7. Baper

25 13 3
                                    

“ ya ampun kenyang banget gue.”

Grey mengelus perutnyaa yang penuh dengan makanan.

“ laper ngeluh, kenyang ngeluh. Kalo mati lo juga mau ngeluh ?” Lionel menimpali ucapan Grey.

Kini mereka semua tengah berjalan menuju kelas mereka, setelah acara wisata kulinernya di kantin kampus. Mereka sengaja meninggalkan kelas atau lebih tepatnya bolos pelajaran untuk makan.

“ gue nggak ngeluh. Gue cuman mencurahkan apa yang sedang gue rasakan. Bedain dong mana yang ngeluh dan mana yang sedang berekspresi.” Grey berusa membela diri.

“ oh ya Rey. Katanya lo punya pembimbing sekarang?”  Frenki mengalihkan pembicaraan karena tidak mau lama-lama mendengar perbincangan tak bermutu dari Grey dan Lionel.

Reynald melirik Frenki sebentar lalu mengangguk sebagai cawaban ‘ya’

“ pembimbing nya kayak gimana? Udah tua? Atau masih muda? Cantik nggak? Atau jangan-jangan pembimbing lo cowok? Gim…”

“ sekelas sama gue.” Jawaban itu langsung membungkam mulut teman-temannya yang penasaran.
Satu menit berlalu setelah mereka bungkam, akhirnya mereka kembali mengeluarkan suara.

“ siapa?” Grey, Lionel, dan Frenki bertanya bersamaan.

“ namanya Miracle. Lo semua pasti nggak bakal tahu. Dia itu cewek…”

“ CUPU?” lagi-lagi mereka kompak dalam bertanya.

“ kok lo semua tau sih? Tau dari mana lo ?”

“ ya ampun nih bocah satu. Masa lo yang sekelas sama dia nggak tau, gue aja yang beda kelas tau dia kok. Dia itu cewek tercupu di seantero kampus ini, jadi itulah yang ngebuat dia dikenal di kampus ini.”

“ tapi dia pinter, dia juga sering ikut lomba dan pasti pulang bawa kemenangan.” Lionel membantah perkataan Grey yang menjelekan Miracle.

Percakapan mereka mungkin hanya sampai di sana. Karena mereka sudah harus berpisah untuk menuju kelas mereka masing-masing. Bel pulang sedari tadi sudah berbunyi, maka dari itu mereka bergegas ke kelas untuk mengambil tas lalu mereka segera pulang.

Rencana mereka hari ini adalah pergi ke studio musik untuk latihan band yang sebentar lagi akan manggung.

Reynald mempercepat langkahnya untuk segera masuk. Hari ini ia tidak berniat untuk ikut bimbingan oleh Miracle. Tapi, hari ini ia berniat megajak Miracle untuk ikut dirinya latihan musik.

Tujuan Reynald supaya Miracle bisa mendapat hiburan sejenak atas musibah yang menimpanya selama ini.

Sampai di kelas, masih tersisa beberapa anak yang belum berniat pulang. Reynald tidak memperdulikannya, ia langsung melangkah ke kursinya dan mengambil tasnya.

Di lihatlah kursi di depannya itu. terdapat tas milik Miracle yang masih tergeletak. Menandakan bahwa perempuan itu belum pulang.

Mengingat ia ingin mengajak Miracle untuk melihat dirinya latihan, akhirnya ia bertanya keberadaan Miracle pada teman kelasnya yang masih di tempat.

“ lo semua taj Miracle kemana ?” Reynald menghampiri anak yang tengah fokus mengerjakan soal-soal. Entah soal apa itu, Reynald sunguh tidak mengerti.

“ Miracle ya? Ng… tadi kalo nggak salah dia diajak keluar sama Alisa, Elsa, terus Dina. Kalo kemananya aku kurang tau.”

“ oh gitu ya. Makasih kalo gitu.”

Wajah Reynald tiba-tiba memerah. Ia memiliki perasaan yang tidak enak pada pembimbingnya itu. Secara Alisa adalah orang yang ambisius, apa yang ia inginkan harus di Kabulkan, Alisa juga tidak segan-segan melakukan apapun sesuai degan keinginannya.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang