Suasana pengap menyeruak ke dalam ruangan persegi yang diisi penuh dengan berbagai macam alat musik. Keringat menjadi bukti bahwa mereka telah berlatih dengan keras. Reynald dan tiga sahabatnya yaitu Grey, Lionel, dan Frenki memang selalu menghabiskan waktu untuk berlatih Band di Studio.
Memang tidak salah jika mereka pergi untuk berlatih band setiap waktu. Namun, yang salah di sini adalah mereka menggunakan waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah digunakan untuk bermain-main di sebuah studio. Mereka kini memang sedang bolos kuliah.
Tiba-tiba terdengar suara dering handphone yang ternyata milik Frenki. Frenki yang menyadari hpnya berbunyi langsung menjauh berniat untuk mengangkat panggilan.
“Gue angkat telpon dulu.” Frenki bergegas pergi keluar.
Karena Frenki keluar membuat latihan berhenti sebentar. Mereka pun asik dengan dunianya sendiri. seperti Grey dan Lionel yang sedang berdiskusi mengenai gitar mereka masing-masing. Dan Reynald yang asik mendengarkan lagu dengan earphone miliknya.
“ gue pingin beli gitar baru bro.”
“ Ya udah tinggal beli aja tai kuda, ngapain ngomong sama gue, bego banget lo.” Sinis Lionel.
“ sans dong. Nggak usah ngegas gitu tai ayam.” Grey tanpa segan menjitak kepala Lionel karena geram yang sudah tak terbendung.
Pintu terbuka dan mendapati Frenki yang hendak kembali masuk ke dalam studio. Dengan wajah yang berseri-seri membuat siapapun yang melihatnya pasti bergidik ngeri. Pasalnya wajah Frenki seperti orang yang sedang kesurupan.
“ Kenapa lo senyum-senyum nggak jelas? Kayak kesurupan jin tomang aja lo.”
“ gue punya kabar gembira buat kita semua.”
“ nggak usah basa basi. Kabar apa ?” Lionel mulai penasaran, dan hal itu malah membuat Frenki semakin gencar untuk menggoda teman-temannya itu.
“ mau tau aja atau mau tau banget nih?”
“ lama bacok !” Grey yang sudah tidak sabar, sudah siap mengangkat tinggi-tinggi gitarnya untuk memukul teman laknatnya yang satu ini.
“ sabar, sabar, ini ujian.”
“TAI !!!” Lionel dan Grey sudah sangat geram dengan tingkah Frenki yang tengil itu. sedangkan Reynald, ia hanya duduk memandang dengan malas kearah sahabatnya yang sedang ribut itu.
“ oke..oke. jadi gini, temen gue yang punya kafe mau ngundang band buat ngisi acara di sana. Dan dia ngasih kepercayaan itu buat band kita. Nama kafenya Brother’s Café.”
“ seriusan lo ?” Grey menatap tak percaya pada Frenki. Dan Frenki hanya mengangkat bahunya acuh, masa iya dia berbohong untuk masalah ini.
“ wohoo… bakal dapet rejeki nih kita.” Grey begitu heboh di dalam studio.
“ Gimana Rey? Di ambilkan?” Frenki meminta keputusam pada sang vokalis.
“ harus diambil dong.”
Mereka pun bersorak gembira. Rasa lelah yang tadi menyerang telah hilang entah kemana, digantikan dengan rasa semangat untuk terus latihan agar nantinya dapat menunjukan performens yang luar biasa.
***
“ Bu, ibu nggak papa mira tinggal pergi kuliah?” Miracle menatap iba pada ibunya yang kini tengah berbaring lemas diatas kasur. Ibunya kini sedang menderita Kanker paru-paru. Tentunya itu bukan penyakit biasa, kanker adalah penyakit yang harus mendapatkan perawatan yang intensif.
KAMU SEDANG MEMBACA
you are miracle
Teen FictionMiracle Yustina, perempuan yang memiliki semangat hidup yang tinggi demi menggapai cita-cita dan harapannya yang sudah ia gantung setinggi mungkin di cakrawala. kehidupan yang damai harus berubah dikala ia harus berurusan dengan seorang laki-laki y...