Marva sedang sibuk bekerja dirinya sedang membereskna sejumlah berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
"Perkerjaan manusia itu sangat merepotkan dan tak ada beresnya!". Gerutu dirinya sambil menghitung jumlah berkas yang sudah selesai.
Kring
Kring
KringSuara telepon rumah berdering begitu nyaring. Segera Marva pun mengangkat panggillan telepon tersebut.
" Hallo, selamat siang dengan Marva disini.".
"Hallo, Mr. Marva kau di alih tugas kan ke pulau sebrang, bersiaplah besok pagi bari kau berangkat.". Atasan Marva dari katornya.
"Tapi Tuan saya belum siap, dan banyak urusan di rumah,".
"Saya tidak mau tahu, ini sudah tugas mu!".
"Ta-tapi..."
Tut..
Sambungan terputus Marva belum selesai bicara.
Marva tak ingin meninggalkan Marvin sendirian, ia masih memerlukan bimbingan dan Masih banyak hal yang belum Marvin mengerti tentang dunia manusia.Marva ingat saat ia pertama kali datang, ia memecahkan TV dan berteriak "Ada mania di sana!". Padahal hanya siaran pesulap, yang berpakaian penyihir.
Setiap mengingat hal itu Marva selalu tertawa sendiri.
Marva dialih tugaskan selama satu bulan, cukup lumayan lama. Setelah dipikir-pikir, Ya Marva sebaiknya ia meminta tolong saja pada sahabatnya untuk menjaga dan mengurusi keperluan Marvin selama ia bertugas.