⚠️‼️Tinggalkan Jejak‼️⚠️
⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️Orlando's Company
11.30 A.M"Wah, coba saja aku adalah Caramel pasti sangat mudah untuk berpergian." Kata Wilson berterus terang. Ia membesarkan suara berharap Damien dapat mendengarnya. Namun yang di harapkan tidak menjawab, seakan memilih untuk tidak mendengar Wilson.
"Boss, kau tidak marah atau gimana gitu? Caramel baru kerja sehari dan dia-" Wilson langsung berhenti berbicara saat Damien menatap tajam. Ia langsung mendadak diem dan memilih duduk di kursi di depan meja kerja Damien.
"Kalau begitu kau bebas, dan berikan aku surat pengunduran dirimu sekarang." Damien menyunggingkan bibirnya dan bersandar pada kursi kerja. "Kau tau kalender kerja kita bukan? Ini masih bulan juni, masih beberapa minggu lagi untuk perusahaan ini libur." Tambahnya.
Wilson menghela nafas. "Boss, kita gak ada jadwal pergi bersama karyawan gitu? Bisa mempererat hubungan loh, Boss."
"Kepinginnya begitu, tapi mereka juga akan pulang ke rumah mereka masing-masing dan liburan bersama dengan keluarga mereka." Balas Damien. Wilson memajukan kursi ke samping Damien.
"Kau tidak bisa diam disana saja? Apa bedanya disana dan di sebelahku?"
"Berbeda, Boss. Disana ya disana, tapi disini lebih dekat," Damien menghembuskan nafas kasar. Memang tidak ada gunanya berdebat dengan Wilson. "Lagi pula berbicara seperti ini lebih enak, biar Boss juga bisa dengar lebih jelas." Wilson memamerkan cengiran khasnya. Lagi-lagi Damien menghembuskan nafas kasar.
"Awas, Boss. Kalau kebanyakan buang nafasnya nanti pasokan udara di jantung Boss berkurang loh." Damien ingin sekali memukul Wilson agar lelaki itu bisa diam seribu bahasa.
"Kau ini banyak omong sekali! Ingin aku lakban juga mulutmu."
"Tuh 'kan baper lagi. Jangan marah-marah Boss entar cepet tua." Wilson kembali memamerkan cengiran khas miliknya. Damien ingin sekali menonjok deretas gigi itu agar hilang satu atau dua gigi. "Kau tidak ingin aku menghilangkan gigimu itu, bukan?" Ungkap Damien dengan berdecak di akhir.
"Oke bercandanya selesai," Wilson duduk tegak dan menampilkan wajah serius meskipun tawanya sulit sekali di sembunyikan. "Begini, ada alangkah baiknya perusahaan kita mengadakan karyawisata bersama para karyawan satu kali dalam setahun. Selagi bisa mempererat hubungan antar atasan dengan pegawai dan Boss juga bisa mengetahui bagaimana cara sifat mereka dan lainnya."
Damien menyimak apa yang di keluarkan oleh Wilson. Meskipun ia selalu kesal dengan Wilson, namun apa yang Wilson ucapkan selalu ia dengarkan karena memang benar. Terkadang sih, hanya beberapa kali ia menangkap sikap serius Wilson karena setelahnya ia selalu melihat sikap jahilnya.
"Paling tidak selama seminggu liburan bersama. Misalnya mereka tidak mau ikut ya sudah, tapi jika ada yang mau ikut berarti itu keinginan mereka sendiri," Wilson menjeda ucapannya. "Mungkin untuk biaya, kita menanggung transportasi dan hotel selama liburan serta tiket pesawat pulang-pergi."
"Untuk hotel itu hal yang mudah. Kita bisa memakai hotel temanku, yang biasa kau panggil pasangan itu." Wilson mengangguk mengerti. "Bagus jika begitu!"
"Untuk pesawat bagaimana jika pinjam punya keluargamu?" Tanya Damien pada Wilson. Yang ditanya pun terdiam.
"Ha? Pesawat? Bagaimana aku punya."
"Bukan kau, tapi keluargamu. Sudah jangan mengelak lagi, aku sudah tau tentang keluargamu sejak lama." Damien tersenyum tipis saat menjeda ucapannya. "Tentu saja nama belakangmu itu bukan nama yang biasa, Wilson."
KAMU SEDANG MEMBACA
He Wants Me [ #1 MILLENOV ] ✔
Romance#50 Romance (2020/04/09) Ia terkekeh pelan saat melihat penampilan gadis yang memakai baju tidur di club miliknya. Sangat jarang ia melihat gadis dengan penampilan cukup berantakan yang seperti orang habis putus cinta, biasanya ia melihat perempuan...