TERGODA HANTU GANTENG 15
Oleh : Deary RomeesaThalysa Maharani
Tengkukku sakit sekali saat bergerak karena mulai merasa udara sangat dingin, payah, apa semalaman aku tidur dengan kepala menunduk? Ouuuh, pinggang juga sakit sekali. Belum lagi pegal di bahu, seperti bekas suntikan karena tegang. Ya ampun! Aku baru ingat, aku sedang menunggu angkot lalu ada jarum yang menembus bahu tanpa tahu siapa pelakunya. Eh, apa aku dibius?
Kupaksa membuka mata yang berat, tas selempang masih tersampir di bahu. Sekarang posisiku ada di sebuah rumah kayu yang sepertinya sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Banyak kayu berserakan, perabotan berdebu, kursi bau apek, langit-langit pun dipenuhi sarang laba-laba. Aku benci sekali tempat yang bau dan jorok!
Siapa sih orang yang menculikku kemari? Ah, sudah berapa lama ya di sini? Bapak, Ibu, Zaer, bagaimana mereka?
"Mau ke mana kau?" suara bass seksi menghentikan langkahku yang ingin keluar dari tempat ini. Jalanku sudah seperti nenek-nenek encok memegangi pinggangnya.
Aku menoleh ke kanan, di mana suara itu berasal, dan tak bisa berkedip usai melihat sosok mengagumkan yang tadi tak kusedari kehadirannya, "Si-siapa kamu?"
Tidak penting sekali menanyakan nama orang asing itu, aku menambahkan, "Siapa yang menyuruhmu untuk menculikkau?"
"Alexo."
"Tidak mungkin!"
Tiba-tiba pria tampan itu tertawa terbahak-bahak, lalu menyorotku bengis, "Memang bukan dia. Tapi ayahnya yang menyuruh calon budakku untuk menghabisimu."
Ia akan melenyapkanku?
"Calon budak siapa?"
"Apakah itu penting, Thalysa?"
"Jawab saja!" Zaer tidak akan membiarkanku mati sia-sia.
"Mbah Jambrong."
Oh, Mbah Jambrong sampai repot-repot menjual kehidupannya demi bisa membuatku tiada dan apakah mudah sekali bagi Om Gio mencabut nyawa orang lain?
Tidak! Aku tak boleh mati di sini!
BLAAAR!
Aku terpental ke tembok hingga kayu rapuh rumah ini bobrok. Sekarang, aku baru merasa sangat perlu info tentang ia yang sakti. Pria tampan tadi masih di tempatnya berdiri saat aku terdorong keras.
Punggungku pedih sekali, "Kau bukan manusia?" tebakku.
"Sayangnya, iya." Pria itu tersenyum, membuatku bergidik . Ia sungguh menawan, tetapi menakutkan secara bersamaan.
"Kenapa Om Gio ingin aku mati?" Aku benar-benar bodoh. Seharusnya sedari tadi sudah melarikan diri. Namun, rasa penasaran dan marah ini menahanku.
"Pria tua itu tadinya mau kau hidup tapi Mbah Jambrong mengatakan kau tahu rahasianya tentang Brian Zaer, dan bahkan berteman dengan arwahnya. Selanjutnya kau bisa bayangkan sendiri, Thalysa."
Om Gio enggan dipenjara.
Kini semuanya menjadi sangat jelas. Jadi, apakah Om Gio berpikir bila aku berhasil menyatukan arwah dan jasad Zaer, ia mengira Zaer akan hidup lagi dan bersaksi atas kematian hantu wanita berbaju tidur seksi seperti apa yang dikatannya waktu itu?
"Terus kenapa kamu masih ngebiarin aku hidup sampai sekarang?" tantangku, mulai bangkit.
Pria tampan itu menyeringai, "Aku sudah lama tak bermain-main. Jadi, Thalysa, jadilah umpan yang pandai hingga kematianmu tak membosankan."
"Aku gak akan mati di tanganmu!" raungku muak atas sikap pongahnya. Memangnya dia itu malaikat pencabut nyawa?
Sekilas aku melihatnya menjentikkan jari, lalu aku diterbangkan secara horizontal menabrak atap dengan dahsyat hingga aku berteriak kencang saat akan jatuh ke lantai, satu senti lagi pasti muka akan remuk bila ia tak menahanku mengambang di udara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA DUA DUNIA
Fantasy1. TERGODA HANTU GANTENG Kisah cinta antara Brian Zaer sang hantu dengan Thalysa si SPG cantik yang indigo. 2. TERPIKAT HANTU CANTIK Kisah asmara si hantu cantik nan centil, Ollyte dengan Rafael si pemburu hantu. Ikuti kisah mereka dalam cer...