14. Samyang

14 5 0
                                    


Waktu kuliah sudah selesai kini mereka sedang berjalan bersama menuju parkiran. Reynald sudah berjanji akan mengantar Miracle pulang hari ini.

Banyak pasang mata yang melihat mereka sedang berjalan bersama, banyak di antara mereka yang memandang kagum dengan Reynald. Tapi ada tatapan benci dari mata mereka pada Miracle.

Miracle yang awalnya berjalan di belakang Reynald, segera menyusul menyamai langkahnya. Miracle memegang kaos yang dikenakan Reynald dengan sangat kuat karena ia sangat takut dengan tatapan yang diberikan oleh teman-temannya.

Tiba-tiba saja Reynald melepas paksa tangan Miracle yang meremas kaos Reynald. Tanpa di sangka Reynald merangkul pundaknya sehingga tubuhnya kini menempel pada Reynald. Miracle sempat meronta ingin dilepaskan, tapi kekuatannya kalah dengan Reynald.

Ia akhirnya menutup wajahnya di dekapan Reynald karena malu dan takut.

Awalnya ia kira Reynald akan marah karena ia tiba-tiba melapaskan tangan miracle yang meremas baju miliknya dengan kuat, apalagi kaos yang dipakai oleh Reynald pasti sangat mahal. Bayangkan saja hanya satu lembar kaos bermerk GUCCI saja sudah mencapai jutaan, itu hanya kaos saja bagimana barang lainnya.

Ia saja hanya membeli baju dengan harga sekitar tiga lima ribu saja. Boro-boro jutaan, baju seratus ribu saja ia akan berfikir seratus kali.

“Udah sampe di parkiran nih, keenakan lo ya gue peluk kayak gini.”
Sadar jika mereka sudah di parkiran tapi ia belum juga melapaskan rangkulan itu membuat Miracle cepat-cepat melepaskan rangkulan itu. Miracle hanya bisa meruntuki dirinya sendiri. Ia sangat malu.
Ya ampun aku malu banget.

“gue bawa motor hari ini, nggak papakan ?”

“Ng.. iya nggak papa kok.”

Miracle memandang motor gede milik Reynald. Ia tidak biasa atau bahkan tidak pernah naik motor seperti itu. Apalagi kini ia mengunakan rok, bagaimana cara naiknya?

Reynald menunggu Miracle yang tidak keburu naik ke motornya. Ia menengok ke arah Miracle yang masih setia berdiri di depan motornya. Ia melihat Miracle yang menggunakan rok putih selutu, dengan dipadukan kemeja polosnya yang berwarna blue sky. Sangat soft dan enak di pandang.

Reynald mengeleng kepalanya, kenapa ia malah memuji penampilan Miracle.

“Cepetan naik.”

“Gimana naiknya? Aku nggak pernah naik motor kayak gini.”

“Sini gue pegangin tangan lo, buruan naik.”

Akhirnya Miracle bisa duduk cantik di atas motor gede ini. Miracle lalu menggunakan helm yang di beri oleh Reynald. Mereka pun segera melesat keluar dari kampus.

“Mau mampir dulu ?” Miracle menawari Reynald untuk mampir sebentar di rumahnya.

“Boleh deh.”

Reynald kemudian duduk di ruang tamu, sedangkan Miracle melesat ke dalam dapur untuk membuat minuman.

“Aku Cuma bisa ngasih minum, di sini nggak ada makanan.”

“Yaudah kalo gitu kita keluar cari makanan. Lo dari siang belum makan.” Ucap Reynald setelah menengguk minuman yang diberikan oleh Miracle sampai habis tak tersisa.

“Pelan-pelan ih minumnya, kita ke supermarket deket sini aja  ya.”

“Yaudah ayok.”

Mereka berdua pun berjalan menuju supermarket dekat rumah Miracle. Setelah sampai mereka segara masuk ke dalam. Mereka berdua tersenyum setelah masuk ke dalam ruangan tersebut. Setelah berjalan melewati terik matahari yang panas, akhirnya mereka bisa merasakan kesejukan.
Mereka mulai berjalan mencari makanan yang akan mereka beli, dengan Miracle yang membawa keranjang barang.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang