12. Fail

14 7 0
                                    

Sory typo bertebaran.

“Kalian semua pasti bisa, aku yakin itu.” Miracle berusaha memberi semangat untuk The BP, karena sebentar lagi mereka akan tampil.

“Iya iya ra, bosen gue dari tadi lo bilang semangat semangat mulu nggak ada abisnya.” Grey yang sedang mengelus gitar kesayangannya.

“aku juga bosen dari tadi liat muka kamu gitu gitu mulu.”

“emang muka gue kudu gimana.” Grey menunjukan muka abstraknya yang ditunjukan kepada teman-temannya. Hal itu mebuat gelak tawa menggema di penjuru ruangan.

Mereka semua sekarang ada di sebuah ruangan yang mereka jadikan tempat sebagai persiapan sebelum menunjukan tugasnya nanti. Di sana juga terdapat Miracle yang sengaja di ajak oleh Reynald.

Mereka semua sibuk dengan urusan mereka sendiri, seperti Grey yang sedang asik mengelus gitarnya berharap semoga gitarnya bisa di ajak kompromi di atas panggung nanti. Lionel yang sedang latihan dengan gitarnya. Frenki yang sedang bermain dengan stick drumnya, dan Reynald yang sedang asik dengan benda pipih di tangannya.

Hal itu membuat Miracle bingung harus melakukan apa, ia hanya duduk termenung. Matanya tiba-tiba tertuju pada kolong bawah meja. Di sana terdapat sebuah buku yang cukup tebal. Karena kebosanannya, tangan Miracle terjulur untuk mengambilnya.

Buku itu sudah ada di tangan Miracle. Ternyata itu adalah sebuah novel, betapa senangnya Miracle ketika dapat menemukan novel ditempat seperti ini. Kira-kira siapa yang suka membaca novel di tempat seperti ini, dan beraninya orang itu meninggalkan buku sebagus ini di sembarang tempat.

Tapi tidak apa apa sih, kalau orang itu tidak meninggalkannya Miracle pasti tidak bisa membacanya. Novel itu berjudul “Ther Melian” karya Shienny M.S. Di lihat dari cover buku ini sepertinya buku ini bergenre fiksi ilmiah. Meskipun Miracle merasa asing dengan penulisnya, tapi itu tidak membuat Miracle enggan membacanya.

“ Permisi, sekarang waktunya kalian tampil. Mohon kalian seera persiapkan diri.” Salah satu pelayan masuk dan memberi informasi mengenai waktu tampil mereka.
Baru saja Miracle hendak membaca halaman pertama tiba-tiba salah satu pelayan kafe masuk dan menghancurkan waktu Miracle untuk membaca buku yang ditemukannya itu.

Ia hanya memandang miris pada novel yang malang itu. Miracle sempat berfikir untuk membawa novel itu, tapi tidak! mencuri itu dosa.

“ Taro novel itu, ntar gue beliin yang baru.” Miracle menoleh ke samping mendapati wajah Reynald yang seperti pahatan itu.

“Kamu mau beliin aku novel? Seriusan?”

Belum juga Reynald menjawab, mereka langsung berdiri dan segera keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Miracle yang tengah duduk di tempat.

Pengunjung kafe sangat ramai, kafe ini memang di design sangat menarik. Anyak pengunjung yang dating untuk makan, tempat berkumpul bersama teman, atau hanya memesan secangkir kopi untuk mengerjakan tugas.

Miracle duduk di meja dekat panggung, ia juga memesan segelas milkshake dan sepiring red velvet.
Pertunjukan segera di mulai, Reynald dan kawan kawan sudah stand by di atas panggung. Semua pasang mata kini tertuju ke panggung.

“ selamat malam semuanya. Kami Black Pearl akan menemani malam kalian, sambil menyantap hidangan yang lezat dari kafe ini. Selamat menyaksikan dan semoga malam kalian menyenangkan.”

Riuh tepuk tangan menggema di ruangan tersebut. Tidak sedikit para pengunjung yang terpesona akan ketampanan mereka. Mereka juga menyukai suara Reynald saat memberi salam.

“ wahh mereka keren banget sih di panggung.”

“ itu yang jadi vocalis ganteng banget. Sisain buat aku satu.”

you are miracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang