18. Maaf

10 1 0
                                    

Setelah Miracle dan Sinta menyelesaikan kegiatan makannya, Sinta pun pamit pergi karena ada jadwal kuliah siang ini. Miracle juga lantas pergi ke taman, harap harap Reynald masih menunggunya di sana.

"Lama banget sih Lo! " Ketus Reynald saat melihat Miracle yang datang menghampirinya. Pasalnya ia sudah terlalu bosan menunggunya.

"Ya kan aku habisin makananku dulu." Jawabnya santai seraya duduk di bangku taman tepat di samping Reynald.

Miracle lupa, ia tengah marah dan kesal pada lelaki itu. Ia harus tetap memasang wajah datar dan cuek di depannya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama Lo."
Reynald duduk menghadap Miracle dan memandangnya penuh makna.

"Ngomong aja. " Sambar Miracle cepat dengan wajah tanpa ekspresi.

"Dih ketus amat sama gue. Oke jadi gue mau bilang kalau gue mau ajak lo makan malam nanti, Lo mau kan? " Reynald menatap Miracle dengan penuh harap, berharap ia mau menerima ajakannya ini.

Miracle diam sejenak mendengar ucapan Reynald, mengapa laki-laki itu mengajaknya makan malam? Aneh sekali.

"Kamu pasti diajak makan malam sama papah kamu bareng Alisa. Terus kamu ajak Aku biar kamu bisa ngehindar dari perjodohan itu lebih tepatnya kan? " Miracle berbicara dengan tatapan ke depan dan nada yang dingin.

"Kok? Kok Lo tahu? "

Miracle hanya bisa menghela napas dalam dalam, mungkin ini memang saat yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.

"Rey. Aku rasa sebaiknya kita sudahi hubungan ini. Buat apa ada hubungan jika hanya satu pihak yang mencintai, buat apa ada hubungan jika hubungannya tidak direstui buat apa hah? " Miracle tidak bisa menahan tangisnya yang sudah sedari tadi ia bendung kuat kuat.

"Lo ngomong apa sih Ra? Jelasin sama gue, gue nggak ngerti. "

Miracle hanya bisa tersenyum ditengah air mata yang terus mengalir.

"Aku tahu Rey, aku tahu sebenernya kamu nggak suka apa lagi cinta sama aku. Aku tahu!! " Miracle sungguh meluapkan emosinya hari ini.

Reynald hendak berucap, tapi memilih untuk diam dan mendengarkan lebih lanjut penjelasan dari Miracle.

"Kemarin aku datang ke studio, sebelum aku masuk aku denger kalian bilang, kalo kamu pacaran sama aku cuma buat-" Miracle sulit untuk mengungkapkannya karena hatinya yang begitu sakit untuk mengatakannya.

Reynald hendak menyentuh bahu Miracle untuk menenangkannya namun segera ditepis olehnya.

"Jangan sentuh aku! "

"Aku tahu, kamu sebenarnya nggak benar-benar cinta sama aku. Kamu cuma manfaatin aku buat menghindar dari perjodohan kamu sama Alisa. Iya kan!! "

"Bodohnya aku bisa percaya sama kamu. Harusnya aku tahu dari awal, kamu siapa dan aku siapa. Dan semua akan berjalan lancar, aku tetap pembimbing kamu, dan tentunya Ibu akan tetap bisa dirawat di rumah sakit. "

"Sekarang apa lagi yang bisa diharapkan? Aku bukan lagi pembimbing kamu, aku tidak bisa membiayai Ibu aku. Itu yang kamu mau? Semuanya sudah terwujud Rey!! Kamu berhasil buat hidup aku sengsara!!! " Miracle menjerit meluapkan semua unek unemnya yang ia pendam selama ini.

Reynald diam mematung, ia tidak tahu jika imbas dari ia pacaran dengan Miracle akan membuat papahnya menghentikan pekerjaan ini.

"Ra bukan itu maksud gue. Gue sama sekali nggak pernah berniat buat hidup Lo sengsara. "

"Gue udah diem buat dengerin penjelasan lo, sekarang gue mohon lo juga diem dengerin penjelasan gue. " Mohon Rey dengan menggenggam erat tangan Miracle yang terus berusaha meronta ingin dilepaskan, namun tak bisa karena Reynald terlalu kuat menggenggamnya.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang