarga.
Tidak disangka Millen menaikkan sudut bibirnya dan berharap keluarga nya seperti ini juga. Caramel datang dan menyenggol bahu Millen. "Mereka terlihat bahagia, bukan? Andai saja aku memiliki keluarga pasti aku akan bersenang-senang dengan keluargaku." Kata Caramel sembari tersenyum melihat Pak Tua dan Xian-xian yang tengah bernyanyi.
"Menurutku hidupmu lebih beruntung dariku, Caramel." Ucap Millen dalam hati, ia memandangi Caramel dari belakang dengan tatapan sedih. "Kau ingin keluarga, bukan? Kalau begitu menikah denganku dan kita menjadi keluarga." Balas Millen kepada Caramel sambil merangkul bahu Caramel.
Caramel menyingkirkan tangan Millen di bahu. "Omonganmu selalu saja tidak jelas." Caramel berdecak sembari menggeleng kesal.
"Yang penting intinya tetap keluarga. Menikah lalu berkeluarga. Apa salahnya?"
"Siapa yang ingin menikahimu."
"Kau."
"Aku? Hahaha...sampai kapanpun aku tidak mau berhubungan denganmu, apalagi sampai menikah. Jadi jangan bermimpi untuk membuatku menerimamu."
"Oh, ya? Aku tau dalam lubuk hatimu itu kau menyukaiku, tetapi karena kejadian sewaktu kau baru mengetahui kalau peraturan keluargaku begitu, mungkin kau tidak berani."
"Adanya peraturan atau tidak, aku tetap dengan pilihanku."
"Kau perempuan keras kepala juga, ya." Millen mendorong kepala Caramel dengan telunjuk sembari berdecak kecil. Caramel mencubit pinggang Millen dan lelaki itu meringis kesakitan. "Makan itu cubitan, kau berbicara seperti tidak berkaca." Balas Caramel.
"Memangnya aku keras kepala?"
"Ya! Kau sangat...sangat...keras kepala! Bahkan aku sampai bingung membedakanmu dengan batu." Millen tertawa mendengar celotehan Caramel yang sangat gemas di matanya. "Aku bukan keras kepala, aku cuman mempertahankan apa yang menurutku benar. Kalau aku sudah menentukan pilihan, aku pasti akan memegangnya." Kata Millen dengan manis. Ia bahkan bersikap lembut kepada Caramel dengan memegang kedua bahu gadis itu.
Caramel hingga terdiam sebentar untuk melihat kedua mata Millen yang bertatapan dengan miliknya. "Ya,ya,ya, Mr. Millenov." Balas Caramel sembari memutar kedua matanya dengan jengkel. Millen menyunggingkan bibirnya. "We'll see, Ms.Rose."
23 September
MARTIN's Mansion, Shanghai-CHINA
07.15 A.MCaramel memutuskan untuk lari pagi di taman milik keluarga Martin. Kemarin ia tidak sengaja melihat ada sebuah taman yang sangat luas dan membuat ia ingin lari pagi.
Caramel berhenti sebentar untuk beristirahat dan duduk di bangku yang ada disana. Carlton tiba-tiba mendatangi dirinya. "Boleh aku duduk disini?" Tanya Carlton.
"Tentu saja, tidak ada yang melarangmu untuk duduk disini."
Carlton duduk. "Bagaimana bisa kalian bertemu?"
"Maksudmu aku dengan Mill...Mr.Millenov atau Pak Tua, Kakekmu?"
"Keduanya."
"Aku bertemu pertama kali dengan kakekmu di sebuah Club dan saat pertemuan kedua, kita memutuskan untuk minum bersama. Lalu, kita berbicara hingga kita mabuk dan tertidur. Hingga keesokannya aku terbangun di sebuah tempat yang asing dan ternyata itu kediaman Mr.Millenov setelah kita bertemu." Ucap Caramel panjang lebar. Carlton mengangguk mengerti.
"Cerita yang panjang dan jarang terjadi untuk orang seperti kakekku," Caramel mengerutkan dahi. "Maksudku, kakekku sangat jarang bisa memperlakukan orang dengan seperti itu kepada orang yang baru ia kenal. Tapi anggap saja itu keberuntungan untukmu." Lanjut Carlton dengan senyuman di akhir.
Caramel tersenyum dan mengangguk pelan. "Oh, ya, kau bermain dengan seorang Millenov, kau harus berhati-hati. Mereka suka menyakiti orang lain." Kata Carlton.
Aku saja sudah merasakannya!
-Caramel"Iya-"
"Tapi tenang saja, karena kau kenal dengan Kakekku, kau tidak perlu khawatir. Kau sepenuhnya akan berada di bawah perlindungannya." Ucap Carlton memotong ucapan Caramel.
TO BE CONTINUE • Martin's; End•
==================
Besok dah bulan Juni aja, gk kerasa dah hampir 5 bulan aku nulis cerita ini. Thanks bagi yang udah nunggu cerita ini update ❤️ love you gengs❤️💜2019.05.31
KAMU SEDANG MEMBACA
He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔
Romansa#50 Romance (2020/04/09) Ia terkekeh pelan saat melihat penampilan gadis yang memakai baju tidur di club miliknya. Sangat jarang ia melihat gadis dengan penampilan cukup berantakan yang seperti orang habis putus cinta, biasanya ia melihat perempuan...