8. Tebak-tebakan

38 13 4
                                    


Reynald dan Miracle segera keluar dari kamar untuk menemuai semua teman-teman Reynald yang sudah membeli makanan sebelumnya.
Terlihat Grey, Frenki, dan Lionel sudah duduk di ruang tamu dengan beberapa makanan di tengah-tengah mereka.

“ woy lama banget sih. Laper nih gue!” Grey memprotes sambil mengelus perutnya sebagai tanda jika dirinya sudah kelaparan.

“ maklumin aja, gembel dia.” Lionel menimpali protes Grey.

“ yeh! Berarti lo temenan sama gembel dong selama ini ?”

“ kapan gue nganggep lo temen gue tai.” Lionel menoyor kepala Grey.

“ Dasar tai lo.” Keluh Grey karena di toyor oleh Lionel.
Reynald dan Miracle segera duduk menyila di bawah sofa bersama mereka.

“ oh ternyata lo yang selama ini jadi pembimbing si bos kunyuk ini.” Grey melirik Miracle dengan tatapan tajam meremehkan.

“ anjir mulut lo.” Reynald menoyong kepala Grey dengan keras membuat Grey terhuyung kebelakang untuk kedua kalinya. Dan Grey hanya bisa beristigfar sambil mgelus dadanya.

“ mereka temen gue. Dia yang mulutnya kayak kaleng rombeng namanya Grey.”

“ enak aja lo, imut-imut gini dikatain kaleng rombeng. Gue ini mirip Chanyeol exo asal lo tau.” Tentu ucapannya itu membuat mereka yang ada di sana rasanya ingin muntah.

“ aku Miracle.” Miracle lalu menjabat tangan Grey.

“ dia yang keliatan diem tapi tajem di dalam namanya Lionel.”

“ Tai lo!”

“ Tuh kan. Ati-ati lo kalo ngomong sama dia, pedes banget kayak cabe kiloan.”

“ Miracle.” Senyum Miracle merekah menyambut jabat tangan Lionel.

“ Keajaiban? Apa hidup lo banyak keajaibannya ?”

“ eh? Ng.. nggak juga, hidup aku kayak biasa kok. Itu kan cuma nama.”

“ Dan yang itu, sialnya dia kelewat ganteng dari gue. Namanya Frenki, ati-ati aja lo kena gombalan mautnya.”

“ Miracle.”

“ kalo pasal gue ganteng itu bener. Tapi kalo suka gombal itu juga bener sih, hehehe.”

“ kayaknya lo harus berterimakasih sama Alisa deh. Karena dia udah motong rambut lo dengan cuma-cuma. Lumayan kan lo nggak usah ngeluarin duit buat bayar.”

Lionel sambil membuka bungkusan nasi goreng yang sudah di belinya.
Miracle melirik pada Reynald seolah bertanya mengapa mereka tahu, tapi lidahnya begitu kelu hanya untuk bertanya seperti itu.

Reynald yang mersa ditatap oleh Miracle ikut melirik. “ gue cerita sama mereka.” Seolah tahu apa yang ingin ditanyakan Miracle.

“ oh.” Miracle hanya ber’oh’ria.
Mereka lalu sama-sama memakan nasi goreng yang sudah berada dihadapannya. Rasanya begitu nikmat meski hanya memakan sebungkus nasi goreng. Walaupun baru pertama kali Miracle bertemu dengan temen-temen Reynald, tapi rasanya ia sudah klop dan tidak ada canggung di depan mereka.

Maklum, teman-teman Reynald juga tidak ada yang bener. Otaknya gesrek semuanya.

“ oh jadi kita semua sebenernya satu kampus ya ?”

“ sumpah. Gue kalo ngomong sama lo kayak lagi ngomong sama dosen.” Membuat semua yang ada di sana mengangguk setuju sambil tertawa. Bahkan Miracle juga ikut tertawa meski dirinya yang sedang ditertawakan.

“ ah amin kalo gitu.”

“ Eh? Lo pingin jadi dosen?” Miracle mengangguk setuju.

“ gue yakin lo pasti bisa.” Lionel memberi dukungan penuh pada Miracle.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang