🌑Mimpi kedelapan

1.9K 366 8
                                    

Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno

"Aduh... badan gue pegel pegel," ujar Haechan saat mereka sudah masuk ke dalam mimpi selanjutnya. "Eh rumah siapa nih?" Tanyanya.

"Rumah Jeno," Sahut seseorang dari belakang membuat Haechan kaget. "Kaya tau kejadian ini, balik ke masa lalu kan?" Tanya Haechan pada Renjun yang ada di sana.

"Ini mah pas kita kerja kelompok di rumah Jeno,"

Saat ini Renjun dan Haechan sedang berada di kamar Jeno, saat kejadian ini Jeno sedang berada diluar bersama benerapa temannya yang lain. Sedangkan Haechan dan Renjun sedang mencari AC.

"Jen, Jeno. Sini bentar," teriak Renjun. Kemudian Jeno membuka pintu kamarnya dan masuk.

Bukan masuk ke dalam kamar tapi masuk ke dalam ruang diskusi.

"Ini mimpi lo kan Jen?" Tanya Renjun sedangkan Jeno memgangguk. "Kok lo tau?" Tanya Jeno balik. "Pas lo masuk ke kamar, tiba tiba kita ke sini. Ya, pasti ini mimpi lo,"

"Mau ngapain emang lo?" Tanya Jinyoung.

"Liat nanti,"

Drt! drt!

Sebuah monitor tiba tiba menyala di depan mereka, semuanya kaget, tidak terkecuali.

"Halo semua, bagaimana mimpi kalian? Menyenangkan bukan? Saya akan memberi tahu kalian, disini ada sedikit perubahan. Setiap masuk kedalam ruang diskusi sang pemeran utama dapat menetukan, orang lain akan ingat kejadian saat ada didalam mimpi. Bukankah itu sebuah keuntungan? Kalau begitu lanjutkanlah diskusi kalian. Sampai Jumpa!"

Beberap menit setelahnya mereka masuk lagi kedalam mimpi Jeno.

"Kenapa, Jun?" Tanya Jeno saat masuk kedalam kamar.

"Kenapa apanya?"

Jeno memutar matanya malas, "Kenapa manggil?" Tanya Jeno. "Kapan gue manggil?" Tanya Renjun balik.

Wah, Jeno tidak habis fikir padahal di ruang diskusi tadi ia baru saja mengubah, agar teman temannya tidak ingat kejadian ini. Dan seperti sulap.

Boom!

Semua ingatan itu hilang.

"Yaudah kalo gitu lo berdua bantuin di luar, jangan ngadem mulu," ujar Jeno.

Setelah Jeno keluar, Renjun dan Haechan mulai beranjak dan mengikuti dari belakang, "Widih, marmut baru Jen?" Seru Haechan menyadari ada yang aneh dari tempat marmut Jeno.

"Iya, dikasi nenek gue,"

Haechan menurunkan kotak marmut milik Jeno ke lantai, lalu mengambil marmut yang terlihat begitu menggemaskan itu. "Utuu utuu utuu.. imut banget sih kamu, kaya aku," ucap Haechan pada binatang kecil yang ia pegang itu.

"Liat chan muka marmutnya udah kaya mau muntah denger lo ngomong gitu," ujar Heejin yang juga ada disana.

"Imut banget, astaga, ya tuhan. Lucunya, astaga naga, kawaii. Jen buat gue aja ya," pinta Haechan.

"Gak," tolak Jeno mentah mentah.

Jeno terus mengamati marmutnya yang dipegang oleh Haechan, karena saat kejadian ini marmutnya ia temukan tidak bernyawa saat teman temannya pulang. Jadi sebisa mungkin, Jeno akan mencegah hal itu terjadi.

Haechan tidak mau lepas dari binatang kecil itu, "HAECHAN LO BANTUIN GUE NGAMBIL BATU BATU DILUAR BUAT DITARUH DI KOTAK YANG UDAH DIBUAT!" Teriak Renjun dari luar rumah Jeno.

Jeno yang masih sibuk mengetik itu, segera menoleh kearah marmutnya yang diletakan begitu saja dilantai oleh Haechan. Beberapa detik kemudian, kucing miliknya mendekat kearah marmut yang Haechan tinggalkan di lantai itu.

"Pantes aja mati, lo tinggalin gitu aja marmut gue anjir," gumam Jeno, lalu dengan cepat bangun dari duduknya dan mengambil marmut itu sebelum kucingnya mengambil.

Jeno memasukan marmutnya ke dalam kotanya lagi dan menatuh kotak itu di atas meja lagi.

DASAR HAECHAN, SELALU CEROBOH.

"Hanya mimpi," ucap Jeno, dan semuanya kembali pada ruang kelas.

Untung saja, Jeno orangnya pemaaf. Coba saja kalau tidak, mungkin Haechan sudah meyusul marmutnya itu.

 Coba saja kalau tidak, mungkin Haechan sudah meyusul marmutnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maybe Nightmare | ft. 00 Line✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang