6. Alisa

23 15 4
                                    

“ jadi ini alesan lo buat bimbing gue?” Reynald melirik kearah Miracle yang kini sedang tertunduk lesu memandangi luka di kakinya.

“ iya, dengan ngebimbing aku bakal dapat uang dan uang itu bisa digunakan untuk pengobatan ibu.” Miracle mengangkat kepalanya dan mendapati Reynald yang tengah menatapinya.

“ itu sebabnya aku nggak mau berhenti waktu kamu bersih keras nyuruh aku berhenti. Kalau aku berhenti aku nggak bisa bayangin kondisi ibu yang hanya berbaring di rumah tanpa perawatan intensif.” Kini mata Miracle menatap lurus ke depan.

“ jangan bikin gue jadi ngerasa bersalah.” Kata Reynald terdengar seperti pernyataan.

“ siapa yang bilang kamu salah ?”

“ nggak usah sok lupa. Beberapa jam yang lalu gue bentak lo untuk berhenti jadi pembimbing gue sampe bikin lo nangis. Dasar cengeng.”

“ omongan kamu pedes banget ya ?”

“ iya dong, udah level 30 nih omongan gue.” Reynald berusaha ngereceh berharap dapat menenangkan hati perempuan yang kini sedang duduk bersamanya.

“ haha… ada-ada aja kamu ini.”  Senyum Miracle kembali merekah mendengar lelucon dari Reynald.

Reynald ikut tersenyum ketika melihat Miracle tersenyum. Rasanya ia ingin melihat senyum itu terus dan ia sangat benci ketika melihat Miracle menangis seperti tidi. Karena kesannnya seperti orang gila, teriak-teriak tidak jelas.

“ Kamu tenang aja. Gue yakin ibu lo pasti kuat kok.”

“ iya. Aku juga berharap kayak gitu. Cuma ibu satu-satunya keluarga yang aku punya, aku nggak mau sendiri. Aku takut.” Miracle kembali menunduk lesu ketika mengingat ibunya kembali.

“ lo nggak usah takut. Ada gue di sini.”

***

Dua hari berlalu semenjak ia mendapat kabar ibunya kritis. Dan sampai sekarang ibunya belum juga sadar.

Kata dokter ibunya harus segera di operasi. Tentu Miracle ingin agar dokter melakukan apa saja untuk membantu ibunya sadar kembali. Namun, Miracle tidak memiliki uang untuk biaya operasi ibunya.

Miracle kini tengah berjalan lesu menuju kampusnya.  Sungguh, sebenarnya ia sedang tidak ingin melakukan apapun. Yang ada dipikirannya hanya ibunya, ibunya yang masih terlelap panjang tak kunjung sadar.

Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya. Terdapat mobil hitam yang berhenti tepat di sampingnya. Ketika kaca mobil di buka dan tampak seorang laki-laki bernama Reynald di dalamnya.

“ Masuk. Berangkat bareng gue.”

“Ng.. nggak usah aku bisa sendiri kok.”

“nggak baik nolak rejeki. Cepet naik keburu dosen masuk nih.” Reynald memaksanya untuk sgera masuk ke dalam mobil.

Akhirnya Miracle membuka pintu mobil dan segera masuk untuk berangkat bersama Reynald.

Bisa-bisanya Miracle percaya bahwa Reynald takut jika dosen itu sudah masuk, bahkan jika dosen sudah masuk ia sama sekali tidak peduli.

Hanya hening yang menemani mereka berdua selama di dalam mobil. Hingga akhirnya mereka sampai di kampus.

Ketika mereka turun dari mobil milik Reynald, mereka menjadi objek perhatian karena banyak orang memandangi mereka. Seolah-olah mereka adalah sebuah totonan.

Bayangkan saja orang yang termasuk most wanted di kampusnya yang banyak di idam-idamkan kaum hawa di seantero kampus, kini sedang berjalan beriringan dengan gadis cupu yang selalu di pandang sebelah mata.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang