Bab. 12

3.7K 447 15
                                    

Aku Zaer, hantu baik hati, ganteng dan tidak sombong.

Pesta di rumah si Xoxo memang luar biasa mewah. Nggak habis pikir aku, apa pekerjaan orang tuanya sampai punya harta begini banyak. Tamu-tamu undangan yang datang berdandan tak kalah glamour, semua berlomba-lomba memamerkan kekayaaan melalui penampilan, hebat manusia!

Aku meninggalkan Thalysa sendirian di atas. Harusnya tidak lama dan kuharap dia baik-baik saja. Rasa penasaranku oleh kehadiran hantu berbaju tidur bikin bingung. Bagaimana mungkin dia mengenalku? Koq bisa? Di mana kami berkenalan saat masih sama-sama hidup.

Aku amati keadaan pesta dari tempatku berdiri. Pohon paling tinggi yang ditanam di halaman. Suara musik bercampur dengan gelak tawa. Pikiranku mengembara pada Alysa, apakah dia juga menginginkan semua kemewahan ini? Apakah dia juga berpikir untuk mengajakku ke pesta? Bukankah itu tidak mungkin mengingat keadaanku? Di satu sisi aku ingin dekat Alysa tapi di sisi lain merasa keadaanku nggak memungkinkan untuk bersamanya. Ah, aku memang stress.

Di sisi lain kolam akhirnya aku melihatnya, si hantu sexy.

"Oii, Mbak. Tunggu gue!"

Aku berteriak dan menghilang. Menjejakkan diri tepat di hadapannya. Untuk sesat kulihat wajahnya seperti kaget.

"Mbak, gue pingin bicara."

"Brian, kamu ngapain masih di sini. Cepat pergi, di sini berbahaya!" serunya panik. Dia meremas-remas tangan dan wajahnya menoleh ke kanan kiri dengan cemas.

"Mbak, ada apa sih? Apa kita dulu pernah kenal?"

Hantu itu menggeleng cepat. Matanya seperti menyiratkan ketakutan. Aku jadi makin heran.

"Brian, apa pun yang terjadi, pergilah. Aku nggak mau kamu terluka ke dua kali karena aku. Kamu anak baik, Brian."

What? Ada apa, koq aku makin bingung. Belum tuntas keherananku, kami dikejutkan dengan sesosok makhluk yang menampakkan diri di depan kami. Jin penunggu bapaknya si Xoxo.

"Hei, Jalang! Ngapaian kamu masih di sini, enyah sekarang!" aumnya marah.

Aku melotot, sungguh keterlaluan si jelek ini. Aku bilang jelek karena dengan kepala botak, wajah merah penuh bopeng dan bau busuk yang menguar dari badannya.

"Lo, kagak usah ikut campur! Ini urusan gue sama dia," selaku nggak senang.

"Ini rumahku!" ucap si Jin nggak mau kalah.

"Memang, tapi gue tamu. Emang lo nggak diajarin buat menghormati tamu?" kataku tanpa berpikir.

Kulihat jin bloon itu seperti bingung mendengar kata-kataku. Syukurin, siapa suruh main perintah sama Zaer.

"Mbak, ayo. Kita pergi dari sini, cari tempat yang enak buat ngobrol," ajakku pada si hantu sexy. Namun anehnya dia menggeleng.

"Dasar sableng! Main-main sama akuuu!"

Aku meloncat saat si jin burik itu menubrukku. Sial, pemarah amat ini makhluk. Mbak hantu sexy menghilang entah kemana. Saat aku lengah sebuah bogem diarahkan padaku dan mengenai sisi kepala, membuatku terhuyung kesakitan.

"Pergi nggak lo, sekarang!" usir jin burik dengan senyum pongah.

Duuh, rasanya sakit kepalaku tapi dia salah kalau mikir aku menyerah karena pukulan tak seberapa. Dengan geram kuulurkan sulurku, percikan apinya membuat jin burik terkaget.

"Lo pikir, lo tuh siapa? Berani nyentuh gue sembarangan!"

Dengan geram kuterjang dia hingga terpental menembus dinding. Kami bergumul di luar pagar. Badannya makin lama makin membesar karena rasa marah dan pertarungan. Dia salah kalau berpikir akan bisa mengalahkanku semudah membalik telapak tangan.

ASMARA DUA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang