10. Miracle jatuh cinta

31 8 1
                                    

" Kapan Band kalian tampil Rey ?" Tanya Miracle ketika mereka tengah berjalan beriringan di sebuah taman. Layaknya seorang pembantu, kini Miracle juga sedang membawa tas milik majikannya itu. Bagaimana mau tinggi jika bahunya selalu di beri beban berat seberat hidup orang yang nulis cerita ini.

" Besok, di Brother's Café." Miracle hanya mengangguk mendegar jawaban tersebut.

" Tapi kan besok kamu harus bimbingan."

" kan gue tampilnya malem."

" Baguslah kalo begitu. Kamu masih bisa ikut bimbingan." Senyum Miracle mengembang melihat Reynald yang kini sudah menurut untuk di ajak bimbingan.

" Kata siapa? Gue kan butuh latihan, jadi siangnya gue harus latihan biar tampilnya maksimal." Kalimat itu sukses membuat Miracle ingin mencabut pikirannya tentang perubahan Reynald.

" hm.. aku jadi ngerasa gagal jadi pembimbing."

Reynald melirik perempuan yang sedang berjalan di sebelahnya. Ia merasa tidak tega melihat perempuan itu sedih, tapi ia tetaplah Reynald yang acuh, egois, dan tidak peka. Ia tetap berjalan dan menatap lurus ke depan.

" Lo emang nggak pantes jadi pembimbing."

" kayaknya omongan kamu lebih pedes deh dari Lionel." Miracle sungguh tidak kuat dengan omongan pedas yang meluncur bebas dari mulutnya.

" KYA !!!" Tiba-tiba Miracle terkejut ketika sesosok manusia dengan pakaian yang serba hitam melintas begitu cepat di semak- semak taman.

" ada apa ?" Reynald tentu terkejut melihat Miracle yang tiba-tiba terlonjak kaget.

" Ta..tadi aku liat orang yang pakaiannya serba hitam. Tadi...tadi lewat dari sana." Miracle mengadu pada Reynald apa yang tadi ia lihat dan menunjuk tempat dimana Miracle melihatnya.

Reynald langsung melihat ke tempat yang Miracle tunjuk. Namun di sana tidak ada apa-apa, yang ada hanya tanaman yang bergoyang karena terhempas oleh angin. Suasana taman itu juga sepi karena hari sudah sangat larut.

Apakah itu hantu? Reynald merasa tidak enak.

" nggak ada apa-apa di sana Mi." Reynald memberitahu pada Miracle bahwa disana tidak ada apa-apa.
Tubuh Miracle meringkuk ketakutan pada tubuh Reynald. Seolah-olah Reynald adalah penolongnya dan berada di dekat Reynald, Miracle merasa aman.

Reynald melihat wajah Miracle. Wajahnya kini pucat pasi khas orang yang sedang ketakutan. Tanpa ragu Renald langsung membawa Miracle ke dalam dekapanya.

" Tenang aja. Lo aman sama gue." Sebuah pernyataan yang dapat sedikit menenangkan pikiran Miracle.

Miracle mendongak menatap wajah Reynald, baru ia sadari jika Reynald memiliki mata coklat yang begitu menawan, kapan sih Reynald tidak menawan ?

" gue mau lo jadi pacar gue sekarang." Reynald mengungkapkan keinginannya yang terdengarsedikit memaksa.

Miracle tiba-tiba melepaskan tubuhnya dari dekapan Reynald.

" Ng... Reynald tap..."
Kaget! Miracle begitu kaget mendengar ucapan Reynald. Meski sebenarnya ia juga menaruh hati pada Reynald. Tapi ia tidak mau berharap terlalu tinggi, ia tau ia siapa dan ia tau Reynald siapa.

" nggak ada tapi-tapian. Gue nggak ngasih pertanyaan yang harus lo jawab. Tadi itu pernyataan yang harus lo terima."

" tapi aku nggak pantes sama kamu. A...aku kan cupu." Miracle hanya bisa menunduk.

" lo itu beda, lo selalu sabar ngadepin tingkah laku gue yang selalu bikin orang lain muak, lo nggak pernah dendam sama orang yang udah jahatin diri lo, lo selalu tegar meski seluruh dunia membuly lo.

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang