“Wah rame banget.”Setalah mereka menjenguk ibu Miracle di rumah sakit. Mereka langsung bergegas menuju pasar malam, sesuai tawaran Reynald sore tadi. Suasana pasar malam seperti pasar malam pada umumnya. Ramai, banyak lampu, dan banyak wahana permainan tentunya.
Mereka berjalan beriringan menjelajahi pasar malam, mereka juga mampir ke tempat penjual gula kapas raksasa. Reynald membeli sosis bakar, yang ujung-ujungnya malah dihabiskan oleh Miracle.
“Yuk main kora-kora.” Kata reynald yang sudah bosan membeli makanan, ia ingin mencoba wahana permainan di sana.
“Enggak ah kamu aja, aku tunggu di bawah.”
“Ah lo pasti takut kan? Cemen banget sih lo, sama Samyang aja berani masa cuma naik begituan aja takut.”
“Aku bukan takut cuman males aja naik begituan.”
“Gue nggak nerima penolakan, sekarang lo harus nurut sama gue.” Reynald menarik dengan paksa tangan miracle agar menuruti permintaannya untuk naik kora-kora, salah satu permaianan ekstrim yang bentuknya seperti perahu yang digoyangkan ke udara.
“Auh!” tiba-tiba saja miracle memegang perutnya yang terasa begitu sakit. Tangan yang tadi ditarik oleh reynald kini ia gunakan untuk menekan perutnya, berharap hal itu bisa meredakan rasa sakit di perutnya.
“Nggak usah cari alesan biar nggak naik itu deh. Gue yakin lo cuma pura-pura saja.” Awalnya Reynald khawatir, namun entah mengapa ia tiba-tiba saja ia berpikir jika Miracle hanya mencari alasan agar menolak permintaan Reynald.
Reynald kembali meraih tangan miracle untuk segera di bawa ke tempat mengambil tiket masuk wahana. Baru satu langkah tiba-tiba tubuh miracle jatuh tak sadar kan diri.
Miracle pingsan.
“Hey kok lo pingsan sih? Kalo pingsan inget tempat dong. Ra! Bangun dong.”
“Oke! Oke, gue nggak jadi ajak lo main kora-kora deh. Bangun dong.” Reynlad mulai panik dan bingung harus bagaimana.
“Mas itu neng nya kenapa kok pingsan ?” salah satu ibu-ibu yang peduli pada mereka.
“Nggak tau bu tiba-tiba pingsan.”
“Cepet di bawa ke rumah sakit aja mas, takut kenapa-kenapa nanti.”
“Iya bu, terimakasih sudah membantu bu.” Reynald segera mengangkat tubuh Miracle dengan bridgel style. Banyak pasang mata yang mengamati mereka berdua di sepanjang perjalanan.
Untung saja ia sempat pulang untuk mengganti motornya dengan mobil. Karena reynald takut kalau naik motor miracle bisa masuk angin, udara malam tidak baik untuk tubuh.
Reynald segera meletakan tubuh miracle di kursi penumpang depan, reynald segera masuk ke dalam mobil untuk segera memacu gas nya melesat ke rumah sakit.
Reynald tak henti-hentinya bergumam berharap miracle bisa segera sadar, ia juga tidak berhenti mengelus rambut miracle dengan kelembutan. Jujur ia tidak pernah merasa sekhawatir ini, ia tidak mau Miracle kenapa-kenapa. Meski ia tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan, yang terpenting saat ini ia tidak mau Mircle kenapaa-kenapa.
Cittt!!!
Reynald segera menekan rem nya karena di tengah jalan terdapat anak kucing yang hendak menyebarang. Untung saja ia melihatnya jika tidak mungkin saja kucing itu bisa mati.
“ Aduh.”
Suara itu tidak keluar dari mulut Reynald, Reynald menoleh kepalanya ke samping ke tempat Miracle berada. Perempuan itu kini sedang mengelus jidatnya yang terbentuk dashboard.
KAMU SEDANG MEMBACA
you are miracle
Teen FictionMiracle Yustina, perempuan yang memiliki semangat hidup yang tinggi demi menggapai cita-cita dan harapannya yang sudah ia gantung setinggi mungkin di cakrawala. kehidupan yang damai harus berubah dikala ia harus berurusan dengan seorang laki-laki y...