Bab.6

4.6K 484 21
                                    

Bab.6 oleh Nev Nov

Aku Zaer, hantu ganteng paling awuwu!

Susah emang kalau jadi orang ganteng. Kemana-mana banyak yang nge-fans. Nggak Kunti, nggak Mbak Suster semua mengikutiku. Setiap kali melihat keberadaanku, para hantu cewek langsung menggoda dan histeris, belum lagi minta dipacari, hadeuuh.

Contohnya sekarang ini, ada Nancy, si noni Belanda yang suka manja merayu. Ribetnya lagi kalau mau nolak mereka itu susaaah minta ampun. Padahal hatiku hanya untuk Neng Lisa seorang.

Nancy yang sekarang sedang menempel di sebelahku sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yang lentik, sungguh nggak tahu diri. Saat aku sedang asyik merayu pujaan hatiku, Neng Lisa yang cantik, dia datang mengganggu. Emangnya nggak ada cowok lain apa? Dari pertama ketemu sampai sekarang nempel kayak permen karet.

"Zaer, Sayang. Aku kangeeeen. Sudah lama kita tidak bersua." Nancy bicara dengan logat Belanda yang medok.

"Nancy, baru juga minggu lalu kita ketemu di dekat kuburan China. Bisa-bisanya ngomong gitu?" Aku menggeser dudukku agak jauh dari dia tapi sial, dia menempel lebih dekat. Ranting tempat kami duduk bergoyang keras. Untung sedang nggak ada manusia di bawah, bisa-bisa pada lari karena dikira ada hantu. Eih, tapi emang ada kami, ya?

"Itu sudah seminggu, Zaer. Nancy maunya kita setiap saat ketemu." Lengannya merangkul lenganku, otomatis aku menggeliat untuk melepaskan diri.

"Lagi hujan Nancy."

"Emangnya Nancy peduli hujan?" sentaknya marah.

Iya juga sih, di kampung kami memang sedang hujan deras. Membuat malam makin dingin dan sahdu. Buat kami hujan atau panas nggak ngaruh. Hanya saja jika hujan dan suasana kampung sepi itu membuat tenang. Mendadak pikiranku tertuju pada Neng Lisa, hujan-hujan gini dia bawa payung mau kemana? Apalagi hari sudah gelap.

"Zaer, kamu jangan cuekin aku dong?" Teguran Nancy membuatku tergagap dari lamunan.

"Bukan gitu, aku hanya—"

"—-cowok murahan!" umpatan kasar terdengar dari si Gantung. Itu Zulkifli bikin kesal saja. Diamkan saja, dri dulu dia emang naksir Nancy.

"Jangan gitu, Nancy. Kenapa sih kamu bersikap kayak gini. Pulanglah!" pintaku padanya. Sungguh-sungguh tersiksa ditempel ketat sama cewek yang nggak kita suka. Aku jadi merasa bersalah pada Thalysa, baru tadi dia mau kenalan denganku dan sekarang Nancy datang menganggu. Sungguh terlalu!

"Nggak mau pulang, Nancy maunya di sini saja sama, Zaer?"

"Tempel terus! Dasar tukang selingkuh!" Kembali omelan si Gantung terdengar dari tempat kami duduk. Membuat hatiku panas.

"Woi, siapa yang selingkuh? Gue tetap cinta cuma sama Neng Lisa!" jawabku kesal.

"Halah, omongan playboy nggak bisa dipercaya. Sama Neng Lisa bilang cinta, sama Nancy ngasih harapan," sergah si Gantung

Eih, Zulkifli bikin suasana tambah suram aja. Apa dia nggak tahu kalau aku sedang berusaha untuk mengusir Nancy dengan halus? Karena kesal kucabut dahan paling besar dan kulemparkan ke arah si Gantung. Suara 'buk' terdengar bersamaan dengan tubuhnya yang meluncur turun.

"Neng Lisa? Who is Neng Lisa?" Mendadak Nancy melepaskan tanganku dan bertanya heran.

Matilah dakuuu! Dia pakai tanya siapa Neng Lisa? Gara-gara Zulkifli nih. Aku menarik napas dalam. Bangkit dari tempat dudukku dan melayang di depan Nancy yang keheranan.

"Nancy, kamu dengar, ya? Aku jatuh cinta sama cewek lain."

Nancy bersendekap, matanya menyipit curiga. "Oke, jadi hantu mana dia? Apa aku kalah cantik sama dia?"

ASMARA DUA DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang