PART.2
Oleh : Deary Romeesa
Ollyte
Sambil berkacak pinggang, aku memutari Rafael dan Bili, kedua pria keren yang seminggu ini santer digosipkan teman seperhantuanku karena pekerjaannya memburu kaum kami, "Dua-duanya beneran ganteng! Pilih yang mana, ya? Hmmmm." Lalu sebelah tanganku yang pucat menepuk-nepuk dagu.
Hujan mulai reda.
Rafael tak mengacuhkan celotehanku. Namun, kini Bili seperti anjing pelacak yang tengah menemukan bau tidak biasa. Ia bahkan mengendus ke bahu sampai ke ketiak rekannya.
"Ngapain lo? Bikin gue risih aja!" kata Rafael mendorong bahu Bili dengan berang.
Bili menggaruk kepalanya, dengan mimik heran ia menyahut, "Itu ... gue nyium bau kopi, kirain lo. Tapi parfume lo masih sama wanginya kayak kemarin lusa."
Hihi. Aku juga tidak tahu kenapa aroma yang keluar dari tubuhku bisa bau kopi saat aku tertarik atau menekan diri ingin jadi hantu baik.
"Oh, itu ada setan cewek yang ngintilin lo, Bil," tukas Rafael cuek.
Ting.
Ting.
Bulu mata lentikku mengerling tiga kali saat Rafael bicara.
"Buseeet! Ngapain dia ngikutin gue? Bilang ke dia gue udah punya bini! Lagian kenapa gak lo kurung sekalian sama setan-setan yang lain, gilaaa?" cerocos Bili panik, menengok kanan-kiri dengan ekspresi ngeri. Ia melangkah ke Rafael, tetapi pemuda itu menahan jidatnya dengan telapak tangan agar tak mendekat. Mereka lucu, aku suka!
"Mending sekarang lo diem! Gue pecat jadi partner kelar idup lo."
Bili langsung membekap mulut dan mematung.
Bibir pink kecilku manyun, "Yaaah. Patah hati dedek, Mas!" Segera kualihkan pandangan ke Rafael, "Kalo, Kakak, udah punya ciwi belom?"
Rafael mendengus, lagi-lagi tak mempedulikanku. Ia menarik laso ke atas kepala kemudian melecutkannya ke tanah berulang kali. Perlahan muncul sinar biru menyerupai kubah yang membungkus gedung. Mungkin itu semacam ritual penyegelan di sekeliling bangunan agar tak banyak hantu yang bisa sembarang masuk lagi.
Aku tidak peduli, kini berdiri di sisi kiri Rafael yang sedang berkonsentrasi, berkata gemas, "Jawab dong, Kakak, ih!"
Rafael bergeming. Meski aku aduhai cantik kenapa ia cuek bebek? Aduh, atau jangan-jangan homo lagi? Aku menilai Bili, yang bisa saja jadi pasangannya, tetapi Bili kan sudah punya istri, katanya.
Terserahlah! Yang penting malam ini aku dapat berkah karena bisa berinteraksi dengan cowok tampan. Sekarang kuamati wajah seksi Rafael yang berkeringat.
"Duuuh. Ganteng banget kayak oppa Korea yang aku lupa namanya," ujarku sambil menyender di bahu kokoh rafael, tangan kanan terangkat ingin membuka kaca mata hitam yang dipakainya.
Aku menyenandungkan tawa, apakah Rafael bodoh atau bagaimana? Malam-malam gini kok pake kaca mata hitam apa gak takut kesandung kalau jalan? Namun, tiba-tiba gerakkanku ditangkap oleh tangan Rafael dengan kuat.
"Jangan macem-macem! Mau gue masukkin lo ke laso bareng temen-temen lo di gedung ini?" Rahang Rafael mengeras, tetapi aku tak tahu bagaimana air muka Rafael seluruhnya karena terhalang kaca mata hitam.
"Uduuuh. Galak amat. Hehehe. Aku jadi makin penasaran." Aku memilin bibir.
Aku melirik Bili yang menatap horor ke Rafael yang tangannya mengambang seperti mencekal sesuatu jika dilihat oleh mata buram manusia, "Biasanya lo gak pernah interaksi sama hantu usil. Udahlah, kalo ganggu ringkus aja langsung!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ASMARA DUA DUNIA
Fantasi1. TERGODA HANTU GANTENG Kisah cinta antara Brian Zaer sang hantu dengan Thalysa si SPG cantik yang indigo. 2. TERPIKAT HANTU CANTIK Kisah asmara si hantu cantik nan centil, Ollyte dengan Rafael si pemburu hantu. Ikuti kisah mereka dalam cer...