Prolog

6.1K 557 75
                                    

Tuk! tuk!

Krieeeeeet!

Suara kelas yang awalnya ricuh, seketika hening. Semua pandangan menuju ke sumber suara yaitu pintu kelas yang perlahan mulai terbuka.

Seseorang yang mereka semua tidak ketahui masuk kedalam kelas.

"Boleh bapak masuk?" Tanya Pria yang bisa dibilang masih sangat muda itu. Semua murid disana diam memandangi, sampai seseorang bernama Jeno menyahuti.

"Boleh pak!" Serunya dari belakang.

Pria yang sudah diperkenankan untuk masuk itu, segera masuk kedalam dan berdiri di depan tepatnya di belakang meja. Ia kemudian berjalan ke arah meja guru, meletakan tas miliknya di sana. Lalu beranjak lagi menuju tempatnya semula.

"Sebelumnya, perkenalkan saya Kim Jungwoo. Apa ada dari kalian yang mengenal saya?" tanyanya.

Tak seorangpun tahu, semuanya saling melemparkan raut wajah penuh tanya satu sama lainnya. Terdengar tawa kecil dari pria yang berdiri di depan tersebut. "Sepertinya tidak ada. Saya memang bukan dari sini, hm... jadi wajar kalian tidak mengenal saya."

Salah seorang murid mengangkat tangannya tinggi, "Perkenalkan kak nama saya Heejin. Saya mau tanya umur kakak berapa?" Sebelum Jungwoo sempat menjawab, tangan Heejin yang terangkat lebih dulu dipukul secara pelan oleh teman di sampingnya, Chaeyoung.

"Yang sopan Jin." ucapnya. Jungwoo hanya memperhatikan saja interaksi keduanya.

"Menurut kalian, umur saya berapa?" Tanya Jungwoo balik pada murid murid yang ada di depannya.

"Keliatannya masih kaya dua puluh tahunan sih," ucap Haechan pelan pada Jeno yang duduk tepat di sebelahnya.

Jungwoo hanya tersenyum. Dari belakang ada seorang gadis yang menaikan tangannya. "Dua puluh lima ya, kak!" teriaknya hingga terdengar ke seluruh penjuru kelas.

Lagi-lagi terdenger suara tawa dari laki-laki berperawakan tinggi ini. "Belum ada yang tepat,"

"HAH?!"

"Berapa dong?"

"Jangan-jangan seumuran sama kita?"

Kali ini Hwall mengangkat tangannya, "Masih belasan ya kak, atau sebenarnya seangkatan sama kita?" Tanyanya karena penasaran.

"Mana mungkin," kekehan pelan menjeda kalimatnya. "Saya yakin, kalian mungkin tidak percaya. Umur saya empat puluh tiga tahun."

Mulut mereka terbuka lebar mendengar kalimat itu. Alis berkerut dan mata terbelakkan menjadi pemandangan yang dapat Jungwoo lihat dari depan.

Suara tawa terdengar dari arah belakang, "Sumpah kak lucu banget lawakannya," ucap Haechan sambil pura pura tertawa.

Jungwoo tersenyum miring, "Sudah saya katakan, kalian tidak akan percaya." kemudian Jungwoo menarik kursi yang ada di meja guru, dan ia bawa ke tengah-tengah tempat ia berdiri tadi.

Jinyoung yang dari tadi diam, akhirnya bersuara. "Lalu tujuan bapak ke sini untuk apa? Apakah akan ada sosialisasi atau pengarahan?"

Jungwoo menggeleng, sembari duduk di kursi yang ia angkat tadi. "Tidak, saya ke sini ada tujuan khusus."

"Tujuan khusus?"

"Iya tujuan khusus. Dan ini hanya untuk kelas kalian,"

Nakyung menatap Jinyoung yang duduk di sebelahnya, terlihat sedikit mencurigakan. Apa ini seperti penawaran tentang bimbingan belajar atau semacamnya. "Cuma kelas kita?" Jinyoung membalas dengan mendelikan bahunya tidak tahu.

Maybe Nightmare | ft. 00 Line✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang